Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Desember 2011

Definisi CRP



CRP merupakan sebuah komponen penting dari sistem imun, kumpulan protein yang dibuat oleh tubuh kita ketika berhadapan dengan infeksi atau trauma utama. CRP ditemukan sekitar 70 tahun yang lalu oleh para ilmuwan dengan menyelidiki respons inflammatory manusia. Akan tetapi, peranan yang dimiliki CRP dalam penyakit jantung baru ditemukan belakangan ini.

Setiap orang menghasilkan CRP, tetapi dengan jumlah berbeda tergantung pada beberapa faktor, termasuk faktor genetik dan faktor gaya hidup. Secara umum, orang yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, berat badan berlebih, dan tidak mampu aktif secara fisik cenderung memiliki kadar CRP yang tinggi, sedangkan orang yang kurus dan atletis cenderung memiliki kadar CRP yang rendah. Meski demikian, hampir setengah variasi kadar CRP antara setiap orang diwariskan sehingga menunjukkan kadar yang telah diwariskan orang tua dan kakek-nenek kepada anda melalui gen-gen yang mereka memiliki. Ini tidak mengherankan karena peranan fundamental yang dimiliki CRP dalam inflamasi, sebuah proses sangat penting untuk penyembuhan luka, untuk menghilangkan bakteri dan virus, dan untuk berbagai proses kunci yang penting bagi kelangsungan hidup. Penelitian selama 10 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa terlalu banyak inflamasi pada beberapa keadaan yang bisa memiliki efek berbahaya, khususnya pada pembuluh darah yang membawa oksigen dan gizi ke semua jaringan tubuh. Para ilmuwan sekarang ini memahami bahwa atherosklerosis (proses yang mengarah pada akumulasi kolesterol dalam pembuluh-pembuluh arteri) merupakan sebuah penyakit inflammatory pembuluh darah, seperti halnya arthritis yang merupakan penyakit inflammatory pada tulang dan sendi.

Banyak penelitian telah menemukan bahwa penanda darah yang mencerminkan proses inflammatory tersebut meningkat diantara orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung di masa mendatang. Inflamasi penting dalam semua fase penyakit jantung, termasuk inisiasi dini plak-plak atheroslekrotik dalam arteri, serta kerusakan akut plak-palk ini yang menghasilkan serangan jantung, dan terlalu sering, menghasilkan kematian tiba-tiba. Sampai baru-baru ini, penanda-penanda yang tersedia untuk inflamasi tidak cocok digunakan di ruang praktik dokter. Sebaliknya, CRP sangat stabil dan agak mudah untuk diukur.

Perbandingan CRP dengan “Faktor Risiko Terbaru” lainnya

CRP merupakan sebuah indikator risiko yang sangat kuat, khususnya ketika digabungkan dengan evaluasi kolesterol. Beberapa dokter memilih untuk mengukur CRP bersama dengan serangkaian faktor risiko “terbaru” yang mencakup homocystein dan lipoprotein(a). Sementara yang lainnya mengukur CRP bersama dengan tes-tes yang lebih mahal yang mengukur subfraksi kolesterol spesifik. Akan tetapi, dengan perbandingan langsung, nilai prediktif untuk CRP jauh lebih besar dibanding yang diamati untuk penanda-penanda risiko “terbaru” alternatif ini. Lebih lanjut, hanya CRP yang terbukti dapat menambah informasi prognostik yang penting terhadap informasi yang sebelumnya didapatkan dari screening kolesteorl standar.

Pada beberapa komunitas, teknik-teknik pencitraan termasuk “scan seluruh badan” yang mendeteksi kalsifikasi arteri-arteri jantung dan aorta telah didukung sebagai teknik-teknik screening. Meskipun keberadaan kalsifikasi benar-benar meningkatkan risiko kardiovaskular, scan-scan seperti ini tidak direkomendasikan oleh Asosiasi Jantung Amerika dan saat ini sangat mahal. Pertimbangan tambahan untuk teknik-teknik pencitraan ini adalah bahwa hasilnya sering disalahartikan oleh pasien dan dokter dan bisa mengarah pada intervensi koroner yang tidak seharusnya, termasuk angioplasty dan bedah bypass. Meskipun kadar CRP juga telah terbukti memberikan tambahan informasi prognostik pada semua kadar kalsium koroner, namun informasi ini harus digunakan utamanya untuk memotivasi orang-orang yang berisiko untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah jantung, bukan mencari prosedur jantung intervensional yang agresif.

Bagaimana CRP mempengaruhi diabetes dan sindrom metabolik?

Berbeda dengan kolesterol LDL, CRP memprediksikan bukan hanya penyakit jantung, tetapi juga risiko untuk mengalami diabetes tipe 2. Individu-individu yang memiliki kadar CRP lebih dari 3 mg/L memiliki risiko untuk mengalami diabetes 4 hingga 6 kali lebih besar dibanding individu yang memiliki kadar CRP lebih rendah. Sebagian hubungan antara penyakit jantung dan diabetes disebabkan oleh inflamasi, dan bagi banyak pasien inflamasi tersebut selanjutnya adalah hasil dari obesitas, khususnya “obesitas sentral” atau kecenderungan untuk memusatkan berat badan di sekitar perut. Ini karena sel-sel lemak atau “adiposit” menghasilkan protein-protein duta yang membangkitkan produksi CRP itu sendiri.

Sindrom metabolik merupakan sebuah kondisi yang diketahui menyebabkan pasien rentan terhadap diabetes dan penyakit jantung. Para dokter menganggap pasien memiliki sindrom metabolik jika dia memiliki sekurang-kurangnya 3 dari 5 kondisi berikut: kolesterol HDL rendah, obesitas sentral, trigliserida tinggi, kadar gula darah meningkat, dan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, sindrom metabolik juga mencakup beberapa kelainan yang tidak mudah diukur yang mencakup resistensi insulin dan masalah-masalah dengan pembekuan darah. Kadar CRP meningkat apabila jumlah komponen sindrom metabolik juga meningkat. Bahkan diantara orang-orang yang diketahui mengalami sindrom metabolik, kadar CRP memberikan tambahan informasi prognostik yang penting tentang risiko. Sehingga, banyak dokter sekarang ini juga mengukur CRP sebagai bagian dari proses penentuan sindrom metabolit. Praktik ini menjadi semakin umum diantara pada endokrionologis dan dokter-dokter lain yang tertarik dalam pencegahan diabetes serta penyakit jantung.


Bagaimana cara menginterpretasi hasil tes CRP?

Penginterpretasian hasil CRP cukup sederhana Semua lab harus melaporkan nilai kadar dalam satuan mg/L. Kadar CRP yang kurang dari 1 mg/L merupakan pertanda baik dan menunjukkan risiko kardiovaskular yang rendah secara keseluruhan. Kadar CRP antara 1 – 3 mg/L adalah tanda dari risiko sedang, sedangkan kadar CRP di atas 3 mg/L menunjukkan risiko vaskular yang meningkat.


Ada kemungkinan bahwa anda akan memiliki kadar CRP yang sangat tinggi (di atas 10 mg/L). Pada kasus tersebut, tes harus diulangi pada sekitar 2 hingga 3 pekan ketika karena kadar di atas 10 mg/L bisa menunjukkan adanya infeksi akut (inilah sebabnyak mengalami direkomendasikan agar evaluasi CRP dilakukan ketika anda merasa sehat-sehat saja). Jika pada pemeriksaan ulang kadar CRP tetap tinggi, maka anda sangat besar kemungkinannya termasuk kelompok yang berisiko tinggi.

Wanita postmenopausal yang menjalani terapi penggantian hormon oral (HRT) estrogen atau estrogen plus progesteron cenderungan memiliki kadar CRP yang meningkat. Para wanita dalam kelompok ini harus membahas manfaat relatif dan risiko relatif dari HRT karena penelitian-peneitian terbaru belum menunjukkan HRT dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Penghentian HRT oral akan mengurangi kadar CRP anda. Estrogen topikal dan modulator reseptor estrogen selektif (SERMS)kelihatannya tidak meningkatkan kadar CRP.

Kadar CRP cukup mirip pada pria dan wanita. CRP rata-rata pada orang Amerika paruh-baya adalah sekitar 1,5 mg/L. Sekitar 25% dari populasi Amerika Serikat memiliki kadar CRP yang lebih besar dari 3 mg/L, batas awal untuk risiko tinggi.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Jumat, 30 Desember 2011

Protein C-Reaktif membantu mempredikdi resiko serangan jantung dan stroke

Protein C-Reaktif membantu mempredikdi resiko serangan jantung dan stroke

Dari 1,5 juta serangan jantung dan 600.000 stroke yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahun, hampir setengahnya akan mengenai pria dan wanita sehat dengan kadar kolesterol yang normal atau bahkan rendah. Usia lanjut, merokok, diabetes, dan tekanan darah tinggi semuanya berkontribusi bagi risiko serangan jantung. Akan tetapi, anda mungkin memiliki anggota keluarga atau teman yang menderita serangan jantung meskipun hanya sedikit memiliki faktor-faktor risiko yang lazim ini atau bahkan tidak ada risiko semacam ini.

Dalam upaya untuk menentukan risiko serangan jantung secara lebih baik dan mencegah kejadian-kejadian klinis, banyak dokter telah mulai menjadikan pengukuran protein C-reaktif (CRP) sebagai sebuah bagian rutin dari penilaian risiko global. Pendekatan yang sederhana dan murah ini untuk pemeriksaan penyakit jantung baru-baru ini telah dibolehkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan oleh Asosiasi Jantung Amerika. Jika diukur dengan uji CRP “sensitifitas tinggi” baru, kadar CRP yang kurang dari 1, 1 sampai 3, dan lebih dari 3 mg/L dapat membedakan antara individu dengan risiko rendah, sedang, dan tinggi untuk mengalami serangan jantung dan stroke di masa mendatang. Akan tetapi, uji CRP bukanlah pengganti untuk pemeriksaan. Justru, tes CRP harus digunakan bersama dengan kolesterol dan faktor-faktor risiko lazim lainnya untuk menentukan risiko individu. Bukti juga menunjukkan bahwa individu dengan kadar CRP tinggi berisiko untuk mengalami diabetes. Disini dijelaskan kegunaan klinis dari CRP dan menganjurkan metode-metode untuk pencegahan penyakit jantung bagi pasien-pasien yang ditemukan memiliki kadar CRP meningkat.

Definisi CRP

CRP merupakan sebuah komponen penting dari sistem imun, kumpulan protein yang dibuat oleh tubuh kita ketika berhadapan dengan infeksi atau trauma utama. CRP ditemukan sekitar 70 tahun yang lalu oleh para ilmuwan dengan menyelidiki respons inflammatory manusia. Akan tetapi, peranan yang dimiliki CRP dalam penyakit jantung baru ditemukan belakangan ini.

Setiap orang menghasilkan CRP, tetapi dengan jumlah berbeda tergantung pada beberapa faktor, termasuk faktor genetik dan faktor gaya hidup. Secara umum, orang yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, berat badan berlebih, dan tidak mampu aktif secara fisik cenderung memiliki kadar CRP yang tinggi, sedangkan orang yang kurus dan atletis cenderung memiliki kadar CRP yang rendah. Meski demikian, hampir setengah variasi kadar CRP antara setiap orang diwariskan sehingga menunjukkan kadar yang telah diwariskan orang tua dan kakek-nenek kepada anda melalui gen-gen yang mereka memiliki. Ini tidak mengherankan karena peranan fundamental yang dimiliki CRP dalam inflamasi, sebuah proses sangat penting untuk penyembuhan luka, untuk menghilangkan bakteri dan virus, dan untuk berbagai proses kunci yang penting bagi kelangsungan hidup. Penelitian selama 10 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa terlalu banyak inflamasi pada beberapa keadaan yang bisa memiliki efek berbahaya, khususnya pada pembuluh darah yang membawa oksigen dan gizi ke semua jaringan tubuh. Para ilmuwan sekarang ini memahami bahwa atherosklerosis (proses yang mengarah pada akumulasi kolesterol dalam pembuluh-pembuluh arteri) merupakan sebuah penyakit inflammatory pembuluh darah, seperti halnya arthritis yang merupakan penyakit inflammatory pada tulang dan sendi.

Banyak penelitian telah menemukan bahwa penanda darah yang mencerminkan proses inflammatory tersebut meningkat diantara orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung di masa mendatang. Inflamasi penting dalam semua fase penyakit jantung, termasuk inisiasi dini plak-plak atheroslekrotik dalam arteri, serta kerusakan akut plak-palk ini yang menghasilkan serangan jantung, dan terlalu sering, menghasilkan kematian tiba-tiba. Sampai baru-baru ini, penanda-penanda yang tersedia untuk inflamasi tidak cocok digunakan di ruang praktik dokter. Sebaliknya, CRP sangat stabil dan agak mudah untuk diukur.

CRP dan Risiko Penyakit Kardiovaksular

Lebih dari 12 penelitian besar menunjukkan bahwa kadar normal CRP pada pria dan wanita sehat sangat berkaitan dengan risiko serangan jantung, stroke, kematian tiba-tiba akibat jantung, dan perkembangan penyakit arteri perifer di masa mendatang. Para dokter juga mengetahui bahwa kadar CRP dapat memprediksikan kejadian-kejadian koroner rekuren diantara pasien-pasien yang sebelumnya mengalami penyakit jantung dan dengan demikian prognosis pasien dalam fase akut sebuah serangan jantung terkait erat dengan kadar CRP. Akan tetapi, penggunaan CRP yang paling penting sekarang ini adalah dalam pencegahan primer, yakni, dalam pendeteksian risiko tinggi diantara orang-orang yang belum diketahui memiliki sebuah penyakit.

Orang-orang yang memiliki kadar CRP meningkat memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi dibanding risiko mereka yang memiliki kadar rendah. Penting agar dokter melakukan uji “sensitifitas tinggi” untuk CRP jika dia menggunakan CRP untuk tujuan penilaian risiko kradiovaskular. Ini karena tes yang lama untuk CRP, yang memadai untuk pemantauan kondisi inflammatory parah, tidak memiliki kemampuan untuk mengukur kadar secara akurat dalam rentang yang diperlukan untuk pendeteksian risiko kardiak. Untuk mengingatkan dokter tentang isu ini, banyak laboratorium pasien rawat jalan yang sekarang ini secara spesifik mencermati format permintaan lab bahwa tes yang ditawarkan adalah untuk “CRP sensitifitas tinggi” atau “hs-CRP”. Seperti tes kolesterol, tes untuk hs-CP tidak lebih dari sebuah tes darah yang sederhana dan murah. Cara paling mudah untuk menilai risiko secara keseluruhan adalah dengan menambahkan evaluasi CRP pada saat screening kolesterol dilakukan.

Mengapa CRP dan Kolesterol keduanya perlu diukur?

Kolesterol dan CRP keduanya memprediksikan risiko, tetapi anda tidak dapat memprediksikan kadar CRP anda berdasarkan kadar kolesterol saja (atau sebaliknya). Ini karena tes-tes ini mengambil komponen berbeda dari proses penyakit. Efek independen dan tambahan ini ditunjukkan pada Gambar 1, yang menunjukkan kelangsungan hidup bebas kejadian kardiovaskular untuk orang-orang yang pada awalnya sehat menurut kadar CRP dan apa yang disebut “kolesterol buruk” atau kolesterol LDL. Seperti ditunjukkan, kelangsungan hidup terburuk (risiko tertinggi) diamati diantara mereka yang memiliki kadar tinggi untuk LDL dan CRP, sedangkan kelangsungan hidup terbaik (risiko terendah) ditemukan diantara mereka yang memiliki kadar rendah dari kedua penanda ini. Akan tetapi, satu diantara empat orang akan berada pada kelompok CRP tinggi/LDL rendah. Orang-orang seperti ini berisiko lebih besar dibanding orang-orang dalam kategori CRP rendah/LDL tinggi. Tanpa evaluasi CRP, orang-orang seperti ini akan tidak teridentifikasi jika dokter semata-mata hanya bergantung pada screening kolesterol saja.

Penting untuk diketahui bahwa kadar kolesterol LDL yang tinggi tetap menjadi faktor risiko yang penting dan sehingga pengurangan kolesterol LDL secara agresif merupakan sebuah tujuan pokok dari pencegahan penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, seperti ditunjukkan pada Gambar 2, CRP sebenarnya merupakan indikator yang lebih kuat untuk penyakit dan stroke dibanding dengan kolesterol LDL (secara keseluruhan). Sehingga, rekomendasi-rekomendasi praktik yang ada sekarang ini adalah mengukur kadar kolesterol dan CRP secara bersama-sama dan mendasarkan intervensi pada informasi gabungan yang diberikan oleh masing-masing pengukuran (lihat berikut dan Gambar 3).

Dengan banyak cara, sebuah keputusan untuk menguji CRP cukup mirip dengan keputusan untuk menguji kolesterol; pengetahuan tentang kadar yang tinggi harus memotivasi anda untuk menurunkan berat badan, melakukan diet, berolahraga, dan berhenti merokok. Semua perubahan gaya hidup ini diketahui dapat mengurangi risiko untuk mendapatkan penyakit jantung, dan semuanya mengurangi kadar CRP.


Apakah CRP spesifik untuk penyakit kradiovaskular?

Karena CRP merupakan sebuah “pereaksi fase-akut” dan meningkat selama trauma besar dan infeksi, beberapa dokter telah khawatir bahwa pengujian CRP bisa terlalu tidak spesifik untuk penggunaan klinis. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa CRP, ketika diukur dengan uji sensitifitas tinggi pada individu-individu yang stabil, agak spesifik untuk prediksi kejadian-kejadian kardiovaskular di masa mendatang. Pada salah satu penelitian terbaru, kadar CRP yang meningkat terkait dengan peningkatan mortalitas kardiovaskular 8 kali lipat, tetapi tidak memiliki nilai prediktif untuk kematian akibat penyebab lain. Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa kadar CRP memprediksikan serangan jantung dan stroke, tetapi tidak memprediksikan kanker dan gangguan-gangguan utama lainnya. Sehingga, kadar CRP yang meningkat terus menerus merupakan tanda dari risiko penyakit jantung dan tanda atherosklerosis cepat yang mengenai orang-orang dengan diabetes.

Pada usia berapa seseorang harus diperiksa kadar CRP nya?

Kali pertama untuk mempertimbangkan pemeriksaan CRP adalah kemungkinan pada usia pertengahan 30an, usia sama dimana kebanyakan dokter memeriksa kadar kolesterol. Ada bukti yang mendukung bahwa kadar CRP pada usia belasan tahun dan 20an merupakan kadar yang sangat prediktif untuk kehidupan di masa-masa mendatang. Kadar CRP yang meningkat memprediksikan risiko selama 30 hingga 40 tahun yang akan datang. Ini merupakan berita baik dari sudut pandang pencegahan karena banyak waktu yang tersedia untuk melakukan perubahan-perubahan gaya hidup dan, jika perlu, melakukan intervensi-intervensi farmakologi untuk mencegah serangan jantung dan stroke pertama.

Berbeda dengan pengujian kolesterol, evaluasi CRP tidak mengharuskan anda berpuasa dan bisa dilakukan kapanpun dalam seharian.


Siapa yang harus diperiksa kadar CRP nya?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Asosiasi Jantung Amerika menyarnakan agar evaluasi CRP dipertimbangkan sebagai bagian dari prediksi risiko global keseluruhan untuk orang-orang yang mengkhawatirkan risiko vaksular. Tes ini sangat besar kemungkinannya memiliki pemanfaatan terbesar diantara mereka yang mengalami risiko “sedang” dimana informasi prognostik tambahan emungkinan merubah perkiraan risiko keseluruhan dan memotivasi perubahan gaya hidup. Untuk efisiensi praktik klinis dan untuk menghindari pengambilan darah yang tidak perlu, banyak dokter yang hanya menjadikan tes CRP sebagai tes tambahan bagi evaluasi kolesterol yang sudah menjadi standar. Tes CRP tidak dianggap sebagai hal yang wajib tetapi justru harus dilakukan sesuai dengan kebijaksanaan dokter.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Asosiasi Jantung Amerika juga mendukung penggunaan evaluasi CRP untuk mereka yang memiliki riwayat serangan jantung sebelumnya dan diantara mereka yang dirujuk ke rumah sakit akibat sindrom penyakit jantung akut. Dalam setting Ruang Darurat, pasien yang datang dengan sindrom nyeri dada juga bisa mengalami pemeriksaan kadar CRP untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi untuk mengalami penyakit koroner

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Kamis, 29 Desember 2011

Factor reumatoid


Faktor reumatoid (rheumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. Karena penderita juga mengandung IgG dalam serum, maka RF termasuk autoantibodi. Faktor penyebab timbulnya RF ini belum diketahui pasti, walaupun aktivasi komplemen akibat adanya interaksi RF dengan IgG memegang peranan yang penting pada rheumatoid arthritis, (RA) dan penyakit-penyakit lain dengan RF positif. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA.


RF positif ditemukan pada 80% penderita rheumatoid arthritis.
Kadar RF yang sangat tinggi menandakan prognosis yang buruk dengan kelainan sendi yang berat dan kemungkinan komplikasi sistemik.

RF sering dijumpai pada penyakit autoimun lain, seperti LE, scleroderma, dermatomiositis, tetapi kadarnya biasanya lebih rendah dibanding kadar RF pada rematik arthritis. Kadar RF yang rendah juga dijumpai pada penyakit non-imunologis dan orang tua (di atas 65 tahun).

Uji RF tidak digunakan untuk pemantauan pengobatan karena hasil tes sering dijumpai tetap positif, walaupun telah terjadi pemulihan klinis. Selain itu, diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk peningkatan titer yang signifikan.
Untuk diagnosis dan evaluasi RA sering digunakan tes CRP dan ANA.

Uji RF untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan metode latex aglutinasi atau nephelometry.


Nilai Rujukan

DEWASA : penyakit inflamasi kronis; 1/20-1/80 positif untuk keadaan rheumatoid arthritis dan penyakit lain; > 1/80 positif untuk rheumatoid arthritis.

ANAK : biasanya tidak dilakukan

LANSIA : sedikit meningkat

*Nilai rujukan mungkin bisa berbeda untuk tiap laboratorium, tergantung metode yang digunakan.


Masalah Klinis

PENINGKATAN KADAR : rematik arthritis, LE, dermatomiositis, scleroderma, mononucleosis infeksiosa, leukemia, tuberculosis, sarkoidosis, sirosis hati, hepatitis, sifilis, infeksi kronis, lansia.


Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

  • Hasil uji RF sering tetap didapati positif, tanpa terpengaruh apakah telah terjadi pemulihan klinis.
  • Hasil uji RF bisa positif pada berbagai masalah klinis, seperti penyakit kolagen, kanker, sirosis hati.
  • Lansia dapat mengalami peningkatan titer RF, tanpa menderita penyakit apapun.
  • Akibat keanekaragaman dalam sensitivitas dan spesifisitas uji skrining ini, temuan positif harus diinterpretasikan berdasarkan bukti yang terdapat dalam status klinis pasien.
Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Rabu, 28 Desember 2011

ORDO PHTHIRAPTERA (TRUE LICE)


Ordo Phthiraptera ini dibagi ke dalam dua sub ordo penting, yaitu Anoplura (kutu penghisapt) dan Mallophaga (kutu penggigit). Kutu atau tuma adalah nama yang diberikan pada serangga parasit. Kutu merupakan serangga yang berukuran kecil, yaitu berukuran mulai dari 1mm–10 mm, mengalami metamorfosis bertahap/tidak sempurna (hemimetabola), tipe mulut untuk menusuk, menghisap, atau mengunyah dan tidak bersayap. Anggota dari spesies ordo ini ditemukan sebagai parasit pada manusia dan hewan.

Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:

  1. Telur
  2. Nympha, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.
  3. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan.

  • Sub Ordo: Anoplura (tuma/kutu)

Dalam ordo ini yang paling penting dalam bidang medis adalah spesies Pediculus humanus dan Phthirus pubis, dimana P. humanus lebih penting. Anoplura memakan darah induk-semang mereka. Bagian-bagian mulut kutu penghisap terdiri dari 3 stilet penusuk yang secara normal ditarik masuk kedalam satu kantung stilet didalam kepala.

Bagian-bagian mulut sangat khusus dan sulit untuk menghomologkan dengan serangga-serangga penghisap lainnya. Terdapat satu rostrum yang pendek pada ujung anterior kepala dari tempat itu tiga stilet penusuk dijulurkan. Rostrum tersebut dapat disembulkan dan dilengkapi di bagian dalam oleh geligi kecil yang melengkung. Stilet-stilet tersebut kira-kira sama panjangnya dengan kepala, dan bila tidak dipakai ditari ke dalam satu struktur seperti kantung yang panjang yang terletek di bawah saluran pencernaan. Stilet dorsal merupakan maxila yang bersatu, tepi-tepinya melengkung ke atas dan ke dalam membentuk suatu buluh yang bertindak sebagai saluran makanan. Stilet tengah sangat ramping dan mengandung saluran air liur. Stilet ventral adalah organ penusuk yang utama yang bentuknya seperti talang. Bila seekor anoplura makan, stilet-stilet disembulkan melalui sebuah rostrum di bagian depan kepala.

Ordo Anoplura telah diketahui sekitar 100 spesies serangga yang berperan sebagai parasit pada manusia. Kutu yang paling dikenal yang berparasit pada manusia ada tiga spesies, yaitu :

  1. Pediculus humanus capitis
  2. Pediculus humanus humanus
  3. Phthirus pubis

Genus Pediculus

Ada 2 sub spesies dari Pediculus humanus, yaitu Pediculus humanus humanus dan Pedculus humanus capitis. Dimana kedua sub spesies ini sulit dibedakan secara morfologi dan kebanyakan orang menyebutnya sebagai penyebab “dandruf” Ada dua sub spesies lain yaitu P. humanus corporis dan P. humanus vestimenti, tetapi keduanya tidak begitu penting.

Walaupun sulit dibedakan secara morfologi kedua sub spesies ini dibedakan menurut daerah infestasinya yaitu : yang menyerang badan adalah P. humanus humanus dan yang menyerang kepala adalah P. humanus capitis. Keduanya dapat kawin silang, tetapi anaknya bersifat infertil.

Pediculus humanus corporis (Kutu Badan)

  • Klasifikasi

Kingdom Animalia

Phylum Arthropoda

Classis Insecta

Ordo Phthiraptera

Subordo Anoplura

Family Pediculidae

Genus Pediculus

Spesies P. Humanus corporis

Pediculus humanus corporis, adalah spesies penting yang menyebabkan penyakit pada manusia terutama di daerah dingin yaitu: Epidemic (louse borne) typhus, trench fever dan relapsing fever.

Diperkirakan kutu badan adalah kutu kepala yang turun kebawah. Kutu badan berukuran jantan 2-3mm dan betina 2-3 mm, banyak terdapat didaerah dingin, sedagkan di daerah tropis kebanyakan kutu kepala. Kutu badan adalah merupakan vektor penyakit tiphus yang hanya terjadi di daerah dingin, karena kutu badan adalah satu-satunya vektor. Tetapi kutu kepala dapat merupakan hospes cadangan untuk organisme tiphus dan berpotensi untuk menularkannya. Kutu badan adalah kutu yang “aneh” karena hidupnya pada baju (di daerah dingin orang memakai baju rangkap lebih dari 2 dan lama tidak dicuci karena orang jarang berkeringat), apabila hawa dingin maka dia bergerak ke tubuh hospes, jadi biasanya kutu ini tinggal di pakaian lapis pertama.

Telur kutu badan diletakkan pada serat baju dan menetas sekitar 1 minggu kemudian, segera membentuk nynpa dan akan menjadi dewasa bila dekat dengan badan hospes. Apabila baju tidak dipakai beberapa hari maka kutu akan mati.

Pediculus humanus capitis (Kutu Rambut)

  • Klasifikasi

Kingdom Animalia

Phylum Arthropoda

Classis Insecta

Ordo Phthiraptera

Subordo Anoplura

Family Pediculidae

Genus Pediculus

Spesies P. Humanus capitis

Kutu kepala/rambut cenderung lebih kecil dari kutu badan, dengan ukuran 1-1,5 mm yang jantan dan yang betina 1,8-2,0 mm. Kutu rambut kepala betina dewasa dapat menghasilkan telur hingga 300 butir selama hidupnya. Telur berbentuk oval berwarna putih dan biasa disebut ”lisa”. Ukuran telur 0,8x0,3 mm, dimana telur ini melekat pada rambut. Biasanya kutu ini menyerang bagian belakang leher dan belakang telinga. Mereka mudah ditularkan dengan bersinggungan kepala, walaupun dalam kondisi rambut yang bersih. Kasus ini sering terjadi diantara anak sekolah dan infestasi yang berat terjadi pada kondisi yang padat (anak sekolah berkumpul) dan sanitasi yang kurang baik.

Secara umum infestasi kutu (kepala/badan) bukan suatu penyakit yang menakutkan, tetapi gigitan kutu ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, timbul papula kecil merah dan dapat berkembang menajadi timbulnya eksudat. Terjadi rasa gatal (pruritus) dan menyebabkan kerak yang akan berkembang menjadi dermatitis dan terjadi infeksi sekunder. Gejala terjadi berhari-hari bergantung pada kepekaan individu. Bilamana kutu kepala tidak diobati, rambut akan lengket satu dengan lainnya (gimbal) karena eksudat, jamur akan tumbuh dan berbau tidak enak. Kondisi tersebut dinamakan “plica polonica”, dimana sejumlah besar kutu ditemukan dibawah rambut yang laengket tersebut.

Kutu merebak dengan sentuhan dari satu kepala manusia pada kepala manusia lain. Kutu bergerak sepanjang rambut dari kepala orang yang mempunyai kutu ke rambutorang lain. Kutu tidak dapat terbang atau meloncat dan tidak merangkak pada perabot atau antara tempat duduk mobil. Kutu tidak dapat hidup di luar kepala manusia lebih dari beberapa jam.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Selasa, 27 Desember 2011

Siapa yang beresiko terserang RA ?



Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya RA. Walaupun penyebabnya belum diketahui, genetik (faktor keturunan) bisa menjadi faktor yang sangat penting. Penelitian telah menunjukkan bahwa gen-gen tertentu yang mengatur sistem imun berperan dalam menentukan siapa kira-kira akan terserang RA. Namun demikian tidak semua orang yang menderita RA mempunyai gen spesifik ini, dan ada juga orang yang diketahui mempunyai gen spesifik ini tidak pernah terserang RA.
Faktor lingkungan juga berkontribusi dalam terjadinya RA. Peneliti berspekulasi bahwa RA dapat saja dipicu oleh infeksi (kemungkinan virus atau bakteri) pada orang-orang yang tidak mempunyai penyebab genetik, tetapi bukti-bukti yang kuat mengenai hal ini belum ada.

Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk, dan wanita 2-3 kali lebih sering dibandingkan pria.
Biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun.

Penyebab Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun.

Gejala Artritis rematoid bisa muncul secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan.
Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu sendi pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradang.


Yang pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki.
Sendi yang meradang biasanya menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama pada saat bangun tidur atau setelah lama tidak melakukan aktivitas.

Beberapa penderita merasa lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari.

Sendi yang terkena akan membesar dan segera terjadi kelainan bentuk.
Sendi bisa terhenti dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya.
Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.
Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan karpal.

Di belakang lutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah.

Sekitar 30-40% penderita memiliki benjolan keras (nodul) tepat dibawah kulit, yang biasanya terletak di daerah sekitar timbulnya penyakit ini.

Bisa terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang menyebabkan kerusakan saraf atau luka (ulkus) di tungkai.
Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditis) atau peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru bisa menyebabkan nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung.
Penderita lainnya menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening, sindroma Sjögren atau peradangan mata.

Penyakit Still merupakan variasi dari artritis rematoid dimana yang pertama muncul adalah deman tinggi dan gejala umum lainnya.

Sindroma Felty terjadi jika pada penderita artritis rematoid ditemukan pembesaran limpa dan penurunan jumlah sel darah putih.

Diagnosa Membedakan artritis rematoid dari berbagai keadaan lainnya yang bisa menyebabkan artritis, tidaklah mudah.
Keadaan-keadaaan yang menyerupai artritis rematoid adalah:
- Demam rematik
- Artritis gonokokal
- Penyakit Lyme
- Sindroma Reiter
- Artritis psoriatik
- Spondilitis ankilosing
- Gout
- Pseudogout
- Osteoartritis.

Pola gejalanya sangat khas, tetapi untuk memperkuat diagnosis perlu dilakukan:

  1. Pemeriksaan darah
    - 9 dari 10 penderita memiliki laju endap eritrosit yang meningkat
    - sebagian besar menderita anemia
    - kadang jumlah sel darah putih berkurang
    - 7 dari 10 penderita memiliki antibodi yang disebut faktor rematoid; biasanya semakin tinggi kadar faktor rematoid dalam darah, maka semakin berat penyakitnya dan semakin jelek prognosisnya. Kadar antibodi ini bisa menurun jika peradangan sendi berkurang dan akan meningkat jika terjadi serangan.
  2. Pemeriksaan cairan sendi.
  3. Biopsi nodul.
  4. Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan khas pada sendi.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Senin, 26 Desember 2011

Rheumatoid Arthritis




Apakah Rhumatoid artritis itu ?

RA adalah penyakit autoimun yang progresif, ditandai dengan adanya inflamasi pada sendi. Inflamasi ini menyebabkan hilangnya bentuk dan fungsi dari sendi, sehingga mengakibatkan nyeri, kaku dan bengkak, yang mengarah pada terjadinya kerusakan dan kehilangan fungsi sendi yang permanen. Ciri khusus dari RA adalah kemerahan, kaku, nyeri dan terbatasnya gerakan pada sendi di tangan, kaki, siku, lutut dan leher. Pada kasus yang lebih berat, RA dapat menyerang mata, paru-paru, atau pembuluh darah. RA juga memperpendek harapan hidup dengan menyerang sistem organ .

RA adalah bentuk penyakit autoimmun yang paling sering dijumpai dan diderita oleh lebih dari 6 juta orang di seluruh dunia.

Berapa angka mortalitas (kematian) dari orang-orang yang menderita RA ?

Angka mortalitas RA sangat bervariasi. Berdasarkan data dari AAF (American Arthritis Foundation), angka mortalitas pada penderita RA dua kali lipat dibanding populasi umum.

Bagaimana membedakan RA dari penyakit radang sendi lain seperti osteoartitis (OA) ?

Baik RA maupun OA, keduanya menyebabkan terjadinya radang sendi sehingga mengakibatkan nyeri (hebat), kaku, kerusakan jaringan sendi dan hilangnya fungsi. Pada dasarnya RA sangat berbeda dengan OA, RA adalah penyakit autoimun, artinya, sistem imun tubuh menyerang jaringan sehat sehingga mengakibatkan rusaknya sendi, inflamasi kronik yang ditambah dengan rusaknya organ-organ lain dan sistem organ. RA cenderung muncul pada usia yang lebih muda, dan tidak terbatas pada sendi-sendi penyangga (berat) tubuh.

Sebaliknya pada OA, rusaknya sendi dikarenakan oleh penggunaan dan usia, OA biasanya menyerang sendi penyangga (berat) tubuh, tidak menyerang organ-organ lain, dan biasanya berkaitan dengan bertambahnya usia.

Apa gejala dari RA ?

Gejala dari RA termasuk kaku sendi, nyeri dan terbatasnya gerakan sendi. Ketika muncul gambaran tertentu pada sendi-sendi kecil di tangan dan kaki, umumnya para ahli reumatologi akan mengatakan bahwa gejala ini adalah ciri khas dari RA. Kaku sendi dan nyeri biasanya memburuk pada pagi hari dan pada beberapa kasus dapat terjadi sepanjang hari. RA dapat berdampak serius pada aktivitas normal sehari-hari.

Gejala lain yang dapat timbul pada RA, termasuk hilangnya nafsu makan, lesu, demam, anemia dan bengkak pada jaringan di bawah kulit yang dikenal sebagai “nodul reumatoid”. Selain menyerang tangan dan kaki, RA juga menyerang pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, lutut dan leher, biasanya menyerang kedua sisi dari tubuh (simteris, kiri dan kanan) pada waktu yang bersamaan. Pada kasus yang lebih berat, RA juga dapat menyerang mata, paru-paru atau pembuluh darah.

Siapa saja yang menderita RA ?

RA menyerang 0,5 – 1% populasi global. Penyakit ini dapat muncul pada segala usia, tapi lebih banyak pada orang-orang yang berusia antara 40 – 60. RA 3 kali lebih banyak menyerang wanita dibanding pria.

Apa penyebab terjadinya RA ?

Penyebab pasti dari RA belum diketahui, tapi berdasarkan sifat-sifat alami dari penyakit, RA digolongkan sebagai penyakit autoimun.
Hal ini karena terjadinya gangguan pada fungsi normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun menyerang jaringan sehat. Meski mekanisme pasti yang menjadi dasar terjadinya kerusakan akibat RA belum diketahui, penelitian yang lebih maju telah menemukan faktor penting yang menyebakan terjadinya inflamasi, dan memberikan pengertian yang lebih baik terhadap faktor pencetus yang menjadi penyebab RA. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas sel B sangat penting pada proses penyakit RA.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Minggu, 25 Desember 2011

Pemeriksaan Diagnostik Rematoid Artritis



• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Sabtu, 24 Desember 2011

Rematoid Artritis


Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.

Anatomi dan Fisiologi

Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan persendian.

a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
• Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
• Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
• Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )
• Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).
• Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya:
• Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular )
• Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
• Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.
• Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
• Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)

b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
• Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
• Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.
• Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.

c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.

d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam.

g. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.

h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
• Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
• Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
• Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)
Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua
Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua.
Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.
Perubahan fisiologis yang umum adalah:
• Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua.
• Lebar bahu menurun.
• Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Jumat, 23 Desember 2011

PENCEGAHAN AGAR TIDAK KUTUAN


Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit. 8
Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala.

Periksalah setiap orang yang berada didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut.

Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F( 54oC) , alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.
Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.

Kamis, 22 Desember 2011

Macam-Macam Pengobatan kutuan

Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir serit atau dengan pemakaian insektisida golongan klorin (Benzen heksa klorida). Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan rambut kepala. Pada pemeriksaan teknik yang digunakan yaitu pemeriksaan langsung. Teknik ini merupakan paling mudah dikerjakan dan waktu yang dibutuhkan sedikit. Keuntungan lain yang tidak menggunakan reagen yang merusak parasit dan reagen yang digunakan sedikit. Formalin berfungsi untuk mematikan parasit.

Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut):

Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis, shampo rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut).

Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok dengan salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 – 5 gram dari campuran tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata juga berhasil (Brown.H.W, 1983).

Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada rambut dan kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.

Kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan baik kepada orang tua maupun para siswa sendiri. Pengobatan juga harus dilakukan jika siswa sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa gatal-gatal di kepala.

1.Pedikulosid


a. Permethrin(1%)
Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut. Awalnya rambut dicuci dengan shampoo nonconditioner kemudian dikeringkan dengan handuk. Lalu diberikan Permethrin 1% cream rinse selama 10 menit kemudian dibilas. Hal ini diperkirakan dapat membasmi sekitar 20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan agar pemakaiannya diulang apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya. Permethrin mempunyai keuntungan efek toksin yang rendah dan pengobatannya cepat.


b. Pyrethrin
Pyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum. Pyrethrin yang dikombinasi dengan piperonyl butoxide adalah neurotoksik untuk kutu tetapi kurang toksik terhadap manusia. Produk ini seperti shampoo dimana diberikan pada rambut yang kering dan didiamkan selama 10 menit sebelum dibilas. Penggunaan dapat diulang 7-10 hari kemudian untuk membasmi kutu kepala yang baru.


c. Malathion
Obat malathion organophosphate adalah suatu penghambat cholinesterase dan telah digunakan selama 20 tahun untuk pengobatan kutu kepala9. Malathion 0,5% atau 1% yang digunakan dalam bentuk losio atau spray. Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.


d. Lindane(1%)
Lindane adalah organochloride yang mempunyai efek toksik terhadap CNS (Central Nervous System) apabila penggunaannya tidak benar. Penggunaannya seperti shampoo dan dapat didiamkan kurang lebih selama 10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari. Dalam beberapa tahun kasus resisten pernah dilaporkan diseluruh dunia. Oleh karena adanya efek toksik terhadap CNS yang dapat menyebabkan serangan dan kematian,sehingga penggunaan lindane terhadap pasien harus dibatasi.


e. Krotamiton(10%)
Krotamiton 10% dalam bentuk losion digunakan untuk terapi skabies, dan beberapa penelitian menunjukkan krotamiton 10% juga efektif untuk kutu kepala dimana diberikan ke kulit kepala dan didiamkan selama 24 jam sebelum dibilas. Aman untuk anak, dewasa, dan wanita hamil.


f. Ivermectin oral
Ivermectin adalah suatu agen antiparasitik yang efektif untuk kutu kepala.
Ivermectin diberikan dengan dosis tunggal secara oral 200 mikrogram/oral dengan dosis pemberian 2 kali setelah 7-10 hari. Ivermectin tidak boleh diberikan ke anak yang berat badannya kurang dari 15 kg. Penggunaaan Ivermectine oral belum diakui oleh FDA ( Food and Drug Administration ) sebagai pedikulosid.


g. Trimethoprim-sulfamethoxazole oral
Antibiotik ini biasa juga disebut cotrimoxazole digunakan dalam dosis otitis media, sama efektif pemberiannya untuk kutu kepala. Antibiotik ini dapat membasmi simbiosis bakteri dalam gerak kutu atau berhubungan langsung dengan efek toksik dari kutu. Penggunaan Trimethoprim-sulfamethoxazole belum diakui sebagai pedikulosid oleh FDA (Food and Drug Administration).

2. Pengobatan Lingkungan
a. Desinfeksi semua perhiasan kepala, syal, mantel, handuk, dan seprei dengan mesin cuci dalam air panas, kemudian keringkan dengan menggunakan panas. Selain itu benda yang akan dibersihkan dapat dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik, disemprot dengan pedikulosid lalu disimpan 2-4 minggu. Sisir dan sikat harus direndam dalam air panas selama 5-10 menit. Perabot dan permadani harus dibersihkan dengan penghisap.
b. Anggota keluarga dan teman sekolah juga harus diobati.
c. Beritahu para guru sekolah bila ditemukan kasus indeks.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Rabu, 21 Desember 2011

kutu rambut (Pediculus Humanus Capitis)



Taxonomi

Phylum : Artropoda,

Kelas : Insekta,

Ordo : Phthiraptera,

Sub Ordo : Anoplura,

Famili : Pediculidae,

Genus : Pediculus,

Spesies : Pediculus humanus. Capitis.

Morfologi

Kutu rambut dewasa

Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut.

Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir.

Nimfa

Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil.

Telur

Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari.

Siklus Hidup

Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis tidak lengkap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 27 hari lamanya.

Epidemiologi

Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5oc tanpa makan, dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 400c. Panas yang lembang pada suhu 600c memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lain.

Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala.

Patologi dan Gejala Klinik

Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan kutu rambut pada waktu menghisap darah. Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal yang hebat.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa dan telurnya.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Selasa, 20 Desember 2011

mengenal lebih dekat si “kutu rambut” (Pediculus Humanus Capitis)



Parasit pada umumnya mempunyai sifat yang tidak baik. Hidupnya menumpang dan bertempat tinggal di tempat yang ditumpanginya dan merugikan bagi host yang ditumpanginya.

Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan oleh infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau Pediculus hamnus var capitis (Ph.capitis). Pediculosis telah dikenal sejak jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia).

Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita.

Tiap manusia memiliki kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang ditimbulkan oleh gigitan Pediculus humanus capitis memberikan reaksi yang sangat gatal. Menggaruk besar menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel crusta dan proses penanahan. Rasa gatal merupakan gejala pertama dan yang paling penting, tanda bekas garukan merupakan tanda yang khas.

Kutu rambut kepala hidup berkembang biak pada rambut kepala lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala.

Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lainnya. Sangat banyak ditemukan diantara anak sekolah terutama gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.

Anak-anak yang tinggal di pegunungan dengan udara dingin di pagi hari menjadikan enggan atau malas untuk mandi ataupun mencuci rambut saat mereka bersiap-siap pergi ke sekolah. Disamping itu kesadaran masyarakat dan orang tua akan kesehatan dan kebersihan diri anak-anaknya masih tergolong kurang baik. Sebagian besar dari mereka mengeluh dengan rasa gatal yang hebat pada rambut kepala dan adanya borok. Akibat garukan pada kulit kepala mereka. Rasa gatal adalah gejala pertama dan bekas garukan adalah gejala yang khas dari infeksi pediculus humanus capitis.

Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia, termasuk dalam famili pediculidae yang penularannya melalui kontak langsung dan dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya : sisir, sikat rambut, topi, dan lain-lain.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Senin, 19 Desember 2011

Pencegahan penyakit kecacingan


Cara yang terbaik untuk mencegah atau mengatasi infeksi kecacingan adalah dengan melakukan pencegahan, cara-cara yang dapat dilakukan antara lain adalah :

I. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi :

a. Promosi kesehatan
1) membuang kotoran (feses) di jamban
2) membuang sampah pada tempatnya
3) menjaga kebersihan rumah

b. Pencegahan khusus
1) memberantas binatang yang dapat menyebarkan telur cacing, misalnya lalat, kecoa, tikus
2) membiasakan diri memakai alas kaki bila berjalan kemana-mana
3) tidak membiasakan diri menggigit atau menghisap jari tangan
4) tidak membiasakan bagi anak-anak bermain diatas tanah

II. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention)

a. Diagnosa dini, misalnya dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap feses anak
b. Pengobatan segera

III. Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)
a. Rehabilitasi misalnya perawatan halaman dan rumah bagi orang atau anak yang terinfeksi kecacingan


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Minggu, 18 Desember 2011

Pencemaran Tanah Oleh Nematoda Usus


Jenis tanah merupakan faktor yang mempengaruhi epidemiologi soil transmitted helminth, yang terdiri dari pasir (berdiameter 0,05 sampai 2 mm), lumpur (berdiameter0,05 samapi 0,02 mm), dan tanah liat (berdiameter 0,02 mm sampai 2µ). Ketiga jenis tanah ini dibedakan berdasarkan diameter partikelnya dan kelembaban yang ditimbulkan atau jumlah air yang diperlukan untuk membuatnya lembab Soil transmitted helminth Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura juga memanfaatkan karakteristik ketiga jenis tanah diatas, misalnya telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura tumbuh lebih baik di tanah liat karena kelembaban jenis tanah ini sangat cocok.

Karakteristik dari ketiga jenis tanah lainnya juga menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan telur cacing adalah berat jenis masing-masing jenis tanah, pasir memiliki berat jenis paling besar dibandingkan dengan lumpur dan tanah liat dan pasir akan tenggelam di air, oleh karena itu pasir ditemukan didasar sungai.

Lumpur memiliki berat jenis sama dengan air, maka lumpur akan melayang-layang di air, sedangkan tanah liat memiliki berat jenis lebih kecil daripada air dan tanah liat terdapat di lapisan atas air sungai. Berat jenis telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura sama dengan berat jenis air, oleh karena itu apabila telur-telur cacing tersebut jatuh ke dalam sungai akan bersama-sama dengan lumpur dan keadaan seperti itu akan melindungi telur-telur tersebut dari sinar matahari. Jenis tanah pasir akan sangat menguntungkan telur Necator americanus, Ancylostoma duodenale, sedangkan jenis tanah lumpur sangat menguntungkan telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura.


Pencemaran tanah oleh nematoda usus ditandai dengan adanya telur nematoda usus pada tanag permukaan. Dengan indikasi tanah tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia yang terinfeksi nematoda usus.
Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan jamban keluarga dan pembuangan sampah. Untuk mencegah atau sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap tanah, maka pembuangan tinja harus dikelola dengan baik, maksudnya harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Dimana jamban yang digunakan harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu :
1. tidak mencemari sumber air (sumur pompa tangan, sumur gali, perpipaan), untuk itu lubang kotoran paling sedikit berjarak 10 meter
2. tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga ataupun tikus, untuk itu jamban harus tertutup rapat
3. air seni, air pembersih, air pengelontor tidak mencemari tanah sekitar, lantai harus dibuat kedap air, dan harus cukup luas paling sedikit berukuran 1x1 meter
Jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mempengaruhi timbulnya berbagi macam penyakit yang salah satunya adalah penyakit kecacingan. Penyebaran penyakit kecacingan dari tinja manusia dapat melalui salah satunya adalah tanah.


Berbagai akibat kurangnya dalam pengelolaan sampah sejak sampah dihasilkan sampai pembuangan akhir sangat merugikan kesehatan masyarakat secara langsung salah satunya adalah terjadinya pencemaran tanah oleh nematoda usus. Nematoda sangat menyukai dan bertahan hidup dengan kondisi tanah yang mempunyai kelembaban yang tinggi. Tanah yang telah termar oleh nematoda akan mengakibatkan masalah kesehatan khususnya penyakit kecacingan. Upaya kebersihan yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi halaman rumah yang bersih melalui pengelolaan sampah. Pengendalian dampak pembuangan sampah untuk mengurangi resiko bagi kesehatan masarakat terutama untuk mengurangi terjadinya infeksi kecacingan Syarat yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah adalah tidak mencemari udara, air dan tanah.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Sabtu, 17 Desember 2011

Tanah



Pengertian Tanah
Tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak dipermukaan bumi, yang telah dan tetap akan mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh factor-faktor genetic dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan topografipada suatu periode waktu tertentu.


Sifat Fisik Tanah
Secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh :
a. Ukuran dan komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah
b. Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-partikel
c. Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilangannya
d. Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung


Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (separat), yaitu :
a. Pasir (sand) berdiameter 2,00 sampai 0,20 mm atau 2000-200 µm
b. Debu (silt) berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm
c. Liat (clay) berdiameter < 2 µm


Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung


b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir


c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
1) tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau lempung berpasir halus
2) tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir halus, lempung (loam), lempung berdebu (silty loam) atau debu (silt)
3) tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam) atau lempung liat berdebu (sandy-silt loam).


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan