Pada pasar tradisional banyak menjadi serbuan masyarakat karena harga barang-barang yang di jual relative lebih rendah dari pasar modern terutama untuk bidang sayur-sayuran. Di pasar tradisional banyak ditemukan penjualan makanan dan minuman tradisional. Seperti contonya getuk, cenil, roti goreng, arem-arem dan masih banyak lagi. Tak bisa kita menolak godaannya saat menemukannya mengingat kita telah akrab dengan makanannya selama ini. Namun terkadang ada beberapa produsen nakal yang membuat dagangannya bagus namun menggunakan bahan yang tidak diizinkan untuk produk makanan.
Pewarna tekstil sering digunakan sebagai zat tambahan makanan yang ditemukan dibeberapa pasar tradisional. Penyalahgunaan ini disebabkan karena harga pewarna tekstil lebih murah dan hasil warnannya lebih cerah. Jenis pewarna yang sering ditemukan adalah Rhodamin B untuk digunakan sebagai pewarnaa merah, dan methylen yellow ini digunakan sebagi warna kuning.
Bahan-bahan diatas tidak hanya ditemukan pada makanan tetapi juga minuman es. Sehingga menjadikan penampilan es begitu bagus dan cerah namun sangat berbahaya bagi kesehatan.
Belum selesai sampai disitu setelah pewarna tekstil ditemukan di makanan dan minuman, sekarang giliran pengawet dan pengenyal. Banyak kasus juga untuk masalah yang satu ini. Alasannya klasik harga bahannya murah dan mudah. Bahan yang digunakan sebagai pengawet dan pengenyalnya adalah formalin atau formaldehid yang biasa di gunakan untuk penyawet jenazah dan zat desinfektan, ternyata bahan ini digunakan pada makanan. Kemudian boraks atau bleng dalam bahasa pasarnya ini biasa digunakan dalam industri furniture sebagai bahan pengawet kayu namun malah di gunakan sebagai bahan pengenyal makanan.
Memang ekonomi menjadikan masyarakat dan produsen banyak menghalalkan segala cara untuk menjadikan bisnisnya untung besar walau taruhannya adalah kesehatan konsumennya.
Jadilah konsumen yang pintar agar tidak terjebak hal seperti ini.
artikel yang berkaitan :