Jumat, 13 Juni 2014

Mengenal rhesus pasangan anda adalah PENTING


Mengenal rhesus darah sangat penting terutama bagi anda para wanita yang telah menikah dan ingin segera punya anak. Hal ini karena perbedaan rhesus darah antara ibu dengan janin dapat membahayakan janin.

Beda rhesus positif dan rhesus negatif
Rhesus positif memiliki antigen (karbohidrat dan protein) dalam darah, sebaliknya rhesus negatif tidak memilikinya. Kebanyakan orang Indonesia termasuk dalam ras Asia, yang cenderung memiliki rhesus positif. Di seluruh dunia, orang yang memiliki rhesus negatif sangat sedikit sekali, sehingga sulit untuk menemukan pendonor darah yang berjenis darah sama. Rhesus negatif biasanya sering dijumpai pada orang-orang dengan ras Kaukasian (kulit putih).

Menikah beda rhesus
Permasalahan akan muncul saat anda mempunyai rhesus negatif kemudian menikah dengan laki-laki yang mempunyai rhesus positif. Perbedaan inilah yang memicu terjadinya ketidakcocokan rhesus antara ibu dan bayi, di mana hal ini sangat berbahaya sekali bagi bayi. Tubuh ibu yang mempunyai rhesus negatif akan memposisikan hadirnya janin sebagai ‘benda asing’, apalagi jika rhesus dari si janin berbeda.

Ayah Rh + Ayah Rh -
Ibu Rh + Janin Rh +
Tidak bermasalah Janin Rh +
Tidak bermasalah.
Ibu Rh - Janin Rh +
Akan timbul masalah karena beda dengan ibu. Janin Rh –
Tidak bermasalah.
Secara alamiah, tubuh ibu akan bereaksi dengan cara merangsang sel darah merah berbentuk zat antibodi (antirhesus) untuk melindungi tubuhnya sekaligus memerangi ‘benda asing’(janin) tersebut. Hal inilah yang menimbulkan antirhesus (penghancuran sel darah merah) / hemolitik. Apa akibatnya? Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian janin di dalam rahim, ataupun jika si bayi lahir, maka kemungkinan besar ia akan menderita anemia, hati bengkak, kuning (jaundice), hingga gagal jantung.

Bahaya pada kehamilan kedua
Ketidaksamaan rhesus antara janin dan ibu tidak mengakibatkan bahaya yang signifikan pada kehamilan pertama. Hal ini karena kemungkinan terbentuknya zat antibodi atau antirhesus pada kelahiran pertama tidak begitu besar. Katakanlah sampai terbentuk, maka jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga bayi pertama bisa lahir dengan sehat.

Pembentukan zat antirhesus benar-benar akan menguat saat proses persalinan atau keguguran kehamilan pertama. Selanjutnya, 48 hingga 72 jam sesudah persalinan atau keguguran, tubuh ibu akan dirangsang kembali untuk memproduksi zat antirhesus jauh lebih banyak lagi. Hal inilah yang membuat kehamilan kedua lebih berisiko daripada kehamilan pertama karena zat antirhesus yang semakin kuat tadi akan menembus plasenta dan juga menyerang sel darah merah janin. Otomatis ini sangat berbahaya bagi janin.

Namun yang perlu diketahui adalah kadar antirhesus/antibodi setiap ibu tidaklah sama. Ada yang rendah, dan ada juga yang tinggi. Yang berbahaya adalah jika kadar antibodinya tinggi. Pada kondisi ini, janin harus dipantau menggunakan alat ultrasonografi. Dokter akan memantau permasalahan pada pernapasan, peredaran darah, cairan paru-paru, ataupun pembesaran hati yang merupakan beberapa gejala dari penderitaan bayi akibat sel darah merah yang rendah.

Yang harus dilakukan

Anda disarankan untuk memeriksa kesehatan sebelum menikah karena hal ini berguna pada kasus-kasus penyakit genetik seperti ini. Jika anda belum sempat memeriksakan kesehatan darah termasuk rhesus sebelum menikah, segera lakukan pemeriksaan ketika anda hamil.
Jika rhesus anda berbeda dengan suami, konsultasikan ke dokter. Dokter dapat memberikan tindakan pencegahan dari terbentuknya zat antibodi/antirhesus dengan obat RhoGAM (anti-rhogama globulin) atau Rh Immunuglobulin. RhoGAM akan disuntikkan di usia kehamilan 28 minggu dan juga saat persalinan.
Jika ibu mempunyai rhesus negatif atau perbedaan golongan darah antara ibu dan janin baru diketahui saat usia persalinan, maka suntikan RhoGAM pada ibu sebaiknya diberikan selambat-lambatnya 72 jam setelah persalinan. RhoGAM hanya efektif selama 12 minggu, sehingga bila lewat waktu tersebut, anda harus segera mendapat suntikan kembali dengan tujuan agar tidak ada permasalahan di kehamilan berikutnya.


Posted via Blogaway

0 komentar: