Selasa, 29 Maret 2011

Leukemia, Gejalanya Mirip Demam Berdarah

Jika tubuh anak Anda lemas, kulit pucat, demam, bahkan terjadi perdarahan karena kadar trombosit dalam darah menurun, muntah dan lain sebagainya, jangan buru-buru memvonis demam berdarah atau penyakit kuning. Harus diteliti lebih lanjut. Sebab, gejala leukemia juga mirip demam berdarah dan penyakit kuning. Bedanya, leukemia lebih berbahaya.
Jika seorang anak terbukti positif menderita leukemia, ia akan menjalani pengobatan yang sangat panjang dan biaya yang sangat besar. Menurut Endang Windia5tuti, dari Sub Bagian Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, sekitar 10 persen kasus kanker yang menyebabkan kematian anak, 2-4% diataranya karena leukemia. Dari sebagian besar kasus kematian akibat leukemia, terjadi pada anak di bawah usia 18 tahun. Lebih posh lagi, penyakit kanker dash ini sering teijadi pada anak usia 3-5 tahun. Leukemia yang sering dialami anak-anak adalah leukemia limfositik akut (LLA). LLA umumnya diketahui ketika anak masih berusia balita, tapi tidak sedikit pasien yang divonis positif LLA ketika sudah menginjak usia remaja.

Proses Terjadinya
Dalam tubuh, jelas Endang, terdapat beberapa jenis sel dash. Secara garis besar terdiri dan sel darah merah (eriirnsit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah mengandung haemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan sel darah putih berfungsi memberantas infeksi. Keping darah diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.

Khusus untuk sel darah putih, dalam kedaan normal sel ini berkembang membentuk limfosit yang punya peran besar bagi sistem kekebalan tubuh manusia. Namun tanpa sebab yang jelas, sel limfosit ini malah berubah menjadi ganas dengan memakan sel darah putih. Umumnya, perkembangan sel ganas ini paling cepat terjadi pada sumsum tulang. Tapi, tidak berhenti sampai di situ. Setelah sel ganas lepas dari sumsum tulang, lalu masuk ke dalam aliran darah.

Karena berada dalam aliran darah, maka aneka sel darah lain akan ikut diserang lalu mengalami kerusakan. Serangan sel limfosit ganas terhadap sel darah putih ini mengakibatkan sistem daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, anak mudah terkena infeksi. Sedangkan rendahnya sel darah merah menyebabkan anak pucat dan lemah.

Keping darah yang berkurang, membuat anak mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti. Selanjutnya sel yang tidak normal atau sel kanker ini merambah hingga ke organ lain seperti hati, limpa, getah bening, otak, ginjal, organ reproduksi, yang mengakibatkan organ tersebut rusak. Ini dapat mengakibatkan anak menderita: gagal hati, gagal ginjal dan meningitis. Hingga saat ini, penyebab sel darah tersebut mengalami perkembangan, secara tidak normal belum diketahui secara pasti. Tapi berdasarkan dugaan, perubahan sel yang tidak normal tersebut terkait dengan gaya hidup. Baik itu berupa pola makan, karena zat kimia dan paparan bahan karsinogenik.

Dugaan lain, kanker ini disebabkan kelainan genetik ditambah masuknya virus tertentu. Defisiensi atau kekurangan faktor imunitas serta paparan zat radioaktif dapat meningkatkan terjadinya kanker ini.

Bisa Diobati
Karena perubahan sel yang abnormal ini bermula di sumsum tulang, maka produksi sel darah merah dalam jumlah yang memadai mengalami kegagalan. Secara kasat mata, pada tubuh keadaan ini memunculkan gejala berupa:

* lemah dan sesak nafas, karena anemia (set darah merah terlalu sedikit)
* infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih
* perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

Pada beberapa penderita, infeksi yang berat merupakan pertanda awal dari leukemia. Sedangkan pada penderita lain gejalanya lebih ringan, berupa lemah, lelah dan tampak pucat. Jika sel-sel leukemia sudah menyebar ke dalam otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan gelisah serta nyeri tulang dan sendi.

Jadi, waspadalah jika anak sering tampak lesu dan lelah disertai pucat, demam yang tak jelas penyebabnya, perdarahan abnormal-seperti mimisan, bercak-bercak biru di kulit, serta rewel karena merasa nyeri pada tulang. Apalagi jika diraba perutnya terasa keras dan membengkak. Kadang-kadang ditemukan benjolan pada kulit, pembengkakan gusi, kelumpuhan otot wajah atau tungkai tanpa sebab yang jelas.

Penyembuhan
Dulu, kemungkinan penyembuhan leukemia sangat kecil, sehingga harapan hidup penderitanya sangat kecil pula. Setelah penyakit terdiagnosis, . banyak penderita yang hanya sanggup bertahan hidup selama 4 tahun atau lebih. Sebagian besar pasien meninggal pada saat sel kankernya masih sedans berada dalam fase akselerasi, atau periode awal saat sel kanker mengalami percepatan perkembangan.

Tapi sejak ditemukannya alat kemoterapi, harapan hidup pasien bisa diperpanjang sampai 8-12 bulan.

Meskipun hingga saat ini masih menjadi momok, namun leukemia atau kanker darah bukan lagi penyakit yang mengerikan. Penyakit yang beberapa tahun lalu bisa dikatakan vonis mati itu, kini bisa diobati, bahkan pengobatan bisa membuat pasien sembuh total.

Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi pengobatan kanker dengan memanfaatkan berbagai sitostatika (obat antikanker) yang ampuh memberantas sel kanker. Juga pengobatan dengan kemoterapi (penyinaran). Tapi masalahnya, obat sitostatika tidak hanya memberantas sel kanker. Sel-sel darah normal yang diproduksi dalam sumsum tulang turut pula terberantas. Akibatnya pasien bisa sangat rawan terhadap infeksi, perdarahan, maupun gangguan kesehatan umum.

Tujuan pengobatan pasien leukemia adalah meneapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemia. Untuk itu, penderita leukemia harus menjalani kemoterapi dan harus dirawat di rumah sakit.

Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik untuk mengatasi infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu.

Meskipun tingkat kemampuan obat anti kanker dalam memberantas sel yang tidak normal demikian tiriggi, tapi efek samping obatnya juga semakin besar. Maka, selama menjalani pengobatan dengan memanfatkan obat anti kanker,.pemantauan ketat efek samping obat terhadap organ lain tidak boleh putus. Organ yang berisiko terkena efek samping pengobatan antara lain : hati, jantung, dan ginjal. Untuk itu, di samping sitostatika, penderita diberi pula obat penangkal efek samping, tranfusi darah, antibiotika, serta makanan bergizi.

Efek Samping Pengobatan
Ada sejumlah efek samping yang mungkin terjadi akibat kemoterapi clan' pemanfaatan obat anti kanker:

1. Sel darah putih menurun (lekopenia) ; Penderita sangat mudah infeksi, akibatnya demam.
2. Sel darah menurun (anemia) ; akibatnya : lemah, pucat, cepat capai, pusing, nyeri dada dan respirasi meningkat. Hati-hati pada penderita yang memang sudah mempunyai kelainan jantung atau paru.
3. Sel trombosit menurun (trobositopenia) akibatnya : mudah berdarah, balk di bawah kulit (petechiea), saluran pencernaan (melena), saluran pernafasan (hemoptisis), maupun pembuluh darah otak (stroke). Hal ini diperburuk apabila penderita juga mendapat radiasi pada tulang-tulang yang membentuk sel darah.
4. Muntah; gelombang rasa muntah berasal dari area epigastrium, tengggorokan belakang dan seluruh abdomen. Muntah ini akan berlanjut menjadi lemah, pusing, pucat dan nafas cepat.
5. Diare; pengeluaran feses dengan frekuensi lebih cepat dari normal dengan konsistensi lunak atau cair, disertai rasa sakit perut atau tidak.
6. Kebotakan; hilangnya rambut temporer, walaupun dalam prosentase kecil ada yang permanen. Hal ini karena penghancuran inti sel basal dari folikel rambut, sehingga rambut rapuh dan mudah dicabut/rontok.
7. Dosis kemoterapi makin besar atau pemberian yang lama akan membuat lebih cepat rontok. Bulu-bulu tubuh lain yang tumbuhnya tidak terlalu cepat tidak terpengaruh oleh kemoterapi.
8. Ekstravasasi. Gejalanya radang hebat disertai nyeri. Apabila obat non vesicant akan sembuh dalam 1-2 hari. Reaksi kulit dan kuku; diakibatkan destruksi sel basal dari epidermis (sistemis) atau gangguan pada sel yang dilewati kemoterapi sepanjang vena. Kelainan ini spesifik untuk kemoterapi tertentu. Sistitis (radang kandung kencing); pada kemoterapi tertentu terjadi nyeri buang air kecil
9. Infeksi Vagina (mucocytis vaginalis); klinis nyeri pada vagina. Bahkan bisa sampai berdarah. Timbul hari ke-5 dan menghilang pada hari ke 10.
10. Gangguan rasa pengecapan; gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan difisiensi protein dan kalori. Gangguan tersebut bisa
sedikit berkurang atau hilang lama sekali, atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal.
11. Kardiomiopati; kerusakan otot jantung yang karena kemoterapi bersifat permanen.
12. Fibrosis paru; terjadi infiltrasi paru sehingga fungsi paru menurun
13. Nefropati asam urat; pecahnya sel kanker karena obat akan menyumbat ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.
14. lelah; rasa lemah dan energi menurun sehingga selalu ingin berbaring di tempat tidur dan tidak bisa berkonsentrasi.
15. Reaksi hipersensitif; adalah efek samping yang sangat berbahaya, mulai fase ringan sampai berat dengan tanda-tanda shock.

Macam leukemia
Leukemia Limfositik
Ini dapat berakibat fatal Sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit, pada LLA berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang. LLA merupakan leukemia yang paling Bering terjadi pada anak-anak. Sel leukemia jenis ini bisa muncul di otak, dan buah zakar. Untuk membunuh sel-sel ini biasanya dilakukan dengan kemoterapi dan tempi penyinaran selama beberapa minggu.

Leukemia Mieloid Akut
Sel mielosit yang dalam keadaan normal berkembang seharusnya menjadi granulosit. Tapi pada penderita LMA, sel mielosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang. Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada dewasa.

Sel-sel leukemia tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya, lalu melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.

Leukemia Limfoasitik Kronis
Ini ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah s.atu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas. Pertumbuhan dan perkembangbiakan sel ini Bering ditemukan pada kelenjar getah bening. Tapi dalam perkembangannya sel leukemia ini bisa masuk ke organ lain dengan memanfaatkan aliran darah ke hati dan limpa. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Akibatnya, kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Bahkan, karena serangan sel ini, sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, justru seringkali menjadi salah arch dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.

Leukemia Mielositik Kronis
Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh perubahan sel darah putih dalam sumsum tulang menjadi ganas. Sehingga menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal. Pada LMK, selselnya terdiri dari sel yang sangat muda sampai sel yang matang. Sedangkan pada LMA hanya ditemukan sel muda. Granulosit leukemik selain menggeser sel-sel normal di dalam sumsum tulang dan seringkali menyebabkan terbentuknya sejumlah besar jaringan sel tumor ganas yang bergantung pada sumsum tulang normal.

Dalam perjalanannya, semakin banyak granulosit muda yang masuk ke dalam aliran darah dan sumsum tulang (fase akselerasi). Alhasil ketika fase tersebut berlangsung, pasien mengalami anemia (kurang darah) dan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit).

Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan

0 komentar: