53
Prinsip : Pemeriksaan motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang hidup dan yang mati dan pemeriksaan morfologi sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang normal dan abnormal.
Tujuan : Untuk mengetahui kesuburan pada pria.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Pemeriksaan mikroskopis
- Volume : Normalnya 2,5-5 ml untuk sekali ejakulasi, diukur setelah semua sperma mencair.
- Bau : Memiliki bau khas seperti bunga akasia.
- Warna : Putih sampai sedikit kekuningan.
- Viskositas/kekentalan : Berhubungan dengan pergerakan. Jika viskositasnya tinggi, maka pergerakan spermatozoa sulit/lambat.
- pH : 7,2-7,8
b. Pemeriksaan mikroskopis
- Motilitas (pergerakan sperma)
Spermatozoa bergerak baik bila pergerakannya lurus kedepan dan cepat. Spermatozoa bergerak kurang baik bila pergerakannya dengan arah tidak tentu, spermatozoa yang tidak bergerak atau mati.
- Viabilitas spermatozoa
Pemeriksaan ini dilakukan bila pada pemeriksaan mortilitas didapat kurang dari 50% mati.
- Hitung jumlah spermatozoa
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan dilakukan setelah sperma mencair.
- Morfologi spermatozoa
Bentuk-bentuk spermatozoa :
1. Bentuk normal : kepala oval, ada leher, dan ekor panjang
2. Bentuk lepto : Bentuk kepala ramping dan agak panjang.
3. Bntuk piri : terdapat lekukan didaerah leher
4. Bentuk perato : bentuk kepala tidak teratur dan besar.
5. Bentuk mikostrongyloid : Bentuk kepala sangat kecil
6. Spermatozoa dengan bentuk makro (besar)
7. Spermatozoa dengan bentuk kepala dan leher normal tetapi ekor double
8. Spermatozoa dengan bentuk kepala dan leher tetepi ekor kelainan.
9. Spermatozoa imature : kepala dan leher normal tetapi tidak memiliki ekor
Reagensia : Eosin 0,5%, Negrosin 10%, Giemsa,
Metanol Absolute
Peralatan : Tabung reaksi+ rak tabung, objek glass + deck glass, haempeytometer, pipet tetes, gelas ukur, mikroskop.
Cara kerja :
1. Pemeriksaan makroskopis
a. Volume
- Dimasukkan sampel ke dalam gelas ukur 10 ml.
- Dicatat volumenya.
b. Bau
- Tangan dikipas-kipaskan diatas sampel lalu dicium baunya.
c. Warna
- Dilihat secara Visual
d. Viskositas/ kekentalan
- Diambil sempel dengan pipet tetes, kemudian di teteskan berlahan
e. pH
- dicelupkan indicator pH ke dalam sempel lalu dibandingkan dengan standar
2. Pemeriksaan mikroskopis
a. Pemeriksaan motility ( pergerakan)
- Diletakkan satu tetes sperma di atas objek glass
- Ditutup dengan deck glass
- Diperiksa dengan mikroskop perbesaran 40x
b. Pemeriksaan veabilitas
- Diletakkan satu tetes sperma diatas objek glass
- Ditambahkan dua tetes cairan eosin 0,5% di campur sampai rata
- Ditambahkan dua tetes negrosin 10% lalu dihomogenkan
- Dengan menggunakan objek glass yang lain dibuat hapusan lalu dikeringkan
- Diperiksa dengan mikroskop menggunakan perbesaran 40x
- Pembacaan :
Sperma yang hidup tidak berwarna
Spermatozoa yang mati berwarna
- Dihitung 100 sel spermatozoa lalu dicatat berapa jumlah spermatozoa yang hidup dan berapa spermatozoa yang mati.
c. Pemeriksaan morfologi
- Diteteskan satu tetes sempel pada objek glass
- Dibuat preparat hapus lalu dibiarkan kering
- Difiksasi dengan methanol absolute selama 3 – 5 menit
- Diwarnai dengan giemsa 10 – 15 menit
- Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
- Dilihat dengan mikroskop menggunakan lensa objektif 100x
- Dihitung 200 sel spermatozoa, dicatat beberapa spermatozoa yang normal dan berapa spermatozoa yang tidak normal.
Harga normal : - Spermatozoa yang mempunyai bentuk normal : 80%
- Spermatozoa yang mempunyai bentuk abnormal : 20%
Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar