Kanker servik jadi pembunuh wanita

Tahukah Anda, bahwa dalan setiap jam wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim. Bahkan dalam setiap menit wanita di seluruh dunia meninggal karna kanker yang mematikan ini.

Beda Hormon LH dan FSH

FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang hadir di bagian bawah otak. FSH pada dasarnya menyebabkan pematangan sel telur di dalam folikel dalam tubuh wanita.

Manfaat Bawang Putih

Khasiat atau manfaat bawang putih ternyata tidak hanya untuk menyedapkan atau sebagai bumbu masakan saja, namun ternyata banyak hal lain yg dapat di manfaatkan dari bawang puth tersebut terutamanya untuk dunia kesehatan.

Toko Kayumanis

Selamat datang di Toko Kayumanis version Online Shop Kami menjual T-shirt, kaos oblong dan jaket T-shirt, kaos oblong dan jaket yang kami jual menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, kelebihan dari T-shirt, kaos oblong dan jaket di Toko kami dapat anda tentukan sendiri desainnya, pola ataupun grafisnya sesusai keinginan anda sehingga dapat dipastikan tidak ada T-shirt, kaos oblong dan jaket dari Toko kami yang mempunyai motif yang sama.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Maret 2011

apa itu LEUKIMIA

Pengertian

Menurut Ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan penyakit ganas, progresif pada organ - organ pembentukan darah yang ditandai dengan proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di dalam darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak abnormal, jumlahnya berlebihan, dapat ,menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Mansjoer, 1999).

Pembagian Leukimia

Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloid dan limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar , pembagian leukemia adalah sebagai berikut yaitu :

1. Leukemia limfoid

a. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidensi antara umur 3 sampai 4 tahun.

Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi limpoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular. Paling sering terjadi pada laiki - laki dibandingkan perempuan, LLA jarang terjadi (Smeltzer dan Bare, 2001).

Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa: lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit) infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit. (www.medicastore.com)

Manifestasi klinis :
• Hematopoesis normal terhambat
• Penurunan jumlah leukosit
• Penurunan sel darah merah
• Penurunan trombosit
b. Leukeumia Limfositik Kronik (LLK)

Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria. Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan kedua nya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal. (www.medicastore.com)

Manifestasinya adalah :
• Adanya anemia
• Pembesaran nodus limfa
• Pembesaran organ abdomen
• Jumlah eritrosi dan trombosit mungkin normal atau menurun
• Terjadi penurunan jumlah limfosit (limfositopenia)
2. Leukemia Mieloid

a. Leukemia Mielositik akut (LMA)

Menurut Smeltzer dan Bare (2001), Leukemia akut ini mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke sua sel mieloid;monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena , insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

Gambaran klinis LMA, antara lain yaitu ;terdapat peningkatan leukosit, pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, anemia, ptekie, perdarahan , nyeri tulang, Infeksi

b. Leukemia Mielogenus Kronik (LMK)

Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal (www.medicastore.com).

Dimasukkan kedalam keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak terdapat sel normal dibaniding dalam bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan, jarang menyerang individu di bawah umur 20 tahun, namun insidensinya meningkat sesuai pertambahan umur.

Gambaran klinis LMK mirip dengan LMA, tetapi gejalanya lebih ringan yaitu ; Pada stadium awal, LMK bisa tidak menimbulkan gejala. Tetapi beberapa penderita bisa mengalami: kelelahan dan kelemahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, demam atau berkeringat dimalam hari, perasaan penuh di perutnya (karena pembesaran limpa) (Smeltzer dan Bare, 2001),

Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001) meskipun penyebab leukemia tidak diketahui , presdiposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan.

Faktor lingkungan berupa paparan radiasi pergion dosis tinggi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen antineoplastil) dikaitkan dengan frkuensi yang meningkat khususnya agen-agen alkil.

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.

Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.

Virus menyebabkan beberapa leukemia pada binatang (misalnya kucing). Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yang menyerupai virus penyebab AIDS, diduga merupakan penyebab jenis leukemia yang jarang terjadi pada manusia, yaitu leukemia sel-T dewasa.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia (www. medicastore.com).

Patofisiologi

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Lekemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel lekemia memblok produksi sel darah putih yang normal , merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel lekemia juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan (www.MayoClinic.com).

Menurut Smeltzer dan Bare (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia,. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur, yang termasuk translokasi ini, dua atau lebih kromosom mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak.(www. medicastore.com)

Pemeriksaan penunjang

Menurut Doengoes dkk (1999) menyatakan bahwa pemeriksaan penunjang mengenai leukemia adalah :
• Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik.
• Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/100 ml
• Retikulosit : jumlah biasanya rendah
• Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
• SDP : mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur (mungkin menyimpang ke kiri). Mungkin ada sel blast leukemia.
• PT/PTT : memanjang
• LDH : mungkin meningkat
• Asam urat serum/urine : mungkin meningkat
• Muramidase serum (lisozim) : penigkatabn pada leukimia monositik akut dan mielomonositik.
• Copper serum : meningkat
• Zinc serum : meningkat
• Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50 % atau lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari blast, dengan prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun.
• Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
Penatalaksanaan

1. Pengobatan Leukemia Mielogenus Kronik

Sebagian besar pengobatan tidak menyembuhkan penyakit, tetapi hanya memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan dianggap berhasil apabila jumlah sel darah putih dapat diturunkan sampai kurang dari 50.000/mikroliter darah. Pengobatan yang terbaik sekalipun tidak bisa menghancurkan semua sel leukemik. Satu-satunya kesempatan penyembuhan adalah dengan pencangkokan sumsum tulang. Pencangkokan paling efektif jika dilakukan pada stadium awal dan kurang efektif jika dilakukan pada fase akselerasi atau krisis blast. Obat interferon alfa bisa menormalkan kembali sumsum tulang dan menyebabkan remisi. Hidroksiurea per-oral (ditelan) merupakan kemoterapi yang paling banyak digunakan untuk penyakit ini. Busulfan juga efektif, tetapi karena memiliki efek samping yang serius, maka pemakaiannya tidak boleh terlalu lama. Terapi penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel leukemik. Kadang limpa harus diangkat melalui pembedahan (splenektomi) untuk: mengurangi rasa tidak nyaman di perut, meningkatkan jumlah trombosit, mengurangi kemungkinan dilakukannya tranfusi.

2. Leukemia Limfoblastik Akut

Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel noramal bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang.

Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan: transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu. Suatu kombinasi terdiri dari prednison per-oral (ditelan) dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau asparaginase intravena. Untuk mengatasi sel leukemik di otak, biasanya diberikan suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke otak. Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal yang intensif untuk menghancurkan sel leukemik, diberikan pengobatan tambahan (kemoterapi konsolidasi) untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik. Pengobatan bisa berlangsung selama 2-3 tahun. Sel-sel leukemik bisa kembali muncul, seringkali di sumsum tulang, otak atau buah zakar. Pemunculan kembali sel leukemik di sumsum tulang merupakan masalah yang sangat serius. Penderita harus kembali menjalani kemoterapi. Pencangkokan sumsum tulang menjanjikan kesempatan untuk sembuh pada penderita ini. Jika sel leukemik kembali muncul di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu. Pemunculan kembali sel leukemik di buah zakar, biasanya diatasi dengan kemoterapi dan terapi penyinaran.

3. Pengobatan Leukeumia Limfositik Kronik

Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit. Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah trombosit sangat menurun, diberikan transfusi trombosit. Infeksi diatasi dengan antibiotik.

Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau ditambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak. Prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping. Leukemia sel B diobati dengan alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya. Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Rabu, 30 Maret 2011

Jenis Kemoterapi part 2


Mayoritas obat kemoterapi dapat dibagi ke alkylating agen, antimetabolites, anthracyclines, alkaloid tanaman, inhibitor topoisomerase, dan agen antitumor lainnya.
agen lainnya adalah mechlorethamine, cyclophosphamide, chlorambucil, ifosfamid.
• Depresi sistem kekebalan tubuh, yang dapat mengakibatkan infeksi yang fatal. Walaupun pasien dianjurkan untuk mencuci tangan mereka, menghindari orang sakit, dan mengambil lain langkah-langkah mengurangi infeksi, sekitar 85% infeksi adalah akibat alami mikroorganisme dalam usus pasien sendiri dan kulit. Hal ini mungkin terwujud sebagai infeksi sistemik, seperti sepsis, atau sebagai wabah lokal, seperti herpes zoster. Kadang-kadang, perawatan kemoterapi ditunda karena sistem kekebalan ditekan ke tingkat kritis rendah.
• Kelelahan. Perawatan dapat secara fisik melelahkan bagi pasien, yang mungkin sudah sangat lelah dari kelelahan terkait kanker. Ini dapat menghasilkan ringan sampai anemia berat. Perawatan untuk mengurangi anemia termasuk hormon untuk meningkatkan produksi darah (erythropoietin), suplemen zat besi, dan transfusi darah.
• Kecenderungan untuk berdarah dengan mudah. Obat-obat yang membunuh dengan cepat membagi sel atau sel darah cenderung mengurangi jumlah trombosit dalam darah, yang dapat mengakibatkan memar dan berdarah. jumlah trombosit sangat rendah mungkin sementara dikuatkan melalui transfusi trombosit. Kadang-kadang, perawatan kemoterapi ditunda untuk memungkinkan jumlah trombosit untuk pulih.
• Gastrointestinal distress. Mual dan muntah adalah efek samping obat kemoterapi umum yang membunuh cepat membagi sel. Ini juga dapat menghasilkan diare atau sembelit. Malnutrisi dan dehidrasi dapat terjadi ketika pasien tidak makan atau minum cukup, atau bila pasien muntah sering, karena kerusakan gastrointestinal. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang cepat, atau kadang-kadang dalam berat badan, jika pasien makan terlalu banyak dalam upaya untuk menghilangkan mual atau mulas. Berat badan juga dapat disebabkan oleh beberapa obat steroid. Efek samping ini sering dapat dikurangi atau dihilangkan dengan obat-obatan antiemetik. tindakan perawatan diri, seperti sering makan makanan kecil dan minum cairan bening atau teh jahe, sering dianjurkan. Ini adalah efek sementara, dan sering menyelesaikan dalam waktu seminggu finishing pengobatan.
• Rambut rontok. Beberapa obat yang membunuh sel-sel membelah dengan cepat menyebabkan rambut rontok dramatis; obat lain dapat menyebabkan rambut tipis. Ini adalah efek sementara: biasanya rambut mulai tumbuh kembali beberapa minggu setelah perlakuan terakhir, kadang-kadang dengan kecenderungan untuk ikal yang mungkin disebut "perm kemoterapi".
Kerusakan pada organ tertentu mungkin terjadi, dengan gejala yang dihasilkan:
• Cardiotoxicity (kerusakan jantung)
• Hepatotoksisitas (kerusakan hati)
• Nefrotoksisitas (kerusakan ginjal)
• Ototoxicity (kerusakan pada telinga bagian dalam), memproduksi vertigo

Imunosupresi dan myelosupresi
Hampir semua rejimen kemoterapi dapat menyebabkan depresi dari sistem kekebalan tubuh, sering dengan melumpuhkan sumsum tulang dan menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan platelet. Dua terakhir, ketika mereka terjadi, ditingkatkan dengan transfusi darah. Neutropenia (penurunan jumlah granulosit neutrofil di bawah 0,5 x 10 9 / liter) dapat ditingkatkan dengan sintetis G-CSF (-koloni granulosit stimulating factor, misalnya, filgrastim, lenograstim).
Dalam myelosupresi sangat parah, yang terjadi di beberapa rejimen, hampir semua sel induk sumsum tulang (sel yang menghasilkan sel darah putih dan merah) dihancurkan, yang berarti''transplantasi sumsum alogenik''atau''''autologous sel tulang diperlukan. (Dalam BMT autologous, sel-sel tersebut dikeluarkan dari pasien sebelum pengobatan, dikalikan dan kemudian disuntikkan kembali setelah itu, dalam''''BMT alogenik sumbernya donor.) Namun demikian, beberapa pasien masih mengembangkan penyakit karena gangguan ini dengan tulang sumsum.
Di Jepang pemerintah telah menyetujui penggunaan beberapa jamur obat seperti''''Trametes versicolor, untuk melawan depresi dari sistem kekebalan tubuh pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Mual dan muntah
Kemoterapi-mual dan muntah yang diinduksi (CINV) adalah umum, tetapi penggunaan kemoterapi emetogenik kurang dan antiemetik yang lebih baik telah mengurangi risiko dalam beberapa kali. Stimulasi dari pusat muntah di otak hasil koordinasi tanggapan dari diafragma, kelenjar ludah, saraf kranial, dan otot gastrointestinal untuk menghasilkan gangguan pernapasan dan pengusiran paksa yang dikenal sebagai isi perut dan muntah muntah. Pusat muntah dirangsang secara langsung oleh input aferen dari saraf vagal dan splanknikus, faring, korteks serebral, kolinergik dan stimulasi histamin dari sistem vestibular, dan input eferen dari zona memicu chemoreceptor (CTZ). The CTZ berada di postrema daerah, di luar penghalang darah-otak, dan dengan demikian rentan terhadap rangsangan oleh zat hadir dalam darah atau cairan tulang belakang otak. Neurotransmiter dopamin dan serotonin merangsang pusat muntah secara tidak langsung melalui stimulasi dari CTZ.
The-HT 3 5 inhibitor adalah yang paling efektif antiemetik dan merupakan kemajuan terbesar tunggal dalam pengelolaan mual dan muntah pada pasien dengan kanker. Obat ini dirancang untuk memblokir satu atau lebih sinyal yang menyebabkan mual dan muntah. Yang paling sensitif sinyal selama 24 jam pertama setelah kemoterapi tampaknya menjadi 5-HT 3. Memblokir 5-HT 3 sinyal merupakan salah satu pendekatan untuk mencegah emesis akut (muntah), atau emesis yang sangat parah, tetapi relatif pendek-hidup. Disetujui 5-HT 3 inhibitor termasuk Dolasetron (Anzemet), Granisetron (Kytril, Sancuso), dan Ondansetron (Zofran). 5-HT 3 inhibitor, palonosetron terbaru (Aloxi), juga mencegah mual dan muntah tertunda, yang terjadi selama 2-5 hari setelah perawatan. Sebuah patch granisetron transdermal (Sancuso) disetujui oleh FDA pada bulan September 2008. Patch diterapkan 24-48 jam sebelum kemoterapi dan dapat dipakai hingga 7 hari, tergantung pada durasi rejimen kemoterapi.
obat lain untuk mengendalikan rasa mual pada pasien kanker mulai tersedia pada tahun 2005. Substansi P inhibitor aprepitant (dipasarkan sebagai membetulkan) telah terbukti efektif dalam mengendalikan mual kemoterapi kanker. Hasil dari dua percobaan terkontrol besar diterbitkan pada tahun 2005, menggambarkan khasiat obat ini di lebih dari 1.000 pasien.
Beberapa penelitian dan kelompok pasien mengklaim bahwa penggunaan cannabinoids berasal dari ganja selama kemoterapi sangat mengurangi mual dan muntah yang terkait, dan memungkinkan pasien untuk makan. Beberapa sintetik turunan dari zat aktif dalam ganja (tetrahydrocannabinol atau THC) seperti Marinol mungkin praktis untuk aplikasi ini. Alam ganja, yang dikenal sebagai ganja medis juga digunakan dan direkomendasikan oleh beberapa ahli kanker, meskipun penggunaannya diatur dan tidak sah di mana-mana.
Neoplasma sekunder
Pengembangan neoplasia sekunder setelah kemoterapi sukses dan atau perawatan radioterapi telah terbukti ada. Yang neoplasma sekunder yang paling umum adalah leukemia myeloid akut sekunder, yang berkembang terutama setelah pengobatan dengan alkilasi agen atau inhibitor topoisomerase. Penelitian lain menunjukkan peningkatan 13,5 kali lipat dari populasi umum dalam kejadian terjadinya neoplasma sekunder setelah 30 tahun dari pengobatan.
Lain efek samping
Pada khususnya tumor besar, seperti limfoma besar, beberapa pasien mengembangkan tumor sindrom lisis dari pemecahan cepat sel-sel ganas. Meskipun profilaksis tersedia dan sering dimulai pada pasien dengan tumor yang besar, ini adalah efek samping berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian jika tidak ditangani.
efek samping Kurang umum termasuk rasa sakit, kulit merah (eritema), kulit kering, kuku rusak, mulut kering (xerostomia), retensi air, dan impotensi seksual. Beberapa obat dapat memicu reaksi alergi atau pseudoallergic.
Beberapa pasien melaporkan masalah neurokognitif kelelahan atau non-spesifik, seperti ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, ini kadang disebut pasca-kemoterapi gangguan kognitif, disebut sebagai "otak kemo" oleh kelompok-kelompok pasien.
agen kemoterapi khusus berkaitan dengan toksisitas organ-spesifik, termasuk penyakit kardiovaskular (misalnya, doxorubicin), penyakit paru interstisial (misalnya, bleomycin) dan kadang-kadang neoplasma sekunder (misalnya, MOPP terapi untuk penyakit Hodgkin).

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Selasa, 29 Maret 2011

Leukemia, Gejalanya Mirip Demam Berdarah

Jika tubuh anak Anda lemas, kulit pucat, demam, bahkan terjadi perdarahan karena kadar trombosit dalam darah menurun, muntah dan lain sebagainya, jangan buru-buru memvonis demam berdarah atau penyakit kuning. Harus diteliti lebih lanjut. Sebab, gejala leukemia juga mirip demam berdarah dan penyakit kuning. Bedanya, leukemia lebih berbahaya.
Jika seorang anak terbukti positif menderita leukemia, ia akan menjalani pengobatan yang sangat panjang dan biaya yang sangat besar. Menurut Endang Windia5tuti, dari Sub Bagian Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, sekitar 10 persen kasus kanker yang menyebabkan kematian anak, 2-4% diataranya karena leukemia. Dari sebagian besar kasus kematian akibat leukemia, terjadi pada anak di bawah usia 18 tahun. Lebih posh lagi, penyakit kanker dash ini sering teijadi pada anak usia 3-5 tahun. Leukemia yang sering dialami anak-anak adalah leukemia limfositik akut (LLA). LLA umumnya diketahui ketika anak masih berusia balita, tapi tidak sedikit pasien yang divonis positif LLA ketika sudah menginjak usia remaja.

Proses Terjadinya
Dalam tubuh, jelas Endang, terdapat beberapa jenis sel dash. Secara garis besar terdiri dan sel darah merah (eriirnsit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah mengandung haemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan sel darah putih berfungsi memberantas infeksi. Keping darah diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.

Khusus untuk sel darah putih, dalam kedaan normal sel ini berkembang membentuk limfosit yang punya peran besar bagi sistem kekebalan tubuh manusia. Namun tanpa sebab yang jelas, sel limfosit ini malah berubah menjadi ganas dengan memakan sel darah putih. Umumnya, perkembangan sel ganas ini paling cepat terjadi pada sumsum tulang. Tapi, tidak berhenti sampai di situ. Setelah sel ganas lepas dari sumsum tulang, lalu masuk ke dalam aliran darah.

Karena berada dalam aliran darah, maka aneka sel darah lain akan ikut diserang lalu mengalami kerusakan. Serangan sel limfosit ganas terhadap sel darah putih ini mengakibatkan sistem daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, anak mudah terkena infeksi. Sedangkan rendahnya sel darah merah menyebabkan anak pucat dan lemah.

Keping darah yang berkurang, membuat anak mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti. Selanjutnya sel yang tidak normal atau sel kanker ini merambah hingga ke organ lain seperti hati, limpa, getah bening, otak, ginjal, organ reproduksi, yang mengakibatkan organ tersebut rusak. Ini dapat mengakibatkan anak menderita: gagal hati, gagal ginjal dan meningitis. Hingga saat ini, penyebab sel darah tersebut mengalami perkembangan, secara tidak normal belum diketahui secara pasti. Tapi berdasarkan dugaan, perubahan sel yang tidak normal tersebut terkait dengan gaya hidup. Baik itu berupa pola makan, karena zat kimia dan paparan bahan karsinogenik.

Dugaan lain, kanker ini disebabkan kelainan genetik ditambah masuknya virus tertentu. Defisiensi atau kekurangan faktor imunitas serta paparan zat radioaktif dapat meningkatkan terjadinya kanker ini.

Bisa Diobati
Karena perubahan sel yang abnormal ini bermula di sumsum tulang, maka produksi sel darah merah dalam jumlah yang memadai mengalami kegagalan. Secara kasat mata, pada tubuh keadaan ini memunculkan gejala berupa:

* lemah dan sesak nafas, karena anemia (set darah merah terlalu sedikit)
* infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih
* perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

Pada beberapa penderita, infeksi yang berat merupakan pertanda awal dari leukemia. Sedangkan pada penderita lain gejalanya lebih ringan, berupa lemah, lelah dan tampak pucat. Jika sel-sel leukemia sudah menyebar ke dalam otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan gelisah serta nyeri tulang dan sendi.

Jadi, waspadalah jika anak sering tampak lesu dan lelah disertai pucat, demam yang tak jelas penyebabnya, perdarahan abnormal-seperti mimisan, bercak-bercak biru di kulit, serta rewel karena merasa nyeri pada tulang. Apalagi jika diraba perutnya terasa keras dan membengkak. Kadang-kadang ditemukan benjolan pada kulit, pembengkakan gusi, kelumpuhan otot wajah atau tungkai tanpa sebab yang jelas.

Penyembuhan
Dulu, kemungkinan penyembuhan leukemia sangat kecil, sehingga harapan hidup penderitanya sangat kecil pula. Setelah penyakit terdiagnosis, . banyak penderita yang hanya sanggup bertahan hidup selama 4 tahun atau lebih. Sebagian besar pasien meninggal pada saat sel kankernya masih sedans berada dalam fase akselerasi, atau periode awal saat sel kanker mengalami percepatan perkembangan.

Tapi sejak ditemukannya alat kemoterapi, harapan hidup pasien bisa diperpanjang sampai 8-12 bulan.

Meskipun hingga saat ini masih menjadi momok, namun leukemia atau kanker darah bukan lagi penyakit yang mengerikan. Penyakit yang beberapa tahun lalu bisa dikatakan vonis mati itu, kini bisa diobati, bahkan pengobatan bisa membuat pasien sembuh total.

Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi pengobatan kanker dengan memanfaatkan berbagai sitostatika (obat antikanker) yang ampuh memberantas sel kanker. Juga pengobatan dengan kemoterapi (penyinaran). Tapi masalahnya, obat sitostatika tidak hanya memberantas sel kanker. Sel-sel darah normal yang diproduksi dalam sumsum tulang turut pula terberantas. Akibatnya pasien bisa sangat rawan terhadap infeksi, perdarahan, maupun gangguan kesehatan umum.

Tujuan pengobatan pasien leukemia adalah meneapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemia. Untuk itu, penderita leukemia harus menjalani kemoterapi dan harus dirawat di rumah sakit.

Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.

Meskipun tingkat kemampuan obat anti kanker dalam memberantas sel yang tidak normal demikian tiriggi, tapi efek samping obatnya juga semakin besar. Maka, selama menjalani pengobatan dengan memanfatkan obat anti kanker,.pemantauan ketat efek samping obat terhadap organ lain tidak boleh putus. Organ yang berisiko terkena efek samping pengobatan antara lain : hati, jantung, dan ginjal. Untuk itu, di samping sitostatika, penderita diberi pula obat penangkal efek samping, tranfusi darah, antibiotika, serta makanan bergizi.

Efek Samping Pengobatan
Ada sejumlah efek samping yang mungkin terjadi akibat kemoterapi clan' pemanfaatan obat anti kanker:

1. Sel darah putih menurun (lekopenia) ; Penderita sangat mudah infeksi, akibatnya demam.
2. Sel darah menurun (anemia) ; akibatnya : lemah, pucat, cepat capai, pusing, nyeri dada dan respirasi meningkat. Hati-hati pada penderita yang memang sudah mempunyai kelainan jantung atau paru.
3. Sel trombosit menurun (trobositopenia) akibatnya : mudah berdarah, balk di bawah kulit (petechiea), saluran pencernaan (melena), saluran pernafasan (hemoptisis), maupun pembuluh darah otak (stroke). Hal ini diperburuk apabila penderita juga mendapat radiasi pada tulang-tulang yang membentuk sel darah.
4. Muntah; gelombang rasa muntah berasal dari area epigastrium, tengggorokan belakang dan seluruh abdomen. Muntah ini akan berlanjut menjadi lemah, pusing, pucat dan nafas cepat.
5. Diare; pengeluaran feses dengan frekuensi lebih cepat dari normal dengan konsistensi lunak atau cair, disertai rasa sakit perut atau tidak.
6. Kebotakan; hilangnya rambut temporer, walaupun dalam prosentase kecil ada yang permanen. Hal ini karena penghancuran inti sel basal dari folikel rambut, sehingga rambut rapuh dan mudah dicabut/rontok.
7. Dosis kemoterapi makin besar atau pemberian yang lama akan membuat lebih cepat rontok. Bulu-bulu tubuh lain yang tumbuhnya tidak terlalu cepat tidak terpengaruh oleh kemoterapi.
8. Ekstravasasi. Gejalanya radang hebat disertai nyeri. Apabila obat non vesicant akan sembuh dalam 1-2 hari. Reaksi kulit dan kuku; diakibatkan destruksi sel basal dari epidermis (sistemis) atau gangguan pada sel yang dilewati kemoterapi sepanjang vena. Kelainan ini spesifik untuk kemoterapi tertentu. Sistitis (radang kandung kencing); pada kemoterapi tertentu terjadi nyeri buang air kecil
9. Infeksi Vagina (mucocytis vaginalis); klinis nyeri pada vagina. Bahkan bisa sampai berdarah. Timbul hari ke-5 dan menghilang pada hari ke 10.
10. Gangguan rasa pengecapan; gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan difisiensi protein dan kalori. Gangguan tersebut bisa
sedikit berkurang atau hilang lama sekali, atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal.
11. Kardiomiopati; kerusakan otot jantung yang karena kemoterapi bersifat permanen.
12. Fibrosis paru; terjadi infiltrasi paru sehingga fungsi paru menurun
13. Nefropati asam urat; pecahnya sel kanker karena obat akan menyumbat ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.
14. lelah; rasa lemah dan energi menurun sehingga selalu ingin berbaring di tempat tidur dan tidak bisa berkonsentrasi.
15. Reaksi hipersensitif; adalah efek samping yang sangat berbahaya, mulai fase ringan sampai berat dengan tanda-tanda shock.

Macam leukemia
Leukemia Limfositik
Ini dapat berakibat fatal Sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit, pada LLA berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang. LLA merupakan leukemia yang paling Bering terjadi pada anak-anak. Sel leukemia jenis ini bisa muncul di otak, dan buah zakar. Untuk membunuh sel-sel ini biasanya dilakukan dengan kemoterapi dan tempi penyinaran selama beberapa minggu.

Leukemia Mieloid Akut
Sel mielosit yang dalam keadaan normal berkembang seharusnya menjadi granulosit. Tapi pada penderita LMA, sel mielosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang. Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada dewasa.

Sel-sel leukemia tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya, lalu melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.

Leukemia Limfoasitik Kronis
Ini ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah s.atu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas. Pertumbuhan dan perkembangbiakan sel ini Bering ditemukan pada kelenjar getah bening. Tapi dalam perkembangannya sel leukemia ini bisa masuk ke organ lain dengan memanfaatkan aliran darah ke hati dan limpa. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Akibatnya, kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Bahkan, karena serangan sel ini, sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, justru seringkali menjadi salah arch dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.

Leukemia Mielositik Kronis
Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh perubahan sel darah putih dalam sumsum tulang menjadi ganas. Sehingga menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal. Pada LMK, selselnya terdiri dari sel yang sangat muda sampai sel yang matang. Sedangkan pada LMA hanya ditemukan sel muda. Granulosit leukemik selain menggeser sel-sel normal di dalam sumsum tulang dan seringkali menyebabkan terbentuknya sejumlah besar jaringan sel tumor ganas yang bergantung pada sumsum tulang normal.

Dalam perjalanannya, semakin banyak granulosit muda yang masuk ke dalam aliran darah dan sumsum tulang (fase akselerasi). Alhasil ketika fase tersebut berlangsung, pasien mengalami anemia (kurang darah) dan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit).

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Senin, 28 Maret 2011

Apa itu demam berdarah ?

Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dikenal bermacam-macam jenis virus penyebab penyakit demam berdarah, tetapi di Indonesia hanya terdapat 2 jenis virus penyebab demam berdarah yaitu virus dengue dan virus chikungunya. Diantara kedua jenis virus yang terdapat di negeri kita, virus dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah. Oleh karena itu, penyakit demam berdarah yang kita kenal tepatnya bernama demam berdarah dengue, sesuai dengan nama virus penyebab.
Virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue, merupakan mikroorganisme yang sangat kecil hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup, maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia yang ditempati terutama untuk kebutuhan protein. Apabila daya tahan tubuh seseorang yang terkena infeksi virus tersebut rendah, sebagai akibatnya sel jaringan akan semakin rusak bila virus tersebut berkembang banyak maka fungsi organ tubuh tersebut baik, maka akan sembuh dan timbul kekebalan terhadap virus dengue yang pernah masuk ke dalam tubuhnya.
Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah nyamuk betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau binatang untuk hidup dan berkembang biak. Apabila di sekitar tempat bersarang nyamuk tersebut dijumpai seseorang yang sedang sakit demam berdarah penyakit demam berdarah dengue ringan atau berat. Bila daya tahan tubuh baik dan virus tidak ganas, maka derajat penyakit tidak berat. Sebaliknya apabila daya tahan tubuh rendah seperti pada anak-anak, penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat mematikan.
Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita anak sembuh dengan sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya tergantung dari ketahanan tubuh orang yang terkena. Jadi, apa gunanya diobati? Sebenarnya yang diobati adalah gejala yang timbul sebagai ‘akibat ulah’ virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan, oleh karena sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue, maka harapan lainnya adalah dibuatnya vaksin dengue, yang sampai saat ini masih dalam taraf penelitian dan belum beredar.
Siapa Saja yang Terkena Demam Berdarah Dengue?
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang tahun di negeri kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis. Penyakit ini menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang setiap 4-5 tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga mengenai orang dewasa muda umur 18-25 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali.
Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam berdarah. Nyamuk Aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada pagi dan siang hari berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup di luar rumah, di kebun yang rindang, sehingga anak usia sekolah dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di siang hari tatkala sedang bermain. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa.
Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah lainnya dari rumah ke kantor, atau tempat umum seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran berikutnya setelah anak-anak. Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini pada siang hari di luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit demam berdarah dengue dewasa lebih ringan daripada anak.
Gejala Awal
Gejala klinis demam berdarah dengue pada saat awal penyakit (hari demam 1-3) dapat menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, dan tifus. Gejala yang membedakan satu dengan yang lain yaitu gejala yang menyertai gejala demam berdarah seperti tertera di atas.
a. Demam
Demam pada penyakit demam berdarah ini secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C, Pada anak-anak terjadi peningkatan suhu yang mendadak. Pagi hari anak masih dapat sekolah dan bermain, mendadak sore harinya mengeluh demam sangat tinggi. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa pada saat gejala awal seringkali tidak begitu dihiraukan oleh karena demam datang dengan tiba-tiba. Mereka tetap melakukan kegiatan seperti biasanya dan baru merasakan sakit bila timbul gejala berikutnya yaitu lesu, tidak enak makan dan lain sebagainya.
b. Lesu
Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah dengue akan mengeluh atau terlihat lesu dan lemah. Seluruh badan lemah seolah tidak ada kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat mengeluh tetapi anak yang biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk atau tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan menghilang sama sekali baik minum maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati menyebabkan semua makanan dan minuman yang dimakan keluar lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin bertambah bila penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung (lihat Bagian 3 mengenai Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret 3-5 kali sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila seorang anak menderita mencret disertai demam tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi pada bayi atau anak kecil di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai penyakit virus sering menyebabkan muka dan badan anak kemerahan seperti “udang rebus” (flushing) dan bila dipegang badan sangat panas.
c. Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada demam berdarah dengue. Gejala ini tampak jelas pada anak besar atau dewasa oleh karena mereka telah dapat merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah ulu hati dan daerah di bawah lengkung iga sebelah kanan. Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan lebih mengarah pada penyakit demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab dari nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah pembesaran hati (liver) sehingga terjadi peregangan selaput yang membungkus hati. Pada gejala selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan pembuluh darah kecil pada selaput tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai gejala sakit lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat penurun panas khususnya obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan adanya nyeri perut ini dapat dilakukan penekanan (perabaan disertai penekanan) pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama pada anak yang belum dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat menyerupai gejala radang usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah kanan bawah dekat pangkal paha kanan. Jadi bila terdapat peradangan usus buntu akan terasa sakit bila ditekan di daerah perut sebelah kanan bawah, tetapi pada anak-anak perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar sehingga kadangkala sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah dengue. Apalagi gejala radang usus buntu juga disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Pada pengalaman kami sekitar 2/3 penderita demam berdarah dengue pada anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu bila terdapat nyeri perut disertai demam tinggi harus waspada.
d. Tanda Perdarahan
Pada awal penyakit demam berdarah dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah perdarahan yang tergolong ringan. Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk. Maka, untuk membedakan bintik merah yang disebabkan oleh karena perdarahan pada demam berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk, carilah juga di daerah yang terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung) sehingga hampir dapat dipastikan terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba tekan bintik merah tersebut: bila menghilang itu berarti gigitan nyamuk dan sebaliknya bila menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada gigitan nyamuk akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik tersebut rata dengan permukaan kulit. Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik merah disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah sebagai akibat dari reaksi terhadap “racun” yang terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan karena perdarahan kulit. Bintik merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti halnya bintik merah pada campak, tetapi terpisah satu-satu.
Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada anak perlu diperhatikan apakah anak sering menderita mimisan sebelumnya. Mimisan, terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di daerah selaput lendir hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar tubuh seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau panas, terlampau letih sehingga kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan sebelumnya, maka mimisan mungkin tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah mimisan kemudian demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain yang dapat dijumpai adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam pada kulit bekas pengambilan darah, dan perdarahan gusi.
e. Gejala Lain
Seorang anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam, pada saat demam tinggi dapat terjadi kejang. Walaupun harus difikirkan juga adanya penyakit infeksi lain seperti radang otak atau selaput otak, terutama bila anak setelah kejang tidak sadar kembali. Gejala lain yang sering dikeluhkan oleh anak besar atau orang dewasa menyertai penyakit demam berdarah dengue adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, rasa pegal-pegal pada otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini pada orang dewasa sangat mengganggu sehingga cepat mencari pengobatan, sedangkan anak-anak biasanya belum mengeluh atau keluhan tersebut tidak dirasakan mengganggu.
GEJALA LANJUTAN
Gejala selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi seolah-olah anak sembuh oleh karena tidak demam lagi. Yang perlu diperhatikan saat ini, adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak segar dan mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam dengue ringan; tetapi apabila demam menghilang tetapi anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan/ minum apapun apalagi disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya oleh karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Tanda-tanda syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang dicurigai menderita demam berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3 hari atau lebih. Anak tampak gelisah atau bila syok berat anak menjadi tidak sadarkan diri, nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin dan lembab, perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan tangan penderita. Bibir dan kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah di bagian ujung mengkerut sebagai kompensasi untuk memompa darah yang lebih banyak ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing berkurang atau tidak ada kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok, kurang atau tidak mau minum.
Apabila syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka akan menyusul gejala berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan saluran cerna ini dapat ringan atau berat tergantung dari berapa lama syok terjadi sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam darah akan memicu terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar oksigen di dalam darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya perdarahan saluran cerna tidak terlihat dari luar, oleh karena terjadi di dalam perut. Yang akan tampak hanya perut yang semakin lama semakin membuncit dan nyeri bila diraba. Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak hitam. Pada saat terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan, tetapi bila syok sudah lama terjadi penderita pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Perdarahan lain yang dapat terjadi adalah perdarahan di dalam paru. Anak akan lebih sesak lagi, maikn gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin dipercepat dengan adanya perdarahan di dalam otak.
Pada hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah seseorang sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab disertai perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali normal tanpa gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak-bercak merah menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak putih diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda anak telah sembuh dan tidak perlu dirawat lagi.
Pertolongan Pertama pada Penderita Demam Berdarah Dengue
Seorang yang menderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan menderita demam tinggi. Dalam keadaan demam ini tubuh banyak kekurangan cairan oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak daripada biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus menerus muntah atau tidak mau minum. Maka pertolongan pertama yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya.
Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Minuman yang diberikan sesuai selera anak misalnya air putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink, dapat juga diberikan nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Gunakan Hydroxygen Plus setiap jam (5 tetes didalam 1 gelas air) akan menjamin tercukupinya kebutuhan cairan tubuh dan menguatnya pertahan tubuh terhadap infeksi akibat virus teresebut. Dengan memberikan minum banyak diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi.
Demam yang tinggi demikian juga akan mengurangi cairan tubuh dan dapat menyebabkan kejang pada anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam tinggi, oleh karena itu harus segera diberikan obat penurun panas. Untuk menurunkan demam, berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini harus dipilih obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan jenis asetosal atau aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan memperberat bila terdapat perdarahan lambung. Kompres dapat membantu bila anak menderita demam terlalu tinggi sebaiknya diberikan kompres hangat dan bukan kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak menggigil. Sebagai tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping obat penurun panas dapat diberikan obat anti kejang.
Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus), oleh sebab itu, diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila demam tetap tinggi 3 hari terus menerus apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan dengan penyakit lain seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan. Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi kental atau lebih. Bila keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan dan hasil laboratorium darah masih normal, maka anak dapat berobat jalan. Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga pemeriksaan darah seringkali perlu diulang kembali.
Kapan Penderita Harus Dibawa ke Rumah Sakit ?
Seorang yang diduga menderita demam berdarah akan mengalami bahaya bila mendapat syok dan perdarahan hebat. Untuk mencegah hal-hal tersebut, maka penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita gejala-gejala di bawah ini:
Demam terlalu tinggi (lebih dari 390C atau lebih)
Muntah terus menerus
Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran
Kejang
Perdarahan hebat, muntah atau berak darah
Nyeri perut hebat
Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau penurunan jumlah trombosit.
Perlu diingatkan, pada saat mengantar penderita untuk dirawat; sesaat setelah tiba di rumah sakit segera beritahukan kepada perawat bahwa anak ini kemungkinan menderita demam berdarah. Pemberitahuan ini perlu disampaikan kepada perawat atau dokter yang menerima pertama kali untuk mendapat pertolongan lebih cepat. Penderita dalam keadaan kegawatan, memerlukan pertolongan segera dan makin cepat ditolong makin besar kemungkinan untuk sembuh kembali.
Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam berdarah, akan mudah menular melalui gigitan nyamuk (ingat sifat nyamuk yang dapat menggigit beberapa orang secara berturut-turut. Jadi, bila ada anggota keluarga lain yang menderita demam segera berobat untuk memastikan apakah tertular demam berdarah atau tidak.
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup
• Terhadap nyamuk perantara yaitu
o pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya
• Terhadap diri kita
o memperkuat daya tahan tubuh
o melindungi dari gigitan yamuk
• Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan
Penyuluhan Bagi Masyarakat
Dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan.
Cara Memberantas Jentik
Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur, artinya :
* Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras),
* Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup),
* Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).
Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk.
Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek.
Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air
Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate
Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam
Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan
Cara Memberantas Nyamuk Dewasa
* Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat.
* Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat
* Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)
* Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah
* Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
* Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00)
* Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai
* Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau menginggal.
* Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Minggu, 27 Maret 2011

Peningkatan Teknologi di bidang pangan.


Makanan adalah hal yang sangat di butuhkan manusia demia kelangsungan hidupnya. Makan memang hampir keseluruhannya berasal dari alam. Alam memang telah menyidiakannya untuk kita namun tidak semua makanan dapat langsung kita makan ada mekanisme yang harus dilalui.
Makanan yang ada dan hanya itu-itu saja tentu membuat kita jenuh, namun teknologi kembali memberi solusinya. Pada jaman dahulu siapa sangka kacang kedelai dapat berubah menjadi banyak jenis makanan ataupun minuman, sebut saja tempe, kecap, dan sari kedelai, yang dapat kita nikmati saat ini. Tempe adalah hasil teknologi yang ada di bidang makanan dimana teknologi menggunakan jamur untuk membantu pembuatannya nya. Selain itu jamur juga digunakan dalam pembuatan tape dan minuman beralkohol.
Banyak lagi jenis makanan lain yang menggunakan teknologi dapat cara pembuatannya tapi tahukan kamu bahwa teknologi pangan juga dapat memnyebabkan gangguan kesehatan. Zat pewarnaan makanan dan pengawet makan adala contohnya terlihat seram ya apalagi menggunakan zat pengawet dan pewarna yang tidak sesuai dengan apa yang terlah ditetapkan. Tetap saja terjadi kemudahan yang diberikan teknogi akan menimbulkan efk baik dan buruk. Jadi kita tetap harus waspada

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Sabtu, 26 Maret 2011

PENYAKIT KECACINGAN MASIH DIANGGAP SEPELE

Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, DTM & H saat menghadiri acara sosialisasi penyakit Kecacingan yang diselenggarakan oleh Johnson & Johnson, Kamis (8/7/2010) di Jakarta.

Prof. Tjandra mengatakan kerugian akibat kecacingan tidak terlihat secara langsung, karena itu penyakit ini sering dianggap sepele oleh masyarakat. Kecacingan dapat menyebabkan anemia (kurang darah), berat bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, prestasi dan produktivitas menurun.

Menurut Prof. Tjandra, jenis cacing yang banyak menyerang adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). Penyakit ini pada umumnya menyerang pada anak-anak karena daya tahan tubuhnya masih rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah iklim tropis, kesadaran akan kebersihan yang masih rendah, sanitasi yang buruk, kondisi sosial ekonomi yang rendah, serta kepadatan penduduk.

Dikatakan lebih lanjut, satu ekor cacing dapat menghisap darah, karbohidrat dan protein dari tubuh manusia. Cacing gelang menghisap 0,14 gram karbohidrat & 0,035 gram protein, cacing cambuk menghisap 0,005 mL darah, dan cacing tambang menghisap 0,2 mL darah. Sekilas memang angka ini terlihat kecil, tetapi jika sudah dikalkulasikan dengan jumlah penduduk, prevalensi, rata-rata jumlah cacing yang mencapai 6 ekor/orang, dan potensi kerugian akibat kehilangan karbohidrat, protein dan darah akan menjadi sangat besar.

Kerugian akibat cacing gelang bagi seluruh penduduk Indonesia dalam kehilangan karbohidrat diperkirakan senilai Rp 15,4 milyar/tahun serta kehilangan protein senilai Rp 162,1 milyar/tahun. Kerugian akibat cacing tambang dalam hal kehilangan darah senilai 3.878.490 liter/tahun, serta kerugian akibat cacing cambuk dalam hal kehilangan darah senilai 1.728.640 liter/tahun, ujar Prof. Tjandra.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Kementerian Kesehatan melakukan kebijakan operasional berupa kerjasama lintas program seperti kemitraan dengan pihak swasta dan organisasi profesi. Tujuannya untuk memutuskan rantai penularan, menurunkan prevalensi kecacingan menjadi <20% pada tahun 2015, serta meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi dan advokasi, pemeriksaan tinja minimal 500 anak SD per kabupaten/kota, intervensi melalui pengobatan dan promosi kesehatan, meningkatkan kemitraan, integrasi program, pencatatan dan pelaporan serta monitoring-evaluasi. 60% Penduduk Indonesia Cacingan, Kerugian Capai Rp 0,5 T Cacingan jelas tidak boleh disepelekan. Sebab, selain menggerogoti gizi, cacingan menjadikan daya tahan tubuh merosot sehingga penderita mudah terserang beragam penyakit. Serangan cacingan berpengaruh terhadap asupan karbohidrat dan gizi penderita. Kerugian akibat cacingan mencapai sekitar Rp 0,5 triliun atau setara dengan 20 juta liter darah/tahun. Sebagian besar penduduk Indonesia atau 60% dari sekitar 220 juta orang ternyata cacingan alias beternak cacing di dalam usus. Dari angka prevalensi 60% itu, 21% di antaranya cacingan menyerang anak usia sekolah dasar dengan kandungan cacing enam ekor per orang. Data tersebut, diperoleh melalui survei dan penelitian di beberapa provinsi pada 2006. Namun, hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi antara 2,2% hingga 96,3%,ujar Guru Besar Bidang Ilmu Parasitologi Klinik Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Prof Dr dr Teguh Wahju Sardjono di Jakarta, kemarin. Ironisnya, menurut Prf Teguh, penyakit yang masuk kategori parasit ini tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Padahal, kerugian akibat infeksi cacing tersebut cukup tinggi. apalagi kalau melihat kondisi masyarakat Indonesia yang lebih dari 30 juta jiwa berada dibawah garis kemiskinan. Cacing sesungguhnya tidak memandang bulu untuk menginfeksi manusia. Dengan bermacam perantara, cacing dapat mudah masuk ke tubuh manusia yang kebanyakan melalui makanan yang tidak higienis dalam penyajiannya. Meski menginfeksi manusia, cacing tidak meninggalkan sifat aslinya yang senang dengan lingkungan yang kotor dan lembab. Hal inilah yang menyebabkan infeksi cacing kerap ditemukan pada lingkungan masyarakat yang kumuh dan lembab. Namun demikian, mereka yang selalu menjaga kebersihan akan bebas cacing 100 %. Karena, manusia tidak dapat menghindari kontak dengan orang lain yang mungkin membawa telur cacing. Pada kasus ringan, cacingan tidak menimbulkan gejala nyata, namun pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, tuberculosis, dan malaria. Pantat gatal, merupakan salah satu gejala untuk infeksi dari jenis cacing enterobius vermicularis. Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang anus biasanya di malam hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di daerah sekeliling anus (peri-anal). Dengan menggunakan selotip, contoh telur-telur dapat di ambil dan dapat dilihat dengan bantuan mikroskop untuk diagnosa. Cacingan dapat dicegah dengan mencuci badan, terutama tangan dan kaki dengan air dan sabun dengan bersih. Apabila salah satu anggota keluarga terkena cacingan, maka semua orang di rumah harus dirawat. Seprai, handuk dan pakaian yang dipakai pada 2 hari sebelumnya harus dicuci dengan dengan air hangat dan detergen.


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Jumat, 25 Maret 2011

Keamanan dan teknologi


Keamanan adalah keinginan yang dimiliki setiap orang. Bahkan tak tanggung-tanggung banyak orang yang membayar mahal untuk memperolehnya. Namun saat ini lagi-lagi akan membantu kita sebut saja wabcam atau spycam yang dapat membantu mengawasi setiap sudut tempat yang kita inginkan dan merekamnya. Sangat efisien bukan?
Kecanggihan selanjutnya adalah pintu yang menggunakan kunci kartu sampai sidik jari. Semua itu di buat untuk memperoleh rasa aman yang tinggi. Dalam penyimpanan arsippun kita tidak perlu repot-repot menyusun kertas yang banyak cukup dengan bank data kita dapat menyimpannya , dan masih banyak kemajuan dan kemudahan lainnya. Tapi lagi-lagi kemajuan teknolagi disalah gunakan kenapa? Ada pihak-pahak yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri arsip-arsip rahasia untuk kepentinag dirinya sendiri, hal yang sering terjadi pada penggunaan ATM yang memakai magnet. Hal ini sering terjadi, tidak hanya di Indonesia banyak Negara lain pula yang terkena masalah ini. Berita yang paling hangat adalah pembobolan situs rahasia milik Negara yang dilakukan oleh suatu pihak, dan lagi-lagi teknologi digunakan untuk aksinya tersebut.
Jadi menurut kalian apakah teknologi membantu keamanan atau merusaknya?


Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Kamis, 24 Maret 2011

Internet membantu kehidupan kita

Ada beragam macam masalah dalam kehidupan ini mulai dari yang berbau financial sampai yang non financial. Tentunya kita butuh bantuan dari seseorang atau sesuatu untuk membantu mencarikan jalan keluarnya.
Tapi sadar kah anda bahwa teknologi saat ini mungkin bisa sedikit memberikan solusi. Untuk masalah non financial ataupun financial kita. Internet adalah salah satu bentuk teknologi saat ini yang dapat diandalakan untuk mencari solusinya.
Kita dapat bertanya tentang masalah kita melalui forum-forum yang tersedia juga dapat mencari peluang bisnis disini. Jangan takut untuk mencoba walau pada awalnya mungkin akan bigung namun ketika mengerti anda akan mengetahui sangat berguna selalu internet untuk kita.
Sebut saja facebook dan twitter adalah forum atau situs yang berguna untuk mencari teman. Kemudahan nya kita tidak perlu pergi jauh untu mendapatkan teman yang beda propinsi bahkan Negara. Kemudian banyak peluang bisnis yang disediakan disini mulai dari situs jual beli online sampai situs-situs artikel uang komersial.
Anada bisa mendapatkan teman, uang atau apapun yang anda inginkan di internet.
So internet can help our problem

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Rabu, 23 Maret 2011

Teknologi itu selalu berkembang

Teknologi adalah suatu cabang ilmu yang bergerak di bidang teknik. Teknik membantu kita dalam berbadai hal contoh kecilnya adalah saat kita menimba air jika ilmu teknik tidak menemukan mekanisme kantrol mungkin sampai saat ini kita masih kerepotan hanya untuk menimba air.
Ilmu teknolagi berkembang saat pesat mulai dari teknologi elektronik yang mengembangkan banyak jenis ponsel, dan alat elektronik laennya sampai teknologi kesehatan yang dapat mendiagnosa penyakit yang sulit sekalipun.
Dengan berkembangnya ilimu teknolagi setiap waktu tentunya harus diimbangi juga dengan kemajuan pengetahuan SDM nya. Jika tidak kita akan dibodohi dengan teknologi itu sendiri.
Teknologi yang maju dapat menolong kita atau menyulitakan kita baca artikel………..untuk lebuh jelasnya. Tentu dengan sulitnya menyesuaikan diri dengan teknolagi akan membuat kita selalu ketinggalan lalu bagaimana kiatnya ?..
1. hal yang sangat mudah tapi terkadang sangat disepelakan yaitu membaca user guide atau buku pentunjuk pemakaian suatu produk atau alat.
2. jangan malu bertanya jika anda tidak mengerti
3. harus berani mencoba.

mungkin itu itu sedikit artikel saya jka ada ang kurang tolong diberi masukan ya.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Selasa, 22 Maret 2011

Kemoterapi Ajuvan

Pemberian kemoterapi dosis tunggal telah dapat dibuktikan dan kemudian diperbaiki dengan kemoterapi secara kombinasi, seperti penggunaan kombinasi obat – obat antineoplastik dengan cara kerja yang berbeda dan efek samping terbatas (limited overlapping), dilanjutkan dengan interval masa istirahat. Hasil yang dicapai dengan menggunakan kombinasi kemoterapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti heterogenitas tumor, sensitifitas terhadap obat dan efek sinergis dari obat – obatan kombinasi tersebut. Walaupun dengan kemoterapi kontrol terhadap tumor telah dapat diperlihatkan secara klinis, namun secara klinis penggunaan kombinasi kemoterapi telah memperlihatkan pengaruh yang besar dengan menunjukkan tidak adanya residual tumor setelah pemberian pengobatan awal. Setelah operasi reseksi total, sebagian besar penyakit kanker mempunyai kemungkinan metastase ke bagian lain jika tidak diberikan kemoterapi profilaksis. Kombinasi kemoterapi pada cara ini disebut kemoterapi ajuvan (adjuvant chemotherapy).
Manfaat pengobatan kemoterapi ajuvan telah diperlihatkan pada sejumlah penelitian prospektif secara acak (random) pada tumor anak dan menunjukkan tidak adanya mikrometastase pada saat operasi 3. Efektifitas / keberhasilan kemoterapi ajuvan mungkin berhubungan dengan perbedaan antara mikrometastase dan metastase yang nyata secara klinis ;
1. Berkurangnya sel – sel tumor
2. Sebagian besar sel – sel berada dalam siklus sehingga peka terhadap kemoterapi (Salmon 1979)
3. Semua sel terkena dengan konsentrasi obat yang adekuat (tidak berhubungan dengan vaskularisasi tumor)
4. Resistensi berkurang (Goldie dan Coldman 1979) 3


Kemoterapi Pre-operatif
Terapi prabedah atau neoadjuvant telah banyak digunakan untuk mencegah / mengatasi beberapa masalah operasi seperti ruptur dari tumor Wilms di tengah – tengah operasi. Pemberian kemoterapi neoajuvan diikuti dengan terapi standar pasca operasi telah memperlihatkan hasil yng lebih baik daripada cara standar sebelumnya (Lemerle dan kawan - kawan 1983) 3. Suatu keuntungan yang besar adalah operasi akan lebih mudah dilaksanakan dan sering tumor dapat diangkat secara utuh, dengan rendahnya insidens sekuele akibat operasi. Yang menarik pada tumor Wilms adalah mengecilnya ukuran tumor dan rendahnya insidens penyebaran setelah diberikan kemoterapi serta memperbaiki prognosis dengan meningkatnya proporsi tumor stadium I (Lamerle dan kawan - kawan 1983). Respons terhadap pengobatan biasanya berdasarkan pada digunakannya lebih dari satu macam obat dan dapat dievaluasi pada pasien secara perorangan sehingga baik digunakan untuk pengobatan pasca operasi. Namun demikian, manfaat dari berbagai obat tunggal terhadap kemoterapi kombinasi belum diketahui. Penelitian aktivitas suatu obat antineoplastik tunggal dapat dilakukan dengan memberikan untuk waktu yang pendek pada tumor kemudian dievaluasi sebelum pemberian kemoterapi kombinasi.

Kemoterapi Dosis Tinggi
Secara eksperimen, sistem trasplantasi tumor serta pengalaman klinis memperkuat kentungan pengobatan kemoterapi dosis tinggi pada tumor padat yang sensitif 3. Namun demikian, definisi kemoterapi dosis tinggi dengan cepat berubah dan tetap merupakan konsep yang dinamis. Sebagai salah satu cara penanganan pasien kanker, telah menjadi lebih komprehensif dan efektif terutama dengan diperkenalkannya faktor – faktor pertumbuhan hematopoeitik. Bila penggunaan kemoterapi dosis tinggi digabung dengan transplantasi sumsum tulang atau bersamaan dengan penanganan sel – sel muda darah perifer (peripheral blood stem cell support), maka disebut kemoterapi megadose.
Agen alkilasi merupakan bahan yang terbaik untuk digunakan dengan dosis yang ditingkatkan selama toksisitas ekstrameduler pada dosis tinggi relatif rendah. Diketahui bahwa tumor yang residif setelah pemberian kemoterapi dosis tinggi merupakan masalah yang penting dan perlu pengobatan. Tumor yang kemosensitif yang tidak diterapi dengan dosis konvensional merupakan calon untuk kemoterapi megadose. Sekarang ini kemoterapi dosis tinggi diikuti dengan infus berulang sumsum tulang autolog atau PSBC pada anak – anak sangat penting terutama untuk pengobatan metastase neuroblastoma, sarkoma Ewing stadium lanjut, tumor otak yang residif dan limfoma yang refrakter. Transplantasi sumsum tulang alogenik dilakukan terutama untuk mengobati leukemia atau setelah induksi pengobatan pasien pada saat risiko tinggi kekambuhan.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Senin, 21 Maret 2011

Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan penyakit yang disebabkan oleh agen kimia yang biasanya digunakan untuk terapi kanker. Dasar pengobatan yaitu perbedaan antara sel kanker dan sel normal terhadap reaksi pengobatan sitostatika yang diberikan sendiri – sendiri atau secara kombinasi. Perbedaan tersebut adalah perbedaan sifat biologis, biokimia, reaksi farmakokinetik dan sifat proliferatif. Sebelum membahas mengenai cara kerja masing – masing golongan obat antineoplasma, perlu diketahui dulu hubungan kerja obat antineoplasma dengan siklus sel kanker. Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan yaitu :
1. Yang sedang membelah (siklus proliferatif).
2. Yang dalam keadaan istirahat (tidak membelah, G0).
3. Yang secara permanen tidak membelah. 1
Sel tumor yang sedang membelah terdapat dalam beberapa fase yaitu :
- fase mitosis (M)
- fase pramitosis (G1)
- fase sintesis DNA (S)
- fase pascamitosis (G2) 1

Pada akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul dengan fase S yang merupakan saat terjadinya replikasi DNA. Setelah fase S berakhir sel masuk dalam fase pramitosis (G2) dengan ciri – ciri :
- sel berbentuk tetraploid
- mengandung DNA lebih banyak daripada sel fase lain
- masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein
Sewaktu mitosis berlangsung (fase M) sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba – tiba, dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel. Setelah itu sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki fase G1, saat sel berproliferasi atau memasuki fase istirahat (G0). Sel dalam fase G0 yang masih potensial untuk berproliferasi disebut sel klonogenik atau sel induk (stem cell). Jadi yang menambah jumlah sel kanker adalah sel dalam siklus proliferasi dan dalam fase G0 1.
Ditinjau dari siklus sel, obat dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :


1. Yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase – fase tertentu dari siklus sel (cell cycle specific), misalnya vinkristin, vinblastin, merkaptopurin, metotreksat, asparaginase. Zat ini terbukti efektif terhadap kanker yang berproliferasi tinggi misalnya kanker sel darah.


2. Zat cell cycle nonspecific, misalnya zat alkilator, antibiotik antikanker, sisplatin. 1
Perbedaan kerja tersebut lebih bersifat relatif daripada absolut karena banyak zat yang tergolong cell cycle nonspecific lebih efektif terhadap sel yang berproliferasi dan terhadap sel – sel yang sedang dalam fase tertentu siklusnya. Misalnya bila DNA sel klonogenik yang telah teralkilasi diperbaiki sebelum sel memasuki fase S, maka sel tersebut tidak dipengaruhi oleh zat alkilator.
. Obat – obat untuk terapi kanker terdiri dari beberapa kelas obat, yaitu golongan antibiotika, hormon, antimetabolit, alkaloid nabati / alkaloid vinka dan agen alkilasi 4.

Mekanisme kerja masing – masing golongan adalah sebagai berikut :
I. Alkilator (Agen Alkilasi)
Cara kerja : melalui pembentukan ion karbonium yang sangat reaktif  alkilasi DNA. Yang termasuk golongan alkilator adalah :
1.1. Mekloretamin
1.2 .Siklofosfamid
1.3. Klorambusil
1.4. Busulfan

II. Antimetabolit
Cara kerja : menggantikan purin / pirimidin dalam pembentukan nukleosida  menghambat sintesis DNA. Yang termasuk golongan antimetabolit adalah :
2.1. Sitarabin
2.2. Metotreksat (MTX)
2.3. Merkaptopurin


III. Alkaloid Nabati (Alkaloid Vinka)
Cara kerja : berikatan dengan tubulin (komponen protein mikrotubulus), yang merupakan bagian penting dari micotic spindle  mitosis terhenti dalam metafase. Yang termasuk golongan alkaloid nabati adalah :
3.1. Vinkristin
3.2. Vinblastin


IV. Antibiotika
4.1. Daunorubisin dan Doksorubisin (Adriamisin)
Cara kerja :
a. Interkalasi dengan DNA  rantai DNA putus.
b. Bereaksi dengan sitokrom p450 reduktase  reaksi dengan O2  menghasilkan radikal bebas  sel hancur
4.2. Aktinomisin-D (Daktinomisin)
Cara kerja :
Interkalasi antara guanin dan sitosin pada 2 rantai DNA (double stranded DNA)
Menghambat sintesis RNA yang dependen terhadap DNA (terutama ribosomal DNA)
4.3. Bleomisin
Cara kerja : membentuk kompleks dengan Fe  berikatan dengan DNA  terbentuk radikal bebas  rantai DNA putus (single and double stranded) dan sintesis DNA terhambat.


V. Hormon
Cara kerja : hormon berikatan dengan reseptor protein pada sel kanker. Kanker yang sensitif terhadap hormon tertentu mempunyai reseptor spesifik untuk hormon tersebut, misalnya reseptor estrogen, progesteron dan kortikosteroid. Keberhasilan terapi dengan hormon tertentu ditentukan oleh banyaknya reseptor hormon tersebut pada sel kanker itu. Yang termasuk golongan hormon dan yang banyak digunakan pada kasus tumor pada anak adalah kortikosteroid.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Minggu, 20 Maret 2011

Kanker itu adalah

Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler 1. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.
3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan jaringan normal).
4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
5. Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :
1. Desakan akibat pertumbuhan tumor.
2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis.
3. Gangguan sistemik lain akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
Umumnya keganasan pada anak dapat disembuhkan 2. Tetapi penatalaksanaan keganasan pada anak sangatlah kompleks dan membutuhkan suatu kerjasama tim spesialis onkologi yang terdiri dari dokter anak, penyakit dalam, radiologi dan gizi.
Pengembangan terapi yang efektif dan aman terbatas. Oleh karena kesulitan memahami mekanisme transformasi molekuler sel, resistensi terhadap pengobatan, kurangnya pilihan terapi yang tersedia untuk sel malignan dan non-malignan dan toksisitas.
Terapi lokal dengan pembedahan dan / atau radiasi merupakan komponen penting terapi untuk kebanyakan tumor padat, tapi kemoterapi multiagen sistemik kadang diperlukan pada kasus dengan metastasis. Demikian pula, kemoterapi sendirian biasanya tidak cukup untuk melenyapkan tumor sisa yang besar. Sehingga kadang pada anak dengan tumor ganas, diperlukan ketiga terapi. Sayangnya, kebanyakan kemoterapi efektif punya indeks terapeutik yang sempit (rasio kemanjuran terhadap toksisitas), sehingga toksisitas akut dan kronis dapat diminimalkan.
Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan menggunakan bahan / alat kimia yang akan menyebabkan kerusakan atau kematian sel kanker. Obat – obat kimia tersebut dikenal sebagai sitostatika.
Kemoterapi merupakan dasar pengobatan kanker yang penting pada anak dan dengan diikuti dengan peningkatan cure rate.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap kinetika sel, sitostatika digolongkan, yaitu obat – obatan tidak spesifik, obat - obatan yang spesifik untuk golongan tertentu dan obat – obatan yang spesifik untuk siklus sel.
Dalam klinis, kemoterapi diberikan dengan tujuan menyembuhkan, paliasi atau pencegahan.
Kemampuan kemoterapi dalam mengontrol perkembangan ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis obat, dosis, cara pemberian, farmakokinetik, sifat biologis, kinetika sel dan toleransi penderita.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Sabtu, 19 Maret 2011

Aspergillus fumigatus

1. Klasifikasi
• Superkingdom : Eukaryota
• Kingdom : Fungi
• Phylum : Ascomycota
• Subphylum : Pezizomycotina
• Class : Eurotiomycetes
• Order : Eurotiales
• Family : Trichocomaceae
• Genus : Aspergillus
• Species : Aspergillus fumigates

2. Morfologi Aspergillus fumigatus Gambaran mikroskopik dari Aspergillus fumigatus memiliki tangkai – tangkai panjang (conidiophores) yang mendukung kepalan ya yang besar (vesicle). Di kepala ini terdapat spora yang membangkitkan sel hasil dari rantai panjang spora. Jamur ini mampu tumbuh pada suhu 37 ° C/99 ° F (suhu tubuh normal manusia), dan dapat tumbuh pada suhu sampai 50 ° C/122 ° F, dengan konidia bertahan hidup pada suhu 70 ° C/158 ° F-kondisi itu pertemuan secara teratur dalam tumpukan kompos pemanasan sendiri. Pada rumput kering Aspergillus fumigatus dapat tumbuh pada suhu di atas 50oC.

3. Epidomologi A. fumigatus adalah saprotroph atau saprofit yang tersebar luas di alam, Hampir semua bahan dapat ditumbuhi jamur tersebut, terutama di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi dan ia juga memainkan peranan penting dalam karbon dan daur ulang nitrogen. Sifat ini memudahkan jamur aspergillus menimbukan penyakit bila terdapat faktor presdisposisi. Koloni jamur dari ribuan konidiofor menghasilkan konidia abu-abu-hijau menit (2-3 pM) yang siap menjadi udara. Selama bertahun-tahun fumigatus A. diperkirakan hanya bereproduksi secara aseksual, selama tidak kawin atau meiosis yang pernah diamati. Namun, pada tahun 2008 itu menunjukkan bahwa A. fumigatus memiliki siklus berfungsi penuh reproduksi seksual, 145 tahun setelah deskripsi awal oleh Fresenius. Meskipun aspergillus terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigates, Aspergillus niger, Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi.

4. Siklus hidup Aspegillus fumigatus mempunyai suatu haploid genome yang stabil, dengan tidak mengalami siklus seksual. A. fumigatus bereproduksi dengan pembentukan conidiospores yang dilepaskan ke dalam lingkungan. Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana, terutama pada makanan, sayuran basi, pada sampah daun atau tumpukan kompos. Konidia biasanya terdapat di udara baik di dalam maupun di luar ruangan dan sepanjang tahun. Aspergillus juga bisa tumbuh di daun-daun yang telah mati, gandum yang disimpan, kotoran burung, tumpukan pupuk dan tumbuhan yang membusuk lainnya.

5. Penyebaran Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

6. Penyakit Penyakit yamg ditimbulkan oleh jamur ini adalah Aspergilosis Bronkopulmoner Alergika (ABPA), Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA), .ABPA terjadi karena terdapat reaksi hipersensitivitas terhadap kolonisasi aspergilosis di daerah pohon trakeobronkial dan terjadi berkaitan dengan asma dan fibrosis kistik . aspergillus fumigatus akibat pemakaian kortikosteroid terus menerus. Akibatnya akan terjadi produksi mukus yang berlebih karena kerusakan fungsi silia pada saluran pernapasan. Mukus ini berbentuk sumbatan yang mengandung spora Aspergillus fumigatus dan eosinofil di lumen saluran napas. Akan terjadi presipitasi antibodi IgE dan IgG melalui reaksi hipersensitivitas tipe I menyebabkan deposit kompleks imun dan sel-sel inflamasi di mukosa bronkus. Deposit ini nantinya akan menghasilkan nekrosis jaringan dan infiltrat eosinofil (reaksi hipersensitivitas tipe III) hingga membuat kerusakan dinding bronkus dan berakhir menjadi bronkiektasis. Tak jarang ditemui spora pada mukus penderita aspergilosis paru. Pada sinusitis alergik akibat jamur juga dapat terjadi sendiri atau bersama dengan ABPA. Adapun aspergiloma merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Penyakit yang mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis, sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bula emfisema. Fungus ball ini dapat bergerak di dalam kavitas tersebut namun tidak menginvasi dinding kavitas. Adanya fungus ball menyebabkan terjadinya hemoptisis yang berulang. CNPA merupakan proses subakut yang biasanya terdapat pada pasien imunosupresi, terutama berkaitan dengan penyakit paru sebelumnya, alkoholisme, atau terapi kortikosteroid kronik. Sering kejadian ini terlewat karena sulit dikenali hingga akhirnya terbentuk infiltrat paru dengan kavitas. Aspergilosis invasis juga terjadi karena imunosupresi dengan gejala progresif yang cepat dan fatal meliputi invasi ke pembuluh darah dengan berakibat infiltrat multifokal yang lebar dan berkavitas di sekitar pleura, menjalar hingga ke sistem saraf. Status imunosupresi yang sering menyebabkan aspergilosis invasif ialah AIDS, penyakit granulomatosa kronik, netropenia, tranplantasi sumsum tulang atau organ padat. aspergilosis invasif relatif umum terjadi pada pasien dengan status imunokompromais berat, terutama AIDS dan transplantasi organ. Spora jamur akan berproliferasi di saluran udara paru dan pada keadaan imunokomprais berat spora akan masuk ke pembuluh darah transbronkial menyebabkan infark hemoragik. Di area ini akan terbentuk kavitas yang mengandung sekuestrum paru yang terinfeksi, terlihat sangat mirip misetoma.

7. Gejala penyakit ABPA terjadi pada pasien asma dan fibrosis kistik sehingga bermanifestasi dengan demam, batuk berdahak, dengan mengi pada auskultasi.dan infiltrat paru yang tidak responsif dengan terapi antibakterial. Penderita mengeluh batuk produktif dengan gumpalan mukus yang dapat membentuk kerak di bronkus., kadang menyebabkan hemoptisis. ABPA juga bisa terjadi berbarengan dengan sinusitis fungal alergik, dengan gejala sinusitis di dalamnya dengan drainase sinus yang purulen. Gejala CNPA yang meliputi demam, batuk, keringat malam, dan penurunan berat badan, sehingga menyebabkan kavitas selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Aspergilosis invasif mengalami gejala yang sangat bervariasi, yakni demam, batuk, sesak napas, nyeri pleura, dan kadang-kadang menimbulkan hemoptisis pada pasien dengan prolong neutropenia atau keadaan imunosupresi.

8. Diagnosa Dari berbagai pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut : •Jumlaheosinofilmeningkat • Rontgen dada menunjukkan adanyain filtrasi dan bayangan yang menyerupai jari tangan • CAT scan dada menunjukkan adanyab ronkiektasis sentral atau sumbatan lendir •Bronkoskopi disertai pembiakan dan biopsi transbronkial • Biopsi paru (jarang dilakukan). adanya reaksi benjolan merah di kulit jika dilakukan skarifikasi atau suntikan intradermal dengan antigen Aspergillus, adanya sumbatan bronchus yang menahun, terbentuknya antibodi presipitasi serum terhadap Aspergillus, peningkatan kadar IgE dalam serum dan adanya infiltrat paru yang bersifat transien (dengan atau tanpa bronkiektasis sentral). Kolonisasi endobronkial saprofitik didiagnosa dengan kultur atau ditemukannya Aspergillus mycelia pada sputum atau pada dahak ditemukan hyphae. Serum precipitin terhadap antigen spesies Aspergillus biasanya juga muncul. Cara mendiagnosa penyakit tersebut : Bola jamur dari paru biasanya dapat didiagnosa dengan foto toraks dan dari catatan medis. Diagnosa aspergillosis invasif ditegakkan dengan ditemukannya Mycelia Aspergillus dengan mikroskop dari jaringan yang terinfeksi; konfirmasi diagnosa dilakukan dengan kultur untuk membedakan dengan penyakit jamur lain yang gambaran histologinya mirip.

9.Pengobatan Prinsip pengobatan yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus adalah dengan menghilangkan jamur dan sporanya yang terdapat dalam tubuh. ABPA diobati dengan corticosteroid suppression namun dengan oral, bukan lagi inhalasi dan biasanya membutuhkan terapi yang lama. Reseksi bedah, jika memungkinkan, adalah pengobatan paling tepat untuk aspergilloma. Amphotericin B (Fungizone® atau formasi lipid) IV dapat digunakan untuk infeksi jaringan bentuk invasif. Pemberian Itraconazole bermanfaat bagi penderita yang perkembangannya lebih lambat dan untuk penderita yang mempunyai masalah kekebalan. Terapi imunosupresif harus dihentikan atau dikurangi sebisa mungkin. Kolonisasi endobronkial harus diobati sedemikian rupa untuk memperbaiki drainase bronkopulmoner. ABPA yang berbarengan dengan sinusitis alergik fungal memerlukan tindakan operasi jika terdapat polip obstruktif. Kadang-kadang dapat juga dibilas dengan amfoterisin untuk mempercepat peyembuhan. Pengobatan CNPA terdiri dari terapi dengan voriconazole, atau bisa juga dengan itraconazole, caspofungin, atau keluarga amfoterisin. Jika respon antijamur sangat kurang, terapi CNPA ialah dengan pembedahan paru. Pembedahan ini ditujukan untuk lesi yang terlokalisasi yang tidak respon dengan antijamur, apalagi jika telah dibarengi dengan hemoptisis dan sumbatan mukus.

10. Cara Pencegahan
Udara ruangan yang disaring dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan infeksi aspergillosis invasive pada penderita yang dirawat di RS terutama penderita dengan netropenia. v Orang-orang dengan faktor predisposisi (asma, fibrosis kistik, dll), sebaiknya menghindari lingkungan dimana jamur aspergillus ditemukan.

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

Kamis, 17 Maret 2011

Rhizopus oryzae


Klasifikasi Rhizopus oryzaemenurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet, 1989).
Peran Rhizopus oryzae sebagai Bahan Pangan dan Penghasil Enzim
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).
Rhizopus oryzae sebagai Starter
Jamur sering digunakan sebagai starter dalam pembuatan berbagai jenis keju. Agar tumbuh pada susu, kultur starter harus mampu untuk memfermentasikan laktosa, menghasilkan asam amino dari proses proteolisis (Widodo, 1992). Peran utama jamur dalam pembuatan keju adalah mempertajam cita rasa dan aroma, serta sedikit memodifikasi penampakan tekstur tahu keju (Daulay, 1991b).

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan