Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya RA. Walaupun penyebabnya belum diketahui, genetik (faktor keturunan) bisa menjadi faktor yang sangat penting. Penelitian telah menunjukkan bahwa gen-gen tertentu yang mengatur sistem imun berperan dalam menentukan siapa kira-kira akan terserang RA. Namun demikian tidak semua orang yang menderita RA mempunyai gen spesifik ini, dan ada juga orang yang diketahui mempunyai gen spesifik ini tidak pernah terserang RA.
Faktor lingkungan juga berkontribusi dalam terjadinya RA. Peneliti berspekulasi bahwa RA dapat saja dipicu oleh infeksi (kemungkinan virus atau bakteri) pada orang-orang yang tidak mempunyai penyebab genetik, tetapi bukti-bukti yang kuat mengenai hal ini belum ada.
Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk, dan wanita 2-3 kali lebih sering dibandingkan pria.
Biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun.
Penyebab Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun.
Gejala Artritis rematoid bisa muncul secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan.
Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu sendi pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradang.
Yang pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki.
Sendi yang meradang biasanya menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama pada saat bangun tidur atau setelah lama tidak melakukan aktivitas.
Beberapa penderita merasa lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari.
Sendi yang terkena akan membesar dan segera terjadi kelainan bentuk.
Sendi bisa terhenti dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya.
Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.
Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan karpal.
Di belakang lutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah.
Sekitar 30-40% penderita memiliki benjolan keras (nodul) tepat dibawah kulit, yang biasanya terletak di daerah sekitar timbulnya penyakit ini.
Bisa terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang menyebabkan kerusakan saraf atau luka (ulkus) di tungkai.
Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditis) atau peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru bisa menyebabkan nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung.
Penderita lainnya menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening, sindroma Sjögren atau peradangan mata.
Penyakit Still merupakan variasi dari artritis rematoid dimana yang pertama muncul adalah deman tinggi dan gejala umum lainnya.
Sindroma Felty terjadi jika pada penderita artritis rematoid ditemukan pembesaran limpa dan penurunan jumlah sel darah putih.
Diagnosa Membedakan artritis rematoid dari berbagai keadaan lainnya yang bisa menyebabkan artritis, tidaklah mudah.
Keadaan-keadaaan yang menyerupai artritis rematoid adalah:
- Demam rematik
- Artritis gonokokal
- Penyakit Lyme
- Sindroma Reiter
- Artritis psoriatik
- Spondilitis ankilosing
- Gout
- Pseudogout
- Osteoartritis.
Pola gejalanya sangat khas, tetapi untuk memperkuat diagnosis perlu dilakukan:
- Pemeriksaan darah
- 9 dari 10 penderita memiliki laju endap eritrosit yang meningkat
- sebagian besar menderita anemia
- kadang jumlah sel darah putih berkurang
- 7 dari 10 penderita memiliki antibodi yang disebut faktor rematoid; biasanya semakin tinggi kadar faktor rematoid dalam darah, maka semakin berat penyakitnya dan semakin jelek prognosisnya. Kadar antibodi ini bisa menurun jika peradangan sendi berkurang dan akan meningkat jika terjadi serangan. - Pemeriksaan cairan sendi.
- Biopsi nodul.
- Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan khas pada sendi.
Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan