Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 11 Mei 2011

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)




A. Pengertian

Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu sebelum korban mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh tenaga medis.

Pertolongan pertama hanya merupakan penanganan yang bersifat sementara dan segera. Tindakan pertolongan harus berdasarkan prioritas dengan cara mengevaluasi tanda-tanda vital dan proses dari yang sangat serius sampai yang kurang serius. Penanganan kegawatan yang mengancam jiwa harus segera dilakukan terlebih dahulu daripada kondisi-kondisi yang kurang serius. Prioritas selanjutnya adalah kegawatan yang membutuhkan tindakan medis segera jika kehidupan atau nyawa masih dapat diselamatkan, yaitu: koma, serangan jantung, luka bakar berat, stroke, dan kegawatan bedah seperti perdarahan internal.

Tujuan:
a. Mempertahankan hidup
b. Mencegah kondisi menjadi lebih buruk
c. Meningkatkan pemulihan

Tindakan Awal

a.Tetap tenang dan menguasai situasi

b.Periksa:
- Keamanan korban dan diri anda sendiri
- Pernapasan
- Perdarahan
- Kesadaran
c.Meminta orang lain untuk membantu.



B. Pemeriksaan terhadap korban

1. Pemeriksaan Korban
a. Memeriksa tanda-tanda vital

b. Memeriksa perdarahan yang hebat
c. Memeriksa syok
d. Memeriksa bagian-bagian tubuh

2. Tanda-tanda dan gejala-gejala penting

a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran meliputi:
- Alert: dapat berkomunikasi dan berespon
terhadap rangsangan lain

- Letargi: sadar, tapi respon lambat/dibingungkan tentang kejadian dan sekitarnya

- Drowsines: mengantuk, tidak dapat berkonsentrasi

- Semiconcious: kesulitan berkomunikasi dan menjawab pertanyaan; reaksi rangsangan sangat kecil

- Unconcious: tidak ada respon terhadap rangsangan, gerakan tidak terkontrol

b. Warna kulit:
Pucat atau sianosis (periksa bibir, telapak tangan, telapak kaki dan kelopak mata
)

c. Pernapasan:
Periksa kecepatan irama, kedalaman, kemudahan dan bunyi

d. Denyut nadi:
Cek irama, kecepatan dan ukur volume.

e. Pupil:
Cedera otak menyebabkan sirkulasi darah iris mata terganggu karena sensitif terhadap perubahan tekanan darah.

f. Nyeri:
Respon nyeri bervariasi untuk setiap individu, akibat perbedaan ambang rangsang.

g. Kemampuan bergerak:
Jika ada fraktur atau cedera maka kemampuan gerakan-gerakan pada bagian-bagian tubuh akan terganggu dan dapat mengindikasikan adanya kerusakan yang serius dan berat.

h. Kebas:
Korban kemungkinan mengalami kesulitan dalam merasakan sentuhan atau nyeri. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan impul syaraf atau suplai darah.

i. Bengkak:
Pembengkakan dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, reaksi alergi, dan gangguan dari sirkulasi darah.

j. Mual dan muntah:
Mual, muntah atau keduanya dapat menunjukkan secara langsung adanya gangguan saluran pencernaan atas oleh racun atau infeksi.

k. Kejang:
Peningkatan suhu yang berlebihan, epilepsi, kerusakan otak dan bahan-bahan beracun dapat menyebabkan kejang. Pertolongan pertama ditujukan untuk mencegah pasien melukai dirinya sendiri.





Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni :

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
- Terjatuh
- Tertimpa benda
- Tertumbuk atau terkena benda-benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena arus listrik
- Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

b. Klasifikasi menurut penyebab :
- Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu,
dan sebagainya.
- Alat angkut, alat angkut darat, udara dan air.
- Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-
alat listrik, dan sebagainya.
- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, gas, zat-zat kimia,
dan sebagainya.
- Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah tanah).
- Penyebab lain yang belum masuk tersebut diatas.

c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
- Patah tulang
- Dislokasi (keseleo)
- Regang otot (urat)
- Memar dan luka dalam yang lain
- Amputasi
- Luka di permukaan
- Geger dan remuk
- Luka bakar
- Keracunan-keracunan mendadak
- Pengaruh radiasi
- Lain-lain

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :
- Kepala
- Leher
- Badan
- Anggota atas
- Anggota bawah
- Banyak tempat
- Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.

Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya 1 faktor tetapi banyak faktor.

C. CARA MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Pertolongan pertama pada kasus tenggelam
Prinsip: sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolongpun tidak menjadi korban berikutnya.
Setelah korban tenggelam ini dapat di keluarkan dari air maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi korban tak sadar/koma harus dihindari terjadinya aspirasi (masuknya air dalam saluran napas) dan sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.
2. Pertolongan pertama pada luka bakar
Terpenting dalam pertolongan pertama pada luka bakar adalah segera membebaskan korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri. Terbakarnya permukaan tubuh membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada luka bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri banyak mengalami rangsangan. Selain itu juga perlu mendapat perhatian sumber penyebab luka bakar tersebut. Api dan air/uap panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang terbakar. Sangat berbahaya adalah mengirup uap panas, hal ini akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas, sehingga terjadi obstruksi saluran napas.
Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal adalah menggunakan air bersih yang dingin. Seringkali terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada tahapan ini. Penggunaan bahan selain air bersih merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi korban, karena selain air yang bersih dapat menyebabkan semakin kotornya permukaan luka, mempersulit pembersihannya pada saat penanganan di rumah sakit dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Jika memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.
3. Pertolongan pertama pada gigitan binatang
Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang utama dilakukan adalah mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Seringkali luka yang ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, sebaiknya luka tersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat mengeluarkan darah yang tercemar itu. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya.
Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan (ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
4. Pertolongan pertama pada patah tulang
Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah ; mencegah komplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, dan mencegah infeksi. Patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu: patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Prinsip penanganan pertama pada patah tulang adalah menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah. Tindakan ini dapat dilakukan dengan pembidaian/pasang spalk dengan menggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak saling bergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang terbuka, maka penolong juga mencegah agar luka tersebut tidak terkontaminasi dengan kotoran/infeksi.
Pada patah tulang vertebra, yang perlu diperhatikan adalah saat pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya lurus, artinya korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari cedera saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat gawat apabila daerah frakturnya sekitar leher, karena dapat menyebabkan kelumpuhan total pada seluruh anggota badan. Fraktur pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga seringkali pertolongan pertamapun tidak sempat dilakukan.
5. Pertolongan pertama pada Cedera akibat listrik
Kalau tubuh tersengat aliran listrik, korban dapat pingsan, dan pernapasan
serta jantungnya dapat berhenti. Arus listrik dapat menyebabkan luka bakar
pada tempat masuknya kedalam tubuh dan ditempat keluar dari tubuh untuk
disalurkan ke tanah. Arus bolak balik dapat menyebabkan kejang otot sehingga korban tidak bisa melepaskan kabel yang terpegang olehnya.
a. Listrik arus kuat
Tersengat arus kuat dari kabel tegangan tinggi dapat berakibat fatal. Korban mengalami luka bakar hebat, kejang otot akibat syok dapat melemparkan korban beberapa meter dari tempatnya semula dan mengakibatkan cedera lain: misalnya patah tulang. Listrik arus kuat dapat menyambar hingga 18 meter. Bahan-bahan seperti kayu kering atau pakaian tidak dapat melindungi anda terhadap listrik arus kuat. Jika terdapat kabel terbuka harus diisolasi sebelum memakan korban.

Tindakan:
Jangan mendekati korban sebelum ada kepastian aliran listrik sudah
dimatikan dan kalau perlu diisolasi. Jaga jarak minimum 18 meter dan
orang-orang dijauhkan dari lokasi.
- Segera panggil dinas gawat darurat (petugas pemadam kebakaran, ambulans).
- Korban hampir tidak sadar. Setelah situasi cukup aman periksa
napas dan nadinya dan persiapkan resusita.
- Segera bawa ke rumah sakit.
b. Listrik arus lemah
Listrik domestik yang digunakan di rumah/kantor/toko atau bengkel dapat mengakibatkan cedera yang serius bahkan kematian. Banyak kecelakaan yang terjadi akibat tombol rusak, kabel terkelupas atau kerusakan alat-alat listrik. Resiko terbesar pada anak-anak kecil. Memegang alat listik yang mungkin masih baik dengan tangan yang basah atau berdiri diatas lantai basah dapat menimbulkan resiko terjadinya tersengat aliran listrik.
Tindakan:
Putuskan/matikan aliran listrik dari sikring jika mudah dijangkau. Cabut stop kontak atau renggutkan kabel sampai terlepas. Bila kabel stop kontak atau sikring tidak mudah dijangkau:
- Berdiri dialas kering seperti matras karet, plastik atau tumpukan koran.Gunakan sapu atau kursi atau bangku kayu untuk memisahkan badan korban dengan sumber listrik
- Kaki dan tangan korban dijerat such tapi jangan menyentuhnya kemudian
ditarik menjauhi sumber listrik
- Hanya sebagian usaha terakhir, korban ditarik dengan memegang bajunya
yang longgar dan kering.
- Jangan menyentuh badan korban dengan tangan anda.
- Setelah hubungan terputus:
1. Jika korban tidak sadar periksa nafas dan nadinya dan siapkan
resursita. Segera kirim ke rumah sakit.
2. Jika korban tampak baik-baik saja tetapi mungkin masih syok. Suruh korban beristirahat, perhatikan kondisinya secara ketat dan bila meragukan segera panggil dokter atau kirim ke rumah sakit.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan