Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 01 Maret 2012

PERILAKU BEROBAT


Kesehatan merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor, baik faktor internal manusia dan faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internalnya yaitu faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain, sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, dan pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan individu ataupun masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) faktor (Blum, 1974). Faktor tersebut adalah

a. lingkungan, yang meliputi lingkungan fisik, sosial-budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya

b. perilaku

c. pelayanan kesehatan

d. herediter

Oleh karena itu, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat seyogyanya ditujukan kepada keempat faktor tersebut. Jadi, upaya kesehatan masyarakat juga dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu intervensi terhadap faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatab dan herediter.

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan (Blum, 1974). Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis.

i. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980). Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama, yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

§ Pengetahuan

Green (1980) menyatakan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan ditentukan oleh salah satu faktor predisposisi, yaitu pengetahuan. WHO (1984) menyatakan bahwa pengetahuan didapat dari pengalaman, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Pengalaman seseorang ataupun orang lain saat berobat di Puskesmas jika mendapatkan pelayanan yang kurang baik dapat menyebabkan orang tersebut tidak patuh berobat dan memeriksakan dirinya ke Puskesmas.

§ Sikap

Green (1980) menyatakan bahwa perilaku seeorang tentang kesehatan dipengaruhi oleh salah satu faktor predispoaiai yaitu sikap. Sikap memperlihatkan kesukaan seseorang terhadap suatu obyek yang didapat dari pengalaman, baik dari diri sendiri maupun pengalaman orang yang paling dekat. Sikap yang positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata, ini disebabkan oleh alasan berikut :

- perwujudan sikap dalam tindakan tergantung situasi saat tertentu, misalkan seseorang yang akan berobat ke Puskesmas, tetapi karena saat itu tidak mempunyai uang maka orang itu mengurungkan niatnya.

- perwujudan sikap dalam tindakan juga tergantung pada pengalaman orang lain. Misalkan orang yang akan memeriksakan dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari petugas maka mungkin dia tidak akan memerikasakan dirinya pada kunjungan berikutnya.

§ Nilai-nilai

Green (1980) mengungkapkan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat. WHO (1984) menyatakan bahwa dalam suatu msyarakat selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

§ Demografi

Green (1980) menyatakan bahwa faktor demografi seperti umur dan jenis kelamin merupakan predisposisi untuk terjadi nya perubahan perilaku kesehatan. Schwart dan Griffin (1986) dan Sarafino (1990), Jajat (2000) serta Daud (2000) menyatakan bahwa kelompok umur tertentu dapat menjadi tidak patuh kalau situasinya memungkinkan.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta dan sebagainya.

§ Fasilitas pelayanan kesehatan

Kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pemungkin untuk terjadinya perubahan perilaku, yang dihubungkan dengan jenis pelayanan yang diberikn oleh fasilitas tersebut (Green, 1980).

Perilaku kepatuhan berobat seseorang merupakan respon stimulus yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan, sakit, dan penyakitnya serta pengobatannya (Notoatmojo, 1993). Pendapat ini mirip dengan pernyataan Shwart dan Griffin (1986), Dunhar dan Waszak (1990) dan Sarafino 91990) yang menyatakan bahwa kepatuhan penderita untuk berobat dipengaruhi oleh kepuasan penderita terhadap pengobatan yang diberikan.

§ Petugas kesehatan

Petugas yang kurang ramah, tidak adil dalam melayani penderita, terlalu lama menunggu giliran, dan lainnya akan membuat penderita kecewa dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini menyebabkan penderita tidak patuh.

§ Biaya pengobatan

Meskipun biaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Sukaraja relatif murah, masih banyak masyarakat yang tidak mampu menjangkau biaya berobat, maupun biaya transportasi.

§ Jarak rumah terhadap fasilitas kesehatan

Green (1980) menghubungkan bahwa jarak rumah terhadap fasilitas kesehatan merupakan faktor pemungkin untuk tejadinya perubhan perilaku. Jarak rumah yang jauh dari pelayanan kesehatan memerlukan biaya transportasi dan perlu waktu yang lama, sehingga penderita yang rumahnya jauh dari pelayanan kesehatan cenderung malas berobat dibandingkan dengan yang rumahnya dekat dengan pelayanan kesehatan (Nazahar, 1997, Daud, 2000)

c. Faktor-faktor penguat (reenforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, undang-undang, peraturan pemerintah di bidang kesehatan. Sarafino (1990) menyatakan bahwa keluarga terdekat, teman sebaya, guru, majikan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat, petugas kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan dalam menggunakan obat atau pengobatan.