Asam Urat Mulai Mengancam Pria!
Lebih dari lima tahun, Deni (40 tahun) sering mengalami rasa pegal dan nyeri, yang biasanya hilang setelah dipijat atau dibalur dengan obat gosok. Memang selang beberapa saat, rasa tersebut berkurang. Namun kembali muncul dan semakin parah, dengan rasa pegal dan nyeri hampir di seluruh persendian. Sayangnya Deni tidak menyadari penyakit yang dideritanya. Sampai akhirnya ia memutuskan ke dokter dan melakukan pemeriksaan darah. Saat itu ia baru mengetahui bahwa rasa nyeri yang ia rasakan adalah akibat tingginya kadar asam urat (10mg/dl), padahal kadar normal asam urat adalah 3.4-7mg/dl (pria) dan 2.4-5.7mg/dl (wanita).
Apakah sebenarnya asam urat dan bagaimana bahayanya?
Asam urat/gout/pirai dikenal sejak zaman Yunani kuno, sebagai penyakit orang kaya. Gout sendiri berasal dari bahasa Latin: “guttan” yang berarti tetesan, karena diduga berasal dari tetesan racun yang jatuh satu per satu pada persendian. Tingginya kadar asam urat yang ditemukan dalam darah penderita gout sendiri sebenarnya baru diketahui pada abad ke-18, berdasarkan penelitian Sir Alfred Garrod melalui isolasi asam urat dari batu ginjal. Hingga kini, gout sering disebut penyakit asam urat atau arthritis gout yang merupakan salah satu jenis penyakit rematik atau radang sendi.
Apakah itu Asam Urat?
Asam urat merupakan bagian normal dalam darah dan urin, tepatnya hasil pemecahan sel tubuh. Setelah sel tubuh mati, maka purin yang terdapat dalam inti sel akan mengalami metabolisme lanjutan, dengan hasil akhir asam urat dan akan dikeluarkan tubuh melalui ginjal.
Pada metabolisme normal, kadar asam urat selalu diatur dalam batasan normal. Asupan makanan yang terlalu banyak mengandung purin, kelainan metabolisme tubuh seperti pemecahan sel yang terlalu banyak (dengan prevalensi penderita 20-30%) atau adanya kelainan fungsi ginjal (dengan prevalensi 75%) dapat menyebabkan kadar asam urat meningkat.
Selain itu, penyakit asam urat juga dapat terjadi akibat obesitas dan komplikasi penyakit diabetes melitus, hipertensi dan arteriosclerosis (penyempitan pembuluh darah oleh kolesterol jahat), yang dapat merusak pembuluh darah dan syaraf pada organ tubuh, termasuk ginjal. Dengan rusaknya ginjal, maka sistem pengeluaran asam urat pun menjadi terganggu, sehingga kadarnya meningkat.
Pria Lebih Beresiko?
Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya, sekitar 40% penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun mengalami keluhan nyeri sendi dan otot seperti pada gout arthritis. Angka ini meningkat dari tahun ke tahun, yang tidak saja didominasi oleh usia lanjut, tapi juga diderita kaum muda.
Penyakit gout paling banyak diderita oleh kelompok usia produktif antara 30-50 tahun, dan didominasi pria, mungkin termasuk Anda!
Bagaimana Gejalanya?
Pada stadium awal, penyakit gout ditandai oleh hiperurisemia asimptomatis. Pada stadium ini, kadar asam urat meningkat tanpa disertai arthritis (rasa nyeri), tofi (endapan keras seperti batu karang) dan batu ginjal.
Sedang pada stadium selanjutnya, penderita asam urat akan mulai merasakan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan rasa panas pada sendi kaki. Serangan akan hilang sendiri dalam waktu ±10 hari atau ±3 hari (jika diberi obat).
Jika hal ini terus dibiarkan, maka dalam waktu kurang lebih 1-2 tahun, penderita akan merasakan interval serangan yang bertambah pendek. Lalu terbentuk tofi atau terjadi perubahan bentuk pada sendi yang tidak dapat kembali ke bentuk semula, dengan rasa sakit yang lebih hebat. Inilah yang disebut arthritis gout kronis.
Endapan kristal natrium urat yang berlebihan dan mengendap pada persendian, selain menimbulkan nyeri dan linu juga dapat menyebabkan tubuh sulit bergerak. Selain itu pengendapan ini dapat pula terjadi pada pembuluh darah jantung dan ginjal. Komplikasi terakhir inilah yang paling berbahaya, karena adanya endapan kristal natrium urat pada ginjal dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat yang sering disebut batu ginjal.
Bagaimana Pencegahannya?
Kendalikan gout/asam urat dari sumber penyakit itu berasal. Pola makan tidak sehat yang menjadi sumber penyakit degeneratif sebaiknya mulai dihindari. Berikut tips singkat yang dapat Anda jalankan:
1. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir dan olahannya (permen atau kue yang terbuat dari gula pasir), yang dapat beresiko terhadap peningkatan kadar asam urat serum.
2. Hindari makanan tinggi lemak (kacang, gorengan, margarin, mentega dan makanan bersantan), yang dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
3. Hindari konsumsi makanan berlebihan yang beresiko terhadap obesitas dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori tubuh. Ingatlah bahwa obesitas merupakan salah satu faktor resiko terjadinya asam urat!
4. Minum air putih minimal 2.5 liter (10 gelas) per hari untuk membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
Jadi untuk sumber makanan berprotein yang sangat disarankan bagi penderita asam urat, Anda dapat memilih susu, keju dan telur. Namun hati-hati dengan kadar lemaknya! Pilihlah yang rendah lemak.
Selain tips pola makan sehat di atas, berolahraga teratur akan membuat tubuh Anda selalu tampil bugar dan sehat. Berarti untuk mencegah penyakit asam urat dan komplikasinya, Anda cukup menjalankan pola hidup sehat, bukan?
Artikel lainnya di Analisis Dunia Kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar