Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 November 2011

Jamur



Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan, dan sebagian kecil dari selulosa atau kitosan.

Gambaran tersebut yang membedakan jamur dengan sel hewan dan sel tumbuhan sebagian besar adalah selulosa. Jamur mempunyai sitoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembangbiak secara aseksual, seksual, dan keduanya

Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyarapan (Absorption). Dalam cara nutrisi ini, molekul-molekul organic kecil diserap dari medium sekitarnya.

Fungi akan mencerna makanan diluar tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat kedalam makanan tersebut. Enzim-enzim makanan mengurai molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi. Cara memperoleh nutrient yang obsortif ini menjadikan fungi terspesialisasi sebagai pengurai (saprobe), parasit atau simbion mutualistik

Fungi termasuk dalam phylum thaloptha. Sebagian besar hidup sebagai saprophpytis dan sebagian kecil sebagai parasit kecil dalam tumbuhan, hewan, dan manusia. Fungi mempunyai dinding sel dan inti yang sangat jelas. Dapat berupa sel tunggal misalnya ragi, atau terdiri atas banyak sel. Yang terdiri atas banyak sel bentuknya memanjang berupa filament yang disebut hyphae ini ada yang berseptum ada yang tidak bila hyphae ini terus tumbuh dan bercabang-cabang, substrat dan yang mengabsorbsi zat makanan disebut miselium vegetative. Fungi berkembang biak dengan cara membelah diri, bertunas, atau dengan spora

Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanaman pangan yang berupa semak yang di duga berasal dari benua Amerika, yakni brasilia (Amerika Selatan). Diperkirakan kacang tanah masuk ke Indonesia pada abad ke-16, saat pedagang spanyol mendarat di Maluku. Namun kacang tanah baru mulai populer pada awal abad ke-18. Kala itu tanaman ini di budidayakan oleh orang Cina di kawasan Jawa Barat. Hingga populerlah sebutan kacang cina untuk kacang tanah.

Produk tanaman kacang tanah adalah biji buahnya yang rasanya gurih dan merupakan makanan sehat. Biji kacang tanah memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi. Kandungan mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, cukup tinggi lebih tinggi dari beras (360 kal).

Kandungan Gizi dalam Setiap 100 gram Kacang Tanah

Karbohidrat (g) 21,10,

Protein (g) 25,30,

Lemak (g) 42,80,

Kalori (kal) 452,00,

Kalsium (mg) 58,00,

Fosfor (mg) 335,00,

Besi (mg) 1,30,

Vitamin B1 (mg) 0,30,

Vitamin C1 (mg) 3,00,

Air (g) 4,00.

(Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, 1979).

Manfaat kacang tanah merupakan produksi pangan yang cukup berarti bagi petani. Produk utamanya adalah biji kacang dengan kandungan protein dan minyak yang cukup tinggi. Sebagai bahan pangan, biji kacang tanah bisa digunakan sebagai bahan campuran dalam membuat sayur dan sebagai bahan utama bumbu pecel selain itu juga bisa diolah lanjut menjadi kacang bawang, kacang atom, rempeyek, gula kacang, kacang telur, dan sebagainya.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Selasa, 29 November 2011

Pemeriksaaan urine dengan metode Combur Test


Metode : Combur Test

Prinsip : Urine ditempatkan pada tabung reaksi, stik Combur Test dimasukkan selama 1 menit, kemudian dibaca dengan cara membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan standar warna.

Tujuan : Untuk mengetahui adanya leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilin, bilirubin, blood, Bj, dan pH pada urine secara teliti dan cepat.

Peralatan : Tabung reaksi + rak tabung reaksi, stik combur test, table pembacaan/warna pembanding.

Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.

2. Dimasukkan urine kedalam tabung reaksi.

3. Stik dimasukkan kedalam urine sampai semua indikator terendam, dibiarkan selama 1 menit, kemudian diangkat.

4. Dibandingkan dengan standar warna/table pembacaan.

5. Dikocok sedimen dengan sisa supernatan samapai homogen.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Senin, 28 November 2011

Pemeriksaan mikroskop/ Sedimen urine


Prinsip :Urine diendapkan dengan cara dicentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu. Filtrat dibuang dan endapan diambil lalu diperiksa dibawah mikroshop.

Tujuan :Untuk mengetahui sedimentasi dalam urine.

Peralatan : Tabung reaksi, centrifuge, pipet tetes,

objek glass, mikroskop.

Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.

2. Dikocok urine sampai homogen.

3. Dimasukkan urine kedalam tabung reaksi sebanyak ¾ bagian.

4. Diputar selama 5-10 menit dengan kecepatan 1500 rpm.

5. Dibuang supernatan urine dengan cara menuangkan/memiringkan tabung sampai isinya habis.

6. Dikocok sedimen dengan sisa supernatan sampai homogen.

7. Dengan menggunakan pipet tetes, diteteskan sedimen tersebut pada objek glass yang bersih dan kering.

8. Diperiksa dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 10x setelah itu dengan lensa objektif 40x.

Ø Lensa objektif 10x :Untuk melihat silinder, epitel, spermatozoa, dan kristal-kristal lainnya.

Ø Lensa objektif 40x :Untuk melihat lekosit, eritrosit, mikroorganisme parasit, dan kristal-kristal kecil.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Pemeriksaan Bilirubin Urine


Metode : Cincin iodium

Prinsip : Bilirubin dengan adanya iodium akan teroksidasi membentuk bilirubin yang berwarna biru, gilitranin (Hijau), kolifenin kuning.

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urine.

Peralatan : Tabung reaksi+ rak, pipet ukur, pipet tetes.

Reagensia : Iodium 1%

Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.

2. Dimasukan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.

3. Dengan melalui dinding tabung, diteteskan iodium 1% sehingga menampung di atas urine dan terbentuk 2 lapisan.

4. Diamati reaksi yang terjadi dibatas kedua cairan tersebut dan dicatat hasilnya.

Interprestasi hasil :

(-) : Bila dibatas kedua cairan tidak tampak apa-apa.

(+) : bila dibatas kedua cairan tampak cincin hijau.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Minggu, 27 November 2011

Pemeriksaan protein


Metode : Reaksi pemanasan dengan Asam Asetat.

Prinsip : protein dalam urine yang dipanaskan terjadi reaksi presipitasi dan tampak kekeruhan dan endapan putih, dengan penambahan asam cuka zat-zat bukan protein akan larut kembali.

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine.

Peralatan : Tabung reaksi + rak tabung, penjepit tabung, water bath, pipet tetes, pipet ukur.

Reagensia : Asam Asetat 6%

Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.

2. Dimasukan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml (jika urine keruh sebaiknya disentrifuge terlebih dahulu).

3. Kemudian tabung dimasukkan kedalam air yang telah mendidih atau dipanaskan diatas api bunsen hingga mendidih.

4. Amati reaksi yang terjadi, jika terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, lalu dikocok.

5. Amati kembali reaksi yang terjadi dan catat hasilnya.

Pembacaan :

a. Negatif (-) : bila urine tidak menjadi keruh.

b. Bila urine menjadi keruh mungkin disebabkan oleh protein tetapi myngkin juga oleh Ca.Phospat dan Karbonat, maka ditambahkan 3 tetes asam asetat 6% lalu dikocok. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh Ca phospat dan karbonat akan hilang. Jika kekeruhan tetap ada dikatakan protein positif.

Interprestasi Hasil :

(+) : Terdapat kekeruhan ringan seperti awan tanpa butiran.

(++) : Kekeruhan mudah dilihat dengan adanya butiran-butiran.

(+++) : Urine tampak jelas keruh berkeping-keping.

(++++) : Urine sangat keruh sampai menggumpal.

Sabtu, 26 November 2011

Pemeriksaan Reduksi


53.Metode : Benedict

Prinsip : Glukosa dalam sempel akan mereduksi garam kompleks dari reagent benedict ( ion cupri direduksi menjadi cupro ) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O dengan warna kuning hingga merah bata.

Tujuan : Untuk menentukan ada tidaknya glukosa dalam sampel urine dengan dasar reaksi reduksi.

Peralatan : Pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi + rak tabung, penjepit tabung, water bath.

Reagensia : Benedict

Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.

2. Dimasukkan 5 ml reagen kedalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan 8 tetes urine kedalam tabung reaksi yang telah berisi reagen benedict, dikocok hingga bercampur rata.

4. Kemudian tabung dimasukkan kedalam air mendidih atau dipanaskan menggunakan lampu spritus sampai mendidih selama 5 menit.

5. Tabung diangkat dan dibiarkan selama 5 menit.

6. Diamati reaksi yang terjadi dan dicatat hasilnya.

Interprestasi Hasil :

(-) : Larutan tetap biru jernih

(+) : Larutan hijau kekuningan dengan sedikit endapan kuning

(++) : Larutan menjadi kuning dengan endapan banyak.

(+++) : Warna menjadi jingga atau warna lumpur keruh.

(++++) : Merah keruh atau larutan jernih endapan merah.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Jumat, 25 November 2011

. Pemeriksaan Sperma


53

Prinsip : Pemeriksaan motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang hidup dan yang mati dan pemeriksaan morfologi sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang normal dan abnormal.

Tujuan : Untuk mengetahui kesuburan pada pria.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Pemeriksaan mikroskopis

- Volume : Normalnya 2,5-5 ml untuk sekali ejakulasi, diukur setelah semua sperma mencair.

- Bau : Memiliki bau khas seperti bunga akasia.

- Warna : Putih sampai sedikit kekuningan.

- Viskositas/kekentalan : Berhubungan dengan pergerakan. Jika viskositasnya tinggi, maka pergerakan spermatozoa sulit/lambat.

- pH : 7,2-7,8

b. Pemeriksaan mikroskopis

- Motilitas (pergerakan sperma)

Spermatozoa bergerak baik bila pergerakannya lurus kedepan dan cepat. Spermatozoa bergerak kurang baik bila pergerakannya dengan arah tidak tentu, spermatozoa yang tidak bergerak atau mati.

- Viabilitas spermatozoa

Pemeriksaan ini dilakukan bila pada pemeriksaan mortilitas didapat kurang dari 50% mati.

- Hitung jumlah spermatozoa

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan dilakukan setelah sperma mencair.

- Morfologi spermatozoa

Bentuk-bentuk spermatozoa :

1. Bentuk normal : kepala oval, ada leher, dan ekor panjang

2. Bentuk lepto : Bentuk kepala ramping dan agak panjang.

3. Bntuk piri : terdapat lekukan didaerah leher

4. Bentuk perato : bentuk kepala tidak teratur dan besar.

5. Bentuk mikostrongyloid : Bentuk kepala sangat kecil

6. Spermatozoa dengan bentuk makro (besar)

7. Spermatozoa dengan bentuk kepala dan leher normal tetapi ekor double

8. Spermatozoa dengan bentuk kepala dan leher tetepi ekor kelainan.

9. Spermatozoa imature : kepala dan leher normal tetapi tidak memiliki ekor

Reagensia : Eosin 0,5%, Negrosin 10%, Giemsa,

Metanol Absolute

Peralatan : Tabung reaksi+ rak tabung, objek glass + deck glass, haempeytometer, pipet tetes, gelas ukur, mikroskop.

Cara kerja :

1. Pemeriksaan makroskopis

a. Volume

- Dimasukkan sampel ke dalam gelas ukur 10 ml.

- Dicatat volumenya.

b. Bau

- Tangan dikipas-kipaskan diatas sampel lalu dicium baunya.

c. Warna

- Dilihat secara Visual

d. Viskositas/ kekentalan

- Diambil sempel dengan pipet tetes, kemudian di teteskan berlahan

e. pH

- dicelupkan indicator pH ke dalam sempel lalu dibandingkan dengan standar

2. Pemeriksaan mikroskopis

a. Pemeriksaan motility ( pergerakan)

- Diletakkan satu tetes sperma di atas objek glass

- Ditutup dengan deck glass

- Diperiksa dengan mikroskop perbesaran 40x

b. Pemeriksaan veabilitas

- Diletakkan satu tetes sperma diatas objek glass

- Ditambahkan dua tetes cairan eosin 0,5% di campur sampai rata

- Ditambahkan dua tetes negrosin 10% lalu dihomogenkan

- Dengan menggunakan objek glass yang lain dibuat hapusan lalu dikeringkan

- Diperiksa dengan mikroskop menggunakan perbesaran 40x

- Pembacaan :

Sperma yang hidup tidak berwarna

Spermatozoa yang mati berwarna

- Dihitung 100 sel spermatozoa lalu dicatat berapa jumlah spermatozoa yang hidup dan berapa spermatozoa yang mati.

c. Pemeriksaan morfologi

- Diteteskan satu tetes sempel pada objek glass

- Dibuat preparat hapus lalu dibiarkan kering

- Difiksasi dengan methanol absolute selama 3 – 5 menit

- Diwarnai dengan giemsa 10 – 15 menit

- Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan

- Dilihat dengan mikroskop menggunakan lensa objektif 100x

- Dihitung 200 sel spermatozoa, dicatat beberapa spermatozoa yang normal dan berapa spermatozoa yang tidak normal.

Harga normal : - Spermatozoa yang mempunyai bentuk normal : 80%

- Spermatozoa yang mempunyai bentuk abnormal : 20%


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan