Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 01 Juli 2011

Produksi Antibodi Klon Tunggal dan Aplikasinya dalam Bidang Kedokteran Nuklir

Kemajuan dalam bidang bioteknologi yaitu ditemukannya
teknologi hibridoma untuk memproduksi antibodi klon tunggal,
merupakan salah satu terobosan yang sangat berharga dalam
biomedik. Dengan ditemukannya antibodi klon tunggal berarti
bahwa gagasan penggunaan antibodi dalam pencarian sasaran
tumor sekaligus sebagai penyembuh tumor, segera menjadi kenyataan.
Memang akhir-akhir ini antibodi klon tunggal sangat
populer terutama dalam dunia kedokteran.
Dalam kedokteran nuklir, telah diaplikasikan beberapa jenis
antibodi klon tunggal yang dikaitkan dengan penggunaan teknik
radioimmunoassay (RIA) dan immunoradiometric assay (IRMA)
serta untuk diagnosis in vivo melalui teknik imaging. Oleh
karena antibodi klon tunggal ini bekerjanya sangat spesifik
(unik), maka sangat menguntungkan baik dalam diagnosis maupun
terapi. Dalam RIA dan IRMA, penggunaan antibodi klon
tunggal dapat mengatasi masalah reaksi silang (cross reaction).
Penelitian dan pengembangan masih terus berlangsung untuk
memecahkan berbagai masalah. Usaha dan uji coba yang sedang
banyak dilaksanakan antara lain adalah pencarian pembuatan
antibodi klon tunggal yang benar-benar murni dalam skala produksi,
pemilihan radionuklida dan teknik penandaan yang cocok,
pemilihan antigen yang sesuai, serta pemilihan metode pemasukan
ke dalam tubuh pasien yang cfektif.

PRODUKSI ANTIBODI KLON TUNGGAL
Dalam tubuh hewan tingkat unggi terdapat limfosit B yang
menghasilkan protein spesifik yang beredar dalam plasma yang
disebut antibodi atau immunoglobulin (Ig). Bila zat asing yang
bermolekul besar dengan bobot molekul 1000 – 10000 seperti
protein dan polisakarida masuk ke dalam tubuh, maka akan
dihasilkan antibodi terhadap antigen tersebut. Antigen dapat pula
berupa molekul kecil yang disebut hapten misalnya suatu toksin
yang bersenyawa dengan senyawa bermolekul besar seperti
serum albumin. Ig mempunyai daerah pengikatan atau binding
site yang spesifik terhadap suatu determinan pada antigen.
Setiap limfosit B menghasilkan Ig tunggal yang spesifik hanya
untuk satu determinan pada antigen.
Cara konvensional untuk memperoleh antibodi adalah
dengan menyuntikkan vaksin pada hewan percobaan. Setelah
beberapa waktu dan hewan tersebut cukup banyak mengandung
antibodi, darah hewan diambil lalu antibodinya diisolasi. Antibodi
yang dihasilkan dengan tara konvensional ini tidak murni,
karena ternyata antigen yang paling murni sekalipun masih
mengandung lebih dari satu determinan. Oleh sebab itu, walaupun
imunisasi dilakukan dengan menggunakan antigen yang
murni, tetap akan dihasilkan antibodi yang poliklonal yang
terdiri dari campuran berbagai macam antibodi yang mempunyai
binding site berbeda-beda. Seandainya limfosit B dapat diambil
dan dapat diklonisasi dalam kultur jaringan, maka dapat dihasilkan
molekul antibodi yang mempunyai satu spesifisitas (monospesifik)
yang popular disebut antibodi klon tunggal. Sayangnya
sel yang dapat memproduksi antibodi ini tidak dapat tumbuh
atau hidup dalam kultur jaringan. Kemungkinan untuk memproduksi
antibodi klon tunggal baru terbuka setelah ditemukannya
teori hibridoma.
Lahirnya teknologi hibridoma dimulai dan pengamatan
Georges Köhler dan Cesar Milstein dari Cambridge, Inggris
pada tahun 1975. Sel mieloma tikus yang merupakan sel kanker,
dapat memproduksi Ig nonspesifik tapi identik dalam jumlah
banyak dalam kultur jaringan. Berdasarkan pengamatan tersebut,
lalu dicoba dilakukan penggabungan (fusi) sel mieloma
dengan limfosit B hewan yang telah dipaksa membuat antibodi
khusus karena hewannya telah diimunkan dengan penyuntikan
antigen. Hasil penggabungan ini ternyata dapat hidup dalam
kultur jaringan. Dalam media polietilen glikol (PEG), dapat
menghasilkan klon yang mempunyai sifat sel limfosit sebagai
penghasil antibodi yang monospesifik dan sifat hidup tak terbatas
dari sel mieloma. Selanjutnya sel-sel hibridoma diselidiki;
sel yang membentuk antibodi tertentu tadi diteruskan pembiakannya,
maka dapat dihasilkan antibodi klon tunggal secara
terus menerus. Penemuan teknologi hibridoma ini dinilai sebagai
suatu terobosan paling penting dalam perkembangan
biomedik pada dasawarsa tahun 1970-an. Berkat jasa dan
penemuannya tersebut, Georges Kbhler dan Cesar Milstein
memperoleh hadiah Nobel untuk bidang kedokteran pada tahun
1984.
Umumnya pada pembuatan sel hibridoma digunakan sejenis
tikus yang disebut murine, menghasilkan antibodi klon tunggal
dari hibridoma manusia-murin yang disebut human anti murine
antibodies, (HAMA) untuk tujuan klinis. Pada saat ini telah
dikembangkan pembuatan antibodi klon tunggal dari hibridoma
manusia-manusia, karena antibodi dari murine merupakan benda
asing bagi tubuh manusia, sehingga akan menimbulkan reaksi
alergi bagi tubuh.manusia.
Sel hibridoma terutama menghasilkan IgG, yang mempunyai
bobot molekul sekitar 15.000. Molekul IgG terdiri dari
2 rantai asam amino panjang yang disebut rantai H (heavy) dan
2 rantai asam amino pendek disebut rantai L (light). Kekompakan
molekul terjadi karena adanya jembatan disulfida yang
mengikat kedua rantai tersebut. IgG terdiri dari 2 fragmen yaitu
fragmen F~ dan Fab. Fragmen Fe ini merupakan bagian dari IgG
yang tetap dan sama untuk semua molekul IgG dari subelass
tertentu, dan bagian ini yang mengaktifkan komponen-komponen
sistem imun. Ragmen Fab mempunyai 2 tempat pengikatan
antigen atau antigenic binding site, disebut daerah
variabel, yang unik untuk setiap antibodi klon tunggal. Bagian
ini merupakan bagian yang menentukan kespesifikan suatu
antibodi.
Sel hibridoma mengandung kromosom dari sel mieloma
dan sel limfosit, setiap kromosom menghasilkan molekul antibodi
hibridoma dengan rantai H dan L dari sel induk yang
berbeda. Dalam seleksi pembuatan antibodi klon tunggal, harus
dicari klon hibridoma yang kromosomnya hanya mengandung
rantai H dan L dari limfosit yang diimunisasi. Oleh sebab itu,
pada pembuatan antibodi klon tunggal ini, sebaiknya sel mieloma
diambil dari spesies yang sama dengan spesies asal limfosit B.
Fragmen F~ dari molekul antibodi diduga merupakan penyebab
terjadinya reaksi alergi, fragmen ini harus dihilangkan yaitu
dengan cara hidrolisis dengan enzim pepsin, untuk memperoleh
fragmen F(ab)2. Bila digunakan enzim papain akan diperoleh 2
fragmen Fab yang monovalen yang mempunyai aviditas yang
lebih rendah dari F(ab)2 yang divalen. Untuk mengatasi timbulnya
reaksi alergi pada pembuatan antibodi klon tunggal yang
berasal dari sel hibridoma hewan, dapat digunakan enzim pepsin
untuk memperoleh fragmen F(ab)2 tanpa adanya fragmen Fc.

APLIKASI DALAM KEDOKTERAN NUKLIR
Penggunaan antibodi klon tunggal dalam bidang kedokteran
khususnya 'kedokteran nuklir, tidak hanya terbatas untuk keperluan
terapi akan tetapi juga untuk diagnosis baik in vitro
maupun in vivo. Vaksin bioteknologi pertama yang diaplikasikan
secara luas, adalah vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis B
yang dikenal dengan nama rekombivax. Kemudian muncul antibodi
klon tunggal yang diberi nama orthoclone OKT3 untuk
mencegah reaksi penolakan pasca pencangkokan ginjal. Akhirakhir
ini telah banyak dihasilkan antibodi klon tunggal terutama
untuk diagnosis dan terapi penyakit kanker.
Dalam penggunaannya di bidang kedokteran nuklir, terutama
untuk diagnosis dan terapi, antibodi klon tunggal harus
ditandai dengan isotop radioaktif. Prinsip penggunaan teknik ini
cukup sederhana. Antibodi klon tunggal terhadap tumor ganas
tertentu yang bertanda radioaktif pemancar sinar gamma (misalnya
123I), bila disuntikkan ke dalam tubuh pasien yang diduga
menderita tumor tersebut, akan terbawa oleh aliran darah dan
akhirnya terakumulasi pada jaringan tumor. Dalam hal ini, anti-
bodi anti tumor berikatan secara spesifik dengan jaringan tumor
yang berfungsi sebagai antigen. Oleh karena antibodi yang digunakan
monospesifik, maka antibodi yang disuntikkan hanya
akan terakumulasi pada jaringan tumor, tidak terjadi penyebaran
keradioaktifan pada jaringan lain. Dengan menggunakan suatu
alat (kamera gamma) yang diletakkan di luar tubuh, lokasi tumor
dengan metastasisnya dapat diamati secara jelas, tanpa harus
melakukan biopsi atau cara lain. Jika yang dikaitkan dengan
antibodi klon tunggal tadi suatu pemancar sinar alfa yang jarak
tempuhnya pendek dan dipilih yang mempunyai linear energy
transfer (LET) yang tinggi, maka pengumpulan antibodi selain
memberi kesempatan penyembuhan secara imunoterapi, juga
dibantu oleh penyembuhan lewat penyinaran (radioterapi). Secara
garis besar penggunaan antibodi klon tunggal untuk diagnosis
dan terapi dalam kedokteran nuklir, dapat digambarkan sebagai
berikut :
Jenis antibodi klon tunggal yang telah banyak beredar untuk
diagnosis dan terapi penyakit kanker antara lain adalah CEA, CA
19-9, CA 15-3 dan CA 125 untuk diagnosis kanker leher rahim.
Penggunaan antibodi klon tunggal untuk diagnosis dan terapi
penyakit kanker telah menarik banyak ahli dari Persatuan Ahli
Kanker Internasional. Para ahli berpendapat bahwa penemuan
monoklonal antibodi membuka harapan untuk diagnosis dan
penyembuhan penyakit kanker secara sempurna. Penelitian ke
arah diperolehnya penemuan-penemuan baru untuk memerangi
penyakit kanker, giat dikerjakan di berbagai pusat penelitian di
seluruh dunia. Para ahli meramalkan bahwa dalam beberapa
tahun mendatang akan ada gelombang baru dalam biomedik,
yaitu terapi kanker dengan menggunakan antibodi klon tunggal.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan