Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Juni 2011

Pemeriksaan Tinja Metode Kato Katz

Pemeriksaan tinja bertujuan untuk menegakkan diagnosis pasti, ada dan tidaknya infeksi cacing, berat ringannya infeksi serta jenis telur cacing yang ada.

Bahan dan Peralatan

a) Aquadest
b) Glycerin
c) Malachite green (hijau malasit)
d) Gelas obyek
e) Cellophane tape (selofan), ukuran lebar 2,5 cm.
f) Karton ukuran tebal 2 mm dan dilubangi dengan perforator
g) Kawat saring atau kawat kasa (wire screen).
h) Pot plastik ukuran 10 – 15 cc atau kantong plastik obat.
i) Lidi atau tusuk gigi
j) Kertas minyak
k) Kertas saring atau tissue
l) Spidol tahan air
m) Tutup botol dari karet
n) Gunting logam
o) Waskom plastik kecil
p) Sabun dan deterjen
q) Handuk kecil
r) Sarung tangan karet
s) Formalin 5 – 10 %
t) Mikroskop
u) Formulir
v) Ember
w) Counter (alat penghitung)


Cara Pembagian dan Pengumpulan Tinja

a) Sebelum pot tinja dibagi perlu dilakukan wawancara tentang pengetahuan Cacingan, kebiasaan hidup sehat dengan menggunakan kuesioner pengetahuan murid sekolah dasar atau responden.

a) Setelah wawancara, responden dibagikan pot tinja yang telah diberi kode sesuai dengan kode yang tertulis pada kuesioner pengetahuan murid sekolah dasar. Bila sasarannya masyarakat maka kode yang dicantumkan ditambah alamat lengkap, desa RT dan RW. Pot tersebut diisi dengan tinjanya sendiri dan dikumpulkan pada keesokan harinya.

b) Jumlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot / kantong plastik sekitar 100 mg (sebesar kelereng atau ibu jari tangan).

c) Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika tidak telur cacing tambang akan rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi formalin 5-10% sampai terendam.

Metode Pemeriksaan Kato-Katz

a) Cara Membuat Larutan Kato

Yang dimaksud dengan Larutan Kato adalah cairan yang dipakai untuk merendam/memulas selofan (cellophane tape) dalam pemeriksaan tinja terhadap telur cacing menurut modifikasi teknik Kato dan Kato-Katz.

(1) Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran dengan perbandingan: Aquadest 100 bagian, Glycerin 100 bagian dan Larutan malachite green 3% sebanyak 1 bagian.

(2) Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam botol/beker glass dan tambahkan aquadest 100 cc sedikit demi sedikit lalu aduk/kocok sehingga homogen, maka akan diperoleh larutan malchite green 3%.

(3) Masukkan 100 cc aquadest ke dalam Waskom plastik kecil, lalu tambahkan 100 cc glycerin sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green 3%, lalu aduk sampai homogen. Maka akan didapatkan Larutan Kato 201 cc.

b) Cara merendam / memulas selofan (cellophane tape)

(1) Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran Waskom plastik kecil. Contoh: Misal bingkai untuk foto
(2) Libatkan / lilitkan selofan pada bingkai tersebut.
(3) Rendamlah selama + 18 jam dalam Larutan Kato.
(4) Pada waktu akan dipakai, guntinglah selofan yang sudah direndam sepanjang 3 cm.

c) Cara Pemeriksaan Kualitatif (modifikasi teknik Kato)

Hasil pemeriksaan tinja kualitatif berupa positif atau negatif cacingan. Prevalensi cacingan dapat berupa prevalensi seluruh jenis cacing atau per jenis cacing.

(1) Cara Membuat Preparat
(a) Pakailah sarung tangan untuk mengurangi kemungkinan infeksi berbagai penyakit.
(b) Tulislah Nomor Kode pada gelas objek dengan spidol sesuai dengan yang tertulis di pot tinja.
(c) Ambillah tinja dengan lidi sebesar kacang hijau, dan letakkan di atas gelas obyek.
(d) Tutup dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato, dan ratakan tinja di bawah selofan dengan tutup botol karet atau gelas obyek.
(e) Biarkan sediaan selama 20-30 menit.
(f) Periksa dengan pembesaran lemah 100 x (obyektif 10 x dan okuler 10x), bila diperlukan dapat dibesarkan 400 x (obyektif 40 x dan okuler 10 x).
(g) Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap jenis telur cacing.

(2) Cara Menghitung Prevalensi

(a) Prevalensi Seluruh Cacing =

Jumlah specimen positif telur minimal 1 jenis cacing x 100%
Jumlah specimen yang diperiksa

(b) Prevalensi Cacing Gelang

Jumlah specimen positif telur cacing gelang x 100%
Jumlah specimen yang diperiksa

(c) Prevalensi Cacing Cambuk

Jumlah specimen positif telur cacing cambuk x 100%
Jumlah specimen yang diperiksa

(d) Prevalensi Cacing Tambang

Jumlah specimen positif telur cacing tambang x 100%
Jumlah specimen yang diperiksa

d) Cara Pemeriksaan Kuantitatif

Pemeriksaan kuantitatif diperlukan untuk menentukan intensitas infeksi atau berat ringannya penyakit dengan mengetahui jumlah telur per gram tinja (EPG) pada setiap jenis cacing.

(1) Cara Membuat Preparat
(a) Saringlah tinja menggunakan kawat saring.
(b) Letakkan karton yang berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja yang sudah di saring pada lubang tersebut.
(c) Ambillah karton berlubang tersebut dan tutuplah tinja dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato.
(d) Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Diamkan kurang lebih sediaan selama 20 – 30 menit.
(e) Periksa di bawah mikroskop dan hitung jumlah telur yang ada pada sediaan tersebut.

(2) Cara Menghitung Telur

Hasil pemeriksaan tinja secara kuantitatif merupakan intensitas infeksi, yaitu jumlah telur per gram tinja (Egg Per Gram/EPG) tiap jenis cacing.


(a) Intensitas Cacing Gelang = Jumlah telur cacing gelang x 1000/R
Jumlah specimen positif telur Cacing Gelang


(b) Intensitas Cacing Cambuk = Jumlah telur cacing cambuk x 1000/R
Jumlah specimen positif telur Cacing Cambuk

(c) Intensitas Cacing Tambang = Jumlah telur cacing tambang x 1000/R
Jumlah specimen positif telur Cacing Tambang

Ket : R = berat tinja sesuai ukuran lubang karton (mg).
Untuk program cacingan adalah 40 mg.

Klasifikasi Intensitas Infeksi

Klasifikasi intensitas infeksi merupakan angka serangan dari masing-masing jenis cacing. Klasifikasi tersebut digolongkan menjadi tiga, yaitu ringan, sedang dan berat. Intensitas infeksi menurut jenis cacing dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1 - Klasifikasi Intensitas Infeksi Menurut Jenis Cacing

No.
Klasifikasi
Jenis Cacing
Cacing Gelang
Cacing Cambuk
Cacing Tambang
1.
Ringan
1 - 4.999
1 – 999
1 – 1.999
2.
Sedang
5.000 - 49.999
1.000 – 9.999
2.000 – 3.999
3.
Berat
> 50.000
> 10.000
> 4.000

e) Pembuangan Limbah Laboratorium

(1) Wadah dari kertas, plastik, stik/lidi diberi desinfektan (sodium hipoklorit) kemudian dibakar.


(2) Wadah dari gelas/kaca atau metal ditambahkan formalin 10%, diamkan 1 jam atau lebih kemudian cuci dengan air bersih.

(3) Kaca objek bekas pakai direndam dalam larutan yang diberi desinfektan selama kurang lebih 1 jam, kemudian cuci dengan air bersih. Gunakan lidi untuk melepas kaca penutup (“cover glass”)

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan