Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 03 Juli 2011

Pengambilan Tes Pap yang Benar dan Permasalahannya


Pemeriksaan sitologi ginekologi adalah pemeriksaan
sitologi eksfoliatif yang mengamati sel-sel yang dieksfoliasi
dari genitalia seorang wanita. Cara ini bukanlah cara yang baru
melainkan sudah dikenal sejak tahun 1943 saat Papaniculaou
dan Traut menerbitkan buku Diagnosis of Uterine Cancer by
the Vaginal Smear. Kegunaan diagnostik sitologi selain untuk
deteksi keganasan (tes Pap), juga dapat digunakan untuk
evaluasi peradangan, identifikasi jasad renik, evaluasi sitohormonal
dan pengamatan lanjut terapi.
Sejak lebih dari 60 tahun yang lalu tes Pap telah digunakan
sebagai sarana diagnostik kanker serviks. Bahkan di negaranegara
maju yang sudah melakukan program skrining tes Pap,
angka kematian kanker serviks menurun 50-60%.

KETEPATAN DIAGNOSIS
Ketepatan sitologi ginekologi tes Pap cukup baik untuk
mendiagnosis kelainan pada traktus genitalis. Laboratorium
sitologi yang berpengalaman mendapat korelasi lebih dari 90%
dengan hasil histopatologi dari biopsi, terutama bila kelainan
tersebut adalah displasia berat atau karsinoma in situ,; namun
demikian tes Pap juga mempunyai angka kesalahan yang
disebut negatif palsu yaitu dilaporkan negatif tetapi sebenarnya
positif. Hasil negatif palsu ini berkisar: 5-50%, yang meliputi
62% akibat kesalahan pengambilan sampel, 15% akibat
kesalahan skrining dan 23% karena kesalahan interpretasi.
Kesalahan diagnostik tersebut, disebabkan oleh karena:

1. Pengambilan sediaan
Adekuasi sediaan
Pengambilan yang tidak adekuat dapat menyebabkan hasil
negatif palsu; ini sering disebabkan karena tidak terambilnya
sel-sel dari daerah peralihan.
Hal ini dapat terjadi karena alat pengusap tidak mencapai
daerah peralihan atau cara mengusap serviks yang tidak baik,
dan kurang memperhatikan topografi daerah peralihan atau
secara biologis sel-sel belum tampak. Sering pula terjadi pada
keadaan menopause di mana sambungan skuamo-kolumner
berada jauh di dalam kanalis servikalis atau lesinya kecil
sehingga tidak ikut terambil pada pengusapan. Adekuasi sediaan
yang memuaskan tetapi terganggu atau adekuasi yang tidak
memuaskan dapat terjadi pada sediaan apus yang terlalu tipis
dan hanya mengandung sangat sedikit sel, demikian pula pada
sediaan apus yang terlampau tebal dan tidak dioleskan merata,
sel bertumpuk-tumpuk sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Teknik pengambilan sediaan berperan penting dalam kemungkinan
terjadinya kesalahan pada Pap smear, oleh karena itu
harus diperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini:
Pengambil sediaan harus kompeten
Keahlian yang baik dan menggunakan teknik/kriteria
pengambilan Tes Pap yang benar
Pelatihan rutin
Audit untuk adekuasi sampel
Adekuasi memuaskan adalah dijumpainya komponen
daerah peralihan yaitu sel-sel endoserviks atau sel-sel metaplasia
dan sel-sel skuamosa secara mikroskopik.
Adekuasi memuaskan tetapi terganggu atau adekuasi tidak
memuaskan antara lain disebabkan oleh adanya radang padat
atau darah ataupun tidak ditemukannya sel-sel endoserviks,
fiksasi yang tidak baik, ditemukan hanya sedikit sel.
Untuk menghindari tidak terambilnya sel-sel endoserviks
dianjurkan untuk menggunakan gabungan Cytobrush dan Spatula
Ayre. Pada prinsipnya adalah alat yang dapat mencapai
daerah peralihan (zona transformasi), asal dari perubahan
neoplastik tersebut terjadi. Penggunaan Cytobrush dapat menampilkan
95,3% sel endoserviks.
Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel
bervariasi. Variasi alat-alat di bawah ini dalam memindahkan
sel epitel pada kaca benda:
6,5% dengan kapas lidi/spatula
8,4% dengan cervix brush
18,1% gabungan cytobrush dengan spatula

Fiksasi
Fiksasi secepatnya penting karena dapat terjadi artefak
akibat pengeringan udara. Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak
mengalami kerusakan.
Kesalahan yang sering terjadi:
Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama
di luar, tidak segera direndam di dalam cairan fiksatif)
Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96%
Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu
dekat sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak
terfiksasi dengan baik.
Masalah yang banyak dihadapi saat ini adalah besarnya
hasil negatif palsu akibat pengambilan sediaan yang tidak
layak, namun demikian dengan cara pelaporan sistem Bethesda
dimana adekuasi sediaan diperhatikan pula, hal ini akan
menurunkan hasil negatif palsu; untuk adekuasi yang tidak
memuaskan, direkomendasikan untuk diulang, terutama pada
usia tua/menopause, wanita-wanita dengan risiko tinggi. Akan
tetapi untuk wanita yang sudah pernah melakukan tes Pap dan
hasilnya negatif selama 2 kali berturut-turut setiap tahunnya,
dapat diulang satu tahun lagi. Hasil tes Pap tiga tahun sekali
atau satu tahun sekali pada wanita yang hasil Tes Papnya
negatif 2 kali berturut-turut ternyata tidak berbeda bermakna.

2. Laboratorium
Kesalahan di laboratorium seperti kesalahan dalam
pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan
inter-pretasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang
tinggi. Suatu laboratorium sitologi yang baik tidak akan
memberikan hasil negatif palsu lebih dari 10%, untuk
laboratorium sitologi dalam kaitannya dengan kesalahankesalahan
tersebut, maka sebaiknya selalu memperhatikan
pengawasan kualitas antara lain dengan:
Melakukan pemeriksaan ulang (review) dari 10% hasil
sitologi normal, baik diulang secara manual atau dengan
bantuan komputer (Pap Net).
Pendidikan untuk meningkatkan kualitas.
Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan pemeriksaan
kolposkopi juga merupakan suatu pengawasan kualitas.
Kesalahan lain yang juga dapat terjadi adalah karena
kesalahan pasien yang sebelum pemeriksaan sudah mencuci
vagina, mengalami keputihan yang hebat atau saat itu sedang
mengalami perdarahan/haid atau menggunakan preparat
vagina.
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan tes Pap:
1) Formulir konsultasi sitologi
2) Spatula Ayre yang dimodifikasi dan Cytobrush
3) Kaca benda yang di satu sisinya telah diberi tanda/ label
4) Spekulum cocor bebek (Grave’s) kering
5) Tabung berisi larutan fiksasi alkohol 96%

Cara pengambilan sediaan
1). Isi formulir dengan lengkap dan sesuaikan dengan nomor
urut pengambilan.
2). Pasang spekulum cocor bebek untuk menampilkan serviks.
3). Cytobrush dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dan
diputar 180º searah jarum jam.
4). Spatula dengan ujung pendek diusapkan 360º pada permukaan
serviks.
5). Cytobrush diusapkan pada kaca benda berlawanan arah
jarum jam dan spatula juga digeserkan pada kaca benda yang
sama dan telah diberi label (dengan pensil gelas) di sisi kirinya.
Penggeseran meliputi seluruh panjang gelas sediaan dan
hendaknya digeserkan sekali saja.
6). Kaca benda segera dimasukkan dalam larutan fiksasi
alkohol 96%. Sediaan difiksasi minimal selama 30 menit.
7). Sediaan kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering
udara. Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat
praktek, sediaan dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus
yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah.
8). Pewarnaan sediaan dikerjakan di laboratorium sitologi.
Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan
Papanicolaou yang terdiri dari pewarnaan inti dengan Hematoxylin
dan sitoplasma dengan orange G dan EA. Prinsip
pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi
dan dehidrasi sel.
Pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan
sediaan yang baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat,
merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan
diagnosis.
Untuk mengatasi jebakan-jebakan dalam pemeriksaan Pap
smear, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Fiksasi segera, bila diperlukan dapat menggunakan dua
kaca benda
Bersihkan mukus sebelum pengambilan Pap smear
Hindari membersihkan dengan NaCl 0,9% karena akan
membuat sediaan hiposeluler
Gunakan spatula terlebih dahulu sebelum cytobrush untuk
menghindari darah
Pap smear rutin tidak diambil saat haid
Rotasi spatula tidak melebihi 360º untuk menghindari
trauma pada sel normal sehingga menyerupai sel atipik
Pulaskan material dari spatula dengan gerakan yang halus,
tekanan kontinyu untuk menghindari penumpukan material
Ketika menggunakan brush, masukkan ke dalam ostium
dengan tekanan yang lunak (gentle) dan putar sampai 90-180º.
Putarkan brush sepanjang kaca benda dengan memutar
pegangan.
Isi informasi klinis pasien dengan lengkap, yaitu antara lain:
umur, haid terakhir, status kehamilan, riwayat hasil Pap smear
sebelumnya
Sebaiknya biopsi dari Pap Smear abnormal diperiksa secara
simultan oleh ahli patologi yang sama. Korelasi sitopatologi
adalah kunci dari patologi serviks, terutama pada kasus-kasus
sangat sulit. Cara yang paling mudah adalah mengirim biopsi
ke laboratorium yang sama dengan laboratorium yang memeriksa
Pap smear, atau bila terpaksa mengirim ke dua laboratorium
yang berbeda, maka sertakan hasil Pap smearnya.
Sebagai pengambil Pap smear, sebaiknya selalu mengacu
pada korelasi dengan hasil biopsi.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan